Ayo difolllow biar hidup makin berkah..
"Ini Papa, Zell, kamu lupa?"
Pertanyaan itu lagi-lagi terlontar, membuat Azell pening. Tentu saja ia tidak lupa, dan tidak akan pernah. Nikolas Adiyudan, pria yang saat ini di hadapannya adalah papa kandungnya. Tapi ia masih tidak percaya karena Bara bilang jika papanya sudah meninggal. Hal itu juga yang membuat ia takut, jika papanya sudah tiada lalu yang di depannya ini siapa? Hantu? Ayo jawab!
"B-bukan...papa udah meningg---"
"Ini Papa, Zell! Jangan dengerin kata Kak Bara!"
Dengan gemas setengah emosi, Nikolas segera menghampiri anak itu, memegang sisi bahunya dan bicara dengan penuh penekanan.
"Papa masih hidup. Jangan pernah ngomong kayak gitu lagi. Ngerti?"
Azell dibuat menunduk, tak sanggup menatap mata tajam itu terlalu lama. Lalu tubuhnya kembali bergetar, ia menangis lagi. Ia merasa tertekan untuk mengingat sesuatu yang padahal tidak pernah ia lupa, tapi di pihak lain ada yang menyuruhnya melupakan sesuatu yang bahkan terlalu mustahil untuk dilupakan. Membingungkan, berada ditengah-tengah orang dewasa memang anjing banget.
Tapi kalau boleh jujur, sedikitpun Azell tidak merasakan rindu pada Nikolas. Saat Azell umur empat tahun, Nikolas pergi dari rumah, mamanya pun sama; rumah tangga mereka hancur. Tapi Azell tetap bahagia, ia tidak merasa kekurangan kasih sayang dari orangtuanya. Dhito dan Bara sudah cukup memberikan itu semua.
Lagipula anak empat tahun mana yang akan diberitahu kalau orangtuanya bercerai. Sampai sebesar ini pun, Azell hanya diberitahu kalau papanya sudah meninggal dan mamanya tinggal di luar negeri. Itu saja dan Azell percaya. Ia sama sekali tidak memusingkan hal itu karena hidup cuma sekali bos.
"K-kak Dhito juga bilang gitu. Mereka...ngga mungkin bohong," ucapnya lirih dengan sesegukan.
"Itu bohong! Denger--" Nikolas beralih memegang kedua sisi wajah Azell agar anak itu mendongak menatapnya. "Mereka bilang gitu karena mereka benci sama Papa."
Azell menggeleng, tangan kecilnya mencoba menyingkirkan tangan besar milik Nikolas dari wajahnya yang basah.
"Azell juga b-benci." Azell menyedot ingusnya, "Papa Azell badannya bersih. Ngga ada gambar-gambar seremnya kayak gitu," ujarnya lalu sambil menunjuk tato-tato pada tubuh Nikolas. "Ini bukan Papa."
Nevan yang sedari tadi memperhatikan, hanya dibuat menghela napas. Nikolas pun sedikit terkekeh, anaknya ini masih saja polos seperti waktu masih anak-anak. Mau Azell tapi heran.
Tapi memang tato nya ini banyak dan gambarnya seram, ada juga gambar wanita telanjang yang payudaranya disangga kedua tangan lelaki dari samping kanan dan kirinya. Di lehernya juga ada gambar kobaran api yang merambat sampai tulang selangka. Dan masih banyak lagi. Itu sungguh mengganggu penglihatan.
"Ini nanti hilang, kok, kalo mandi," bohong Nikolas. Azell percaya saja. Tangisannya sudah mereda, namun jantungnya dibuat jedak-jeduk tak karuan saat tubuhnya digendong secara tiba-tiba oleh lelaki itu.
Pria itu mendekap Azell erat sambil menggoyangkan ke kanan kiri dengan perasaan senang. Akhirnya dia bisa bertemu Azell juga setelah sekian lama.
"Papa kangen banget sama kamu."
Azell diam saja membiarkan tubuhnya digoyang-goyangkan, tak berniat membalas pelukan itu, lebih memilih menatap Nevan yang kini tengah tersenyum penuh arti melihat peristiwa ini, sedangkan Azell sedang tertekan karena badannya digencet. Kasian Azell:)
"Kamu nginep dulu di sini, ya? Besok Papa anter pulang."
Itu terdengar bukan pertanyaan gasi? Lebih ke pokoknya mau ngga mau harus mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY BROTHER [END]
Randomhanya sedikit cerita tentang kegilaan seorang kakak kepada adik laki-lakinya. ;Not BXB just Brothership 17+ Bijaklah dalam memilih bacaan⚠️ start: 28 Mei 2022-16 april 2024