Esok harinya pada hari minggu yang rada mendung ini berhasil memberi rasa bosan yang sangat. Di hari libur, malah Azell bingung mau melakukan apa, demamnya sudah hilang berkat Dhito yang sampai begadang demi mengompres dahinya dengan air es. Alhasil kakak pertamanya itu belum bangun sampai pukul sepuluh pagi.
Azell hanya berguling di karpet berbulu sambil menonton kartun di TV, sedang di shofa sebelahnya ada Nevan yang tengah berkutik dengan laptopnya, sok sibuk sekali bujang obses itu.
"Dek," panggil Bara yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih setengah basah.
Suara Bara belum cukup mengalihkan perhatian Azell nampaknya. Anak itu sibuk menirukan suara Masha yang sedang memanggil beruang.
Bara mengeraskan rahangnya untuk berusaha tidak emosi kan.
"Azell!"
"A-ah iya Kak.." Azell terperanjat dan langsung bangkit dari kubur untuk menatap kakaknya selama tiga detik.
"Biasa aja kali manggilnya! Lo kalo ngga nyolot ngga bisa, ya?!" Nevan menyaut dengan sebal. Laki-laki itu sungguh membenci Bara ketika dia sudah mulai naik suara saat bicara pada Azell. Nevan tak suka Azell ketakutan, Nevan benci ketika Azell nangis.
"Lo diem." Bara menunjuk muka bara pake kakinya kan. Terus balik natap muka Azell yang sedang memainkan kuku-kukunya. "Azell, ikut Kakak ke alfa bentar."
"T-tapi, Azell lagi nonton..."
"Emang Azell punya pilihan? Ayo." Tanpa menunggu persetujuan yang sebenarnya tidak perlu, Bara lekas menarik tangan Azell begitu saja. Azell berjalan terseok-seok sembari menatap TV dengan berkaca-kaca.
Nevan sebenarnya mau nolongin, tapi tugas dia juga penting. Deadline besok, dan dia belum menulis apapun.
Dan mereka berdua sampai di alfa dengan selamat, Azell membuntuti Bara di belakang memperhatikan kakaknya yang nampak sedang bingung menatap rak bagian keperluan laki-laki. Sudah hampir empat menit mereka berdua berdiri di sana. Azell dilanda bosan, ia menguap lebar sebelum berjalan ke arah kanan dimana ada banyak sekali macam minuman dingin di sana.
Azell terkagum sebentar, lalu dibuat terkejut saat bahunya ditepuk kencang sampai dahaknya hampir keluar. Ia menengok, dan,
"Rayna???"
"Wahhh Azell kangennnn~~"
Tanpa menunggu lama untuk mereka saling berpelukan. Sudah tak terhitung berapa bulan mereka tidak bertemu. Sungguh, Azell merindukan sosok gadis selawak Rayna disampingnya.
"Kok Ray bisa di sini?"
Rayna menjawab dengan antusias, "lo tau ngga? Hobby gue yang tersembunyi?"
"Apa tuch."
"Menjelajahi seluruh alfa di muka bumi, dan ini adalah alfa terajaib karena gue bisa nemuin muka lo kek omaygaatt!"
Azell tertawa, tertawa khas anak kecil yang selalu disertai tepuk tangan kegirangan.
"Terus sekarang mau beli apa?"
"Sini deh." Tangan Azell digandeng, dituntun ke jalan yang lurus dan mereka berhenti dihadapan kulkas kaca besar berisi ratusan macam minuman.
"Waahhh.." Azell ber 'wah' ria untuk kedua kalinya.
"Ini nih, Zell, tempat yang berhasil bikin manusia kesulitan menentukan pilihan."
Anak itu mengangguk-angguk saja padahal bingung juga dia. Akhirnya Rayna berjongkok, disusul oleh Azell.
"Lo harus cobain ini deh, Zell," tunjuk Rayna pada satu kaleng minuman soda berwarna merah yang asal kalian tau, Azell belum pernah menelan minuman seperti itu seumur hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY BROTHER [END]
De Todohanya sedikit cerita tentang kegilaan seorang kakak kepada adik laki-lakinya. ;Not BXB just Brothership 17+ Bijaklah dalam memilih bacaan⚠️ start: 28 Mei 2022-16 april 2024