Ayo jawab!
|
|
|Pagi ini untuk formalitas kita anggap saja cuaca sedang terang dengan mentari yang sedang menyapa. Tepat jam tujuh kurang lima belas menit, Azell duduk di meja makan sendirian, entah kemana perginya Dhito dan kakak-kakaknya yang lain. Kedua orangtuanya pun belum terlihat, tumben sekali.
Tak lama ada bau-bau neraka yang sangat menyengat penciuman Azell, dan dapat ia lihat Bara mulai menghampiri; duduk di seberangnya dengan wajah tak berekspresi.
"Kak Dhito lagi ada ujian praktek di Rumah Sakit jadi udah berangkat tadi pagi-pagi banget. Nanti berangkat sama Kakak, sekarang makan."
Azell ingin mengajukan beberapa pertanyaan namun urung dikarenakan muka Bara yang terlihat tidak bersahabat. Keduanya pun memilih untuk makan daripada bacot.
Belum ada dua menit, namun Azell sudah lebih dulu meletakkan alat makannya dan mendorong piringnya sedikit menjauh.
"Azell udah, ah," ucapnya yang langsung membuat Bara menatap isi piring Azell lalu menatap Azell sendiri bergantian.
"Engga. Azell bahkan belom makan setengahnya."
"Tapi Azell kenyang, Kak." Azell mulai membantah karena ia sudah sangat kenyang sungguhan. Rasanya tidak sanggup kalau harus menghabiskan makanannya, namun Bara tetap memaksa disertai dengan pelototan andalannya.
"Kalo makanan Azell ngga abis, Azell ngga usah sekolah hari ini," ancam Bara.
Azell mulai bergemuruh. Matanya mulai berair, raut wajahnya sendu seketika. Bara melihatnya dan dia mencoba tidak berempati atas itu.
"Kakak cuma minta abisin makanannya, Zell, bukan nangis. Kakak ngga ngapa-ngapain Azell, loh. Atau mau Kakak pukul dulu?"
Isakan demi isakan sudah mulai terdengar setelah Bara menyelesaikan kalimatnya. Demi Tuhan Azell takut Bara akan memukulnya sungguhan, tapi perutnya sudah terasa penuh, bagaimana caranya ia bisa menghabiskan sarapannya.
Padahal Bara juga hanya mengancam saja, tak betulan akan memukul adiknya. Eh malah si bocilnya nangis. Asal kalian ngga lupa aja ya, Azell menangis adalah hal yang dibenci Bara. Emosinya bakal nanjak dalam hitungan detik kalau itu terjadi.
Maka satu gebrakan meja yang cukup keras sukses membuat tangisan anak itu makin menjadi.
Setelahnya Bara mulai beranjak, meraih piring milik Azell.
"Buka mulut kamu," perintahnya dengan mutlak, terdengar enggan dibantah, tapi Azell tetap menutup rapat mulutnya sambil menggelengkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY BROTHER [END]
Randomhanya sedikit cerita tentang kegilaan seorang kakak kepada adik laki-lakinya. ;Not BXB just Brothership 17+ Bijaklah dalam memilih bacaan⚠️ start: 28 Mei 2022-16 april 2024