"Waktu tak mau menunggu manusia."
Enjoy.....
"Kakak seneng akhirnya bisa tinggal sama kamu. Liat senyum kamu lagi, Kakak ngerasa jauh lebih baik." Suara Rangga kembali menyapa Azell yang kini sedang duduk diantara kedua pahanya yang terbuka.
Azell tidak tau sudah berapa lama ia tidur, yang jelas saat ia bangun, semua sudut yang ia tempati nampak sangat asing. Dan di rumah sebesar ini, hanya ada dirinya dengan Rangga saja.
Suara televisi besar di depan mereka berdua seolah tak ada gunanya. Azell hanya dibuat pusing oleh kata demi kata yang keluar dari mulut Rangga. Terlalu melantur, terlalu tidak nyambung walau Azell sudah mencoba memikirkannya teramat keras.
"Setelah kamu pergi, Papa sama Mama nyalahin Kakak. Dan sekarang kalo mereka liat kamu, mungkin mereka bakal seneng, dan... mungkin keluarga kita bakal utuh kayak dulu, Dek," katanya.
Tubuh Azell direngkuh dari belakang, pundaknya merasakan sedikit adanya beban karena memang Rangga menyandarkan kepalanya di sana. Azell bergeming, tidak tau harus apa dan berkata apa. Dua hari bukan waktu yang sebentar buat Azell tinggal dan mendengarkan kalimat-kalimat yang tidak dimengertinya. Azell ingin pulang, ingin bertemu Dhito, namun dia takut jika Rangga akan memarahinya jika ia minta pulang.
Dengan kaku, tangan kecil Azell mengusap tangan berurat Rangga yang melingkar di depan perutnya. Anak itu sedikit merasa geli saat napas hangat Rangga menyapu lehernya.
"Sebentar, ya...Azell mau makan?" tanya Rangga mengerti sekali jika Azell merasa tidak nyaman dengan perilakunya. Lalu ia melepas pelukannya, mencium pipi Azell dengan gemas sebelum mengangkat anak itu untuk didudukkan di sampingnya.
"Azell mau apa, hm?"
Yang ditanya hanya menunduk, memainkan ujung kemeja kebesaran milik Rangga yang tengah ia kenakan. Sedikit menimang apa sebaiknya ia mencoba untuk bilang pada Rangga kalau sebenarnya dia ingin balik ke rumah.
"A-azell mau pu--"
Suara Azell terhenti karena seseorang membuka pintu dan kini menatap mereka penuh tanya. Wanita dengan rambut panjang, mengenakan celana jeans yang robek di bagian paha, dipadu dengan kemeja polos berwarna putih yang dua kancing teratasnya dibuka. Dan entah kenapa atmosfer ruangan itu kini berubah.
"Mama ngerokok lagi?" tanya Rangga, dan Azell juga mencium aroma rokok setelah kehadiran wanita yang jika dilihat-lihat mungkin umurnya sudah mau lima puluh, tapi sangat tidak terlihat setua itu karena wajahnya yang awet muda.
"Ini siapa?" tanpa mengindahkan pertanyaan Rangga, wanita itu memilih balik bertanya. Azell yang ditunjuk kembali menunduk, sedikit takut dengan ekspresi wajah yang terkesan galak dari wanita ini.
"Mama lupa? Sama anak sendiri? Ini Kenzi, Ma."
Dia berdecak, tertawa sarkas setelahnya sebelum kembali menatap Rangga dengan datar. Dilihat dari wajahnya, wanita ini sudah sangat jengah dengan tingkah putranya ini.
"Kamu harus stop, Ga. Kamu ngga bisa kayak gini terus." Pangkal hidungnya ia pijat dengan wajah lelah, "lagi, ini anak siapa?? Kamu jangan gila, Rangga. Orang tuanya pasti nyariin sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY BROTHER [END]
Randomhanya sedikit cerita tentang kegilaan seorang kakak kepada adik laki-lakinya. ;Not BXB just Brothership 17+ Bijaklah dalam memilih bacaan⚠️ start: 28 Mei 2022-16 april 2024