Kejutan untuk Lana

4K 37 2
                                        


Pras sedang makan kue yang dibawakan Teni, ternyata itu adalah Putu mayang, Pras baru tahu kalau Teni suka dengan makanan jadul ini. Saat Yuda ke luar dari makan mandi, Pras segera menanyakan apa yang sedari tadi dia simpan untuk Yuda, "Kamu tahu kalau Teni sakit, Yud?"


Yuda yang sibuk dengan rambut basahnya, mengangguk, "Bawaan lahir, kalau lelah suka pingsan, umurnya juga endak lama, untung pinter, jadi pekerjaannya bagus."


"Dia pacarmu, to?" Pras sengaja langsung menodong begitu.


"Enak saja!" Yuda menyampirkan handuk di tempatnya, berganti dengan sisir, dan berdiri di depan cermin yang menggantung di dinding samping lemari, "Pacarku namanya Nita." meski belum pernah melihat gadis bernama Nita yang dibicarakan Teni, Yuda sudah mengaku, dia tak ingin hubungannya dengan Teni diketahui oleh Pras.


"Nita? Anak mana? Aku belum pernah melihatmu dengan gadis lain, apa lagi ... aku mendengar kamu dan Teni ... ." Pras enggan melanjutkan kalimatnya.


Yuda mengangkat alis, meski tahu apa yang dipikirkan Pras saat ini, Yuda setengah acuh, benar-benar tak ingin kelihatan kalau dia memang bermain dengan Teni di mana pun ada kesempatan.


"Lupakan saja. Aku mandi dulu." Pras segera mengambil handuk, dia baru tiba di kosan saat Yuda mandi tadi.


"Aku ke luar dulu, kalau mau makan beli saja dulu, aku mungkin makan di luar." Yuda membawa kunci motor, dia akan ke rumah Teni dan mengajak Teni menemui Nita, cepat atau lambat Nita harus segera di genggaman sebelum Pras banyak tanya.


***


Pras bangun seperti biasa, bersiap, dan berangkat ke pabrik. Yuda masih di belakang, pulang terlalu malam membuat Yuda terlambat bangun meski tak sampai jam absen. Dari jauh Pras melihat Teni, ingat akan janjinya kemarin, dia pun tersenyum dan mengangguk sebagai sapaan, Teni terlihat membawa kotak bekal, perasaannya mulai tidak enak.


"Yuda di mana, Pras?" tanya Teni sebelum benar-benar sampai di depan Pras.


"Aku tadi berangkat dulu, Yuda di belakang, aku harus menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda, ada truk yang datang terlambat kemarin."


Teni mengangguk, "Aku ke kantor dulu, dadah." Teni juga banyak pekerjaan hari ini.


Pras jadi bingung, bukankah Teni mengatakan kalau mencintainya? Kenapa sangat acuh? Seolah Teni yang ini dengan yang kemarin berbeda. Pras pun menggeleng, jangan sampai dia malah memikirkan Teni, bukan Lana.


Sedangkan Lana...


Hari ini ke rumah mbok Sri, membawa bingkisan yang diberikan Ari kemarin, setelah membukanya semalam, Lana merasa tidak perlu karena mi dan minyak juga masih banyak.


"Kenapa? Mamak Pras itu tandanya masih memperhatikanmu, kalau kamu tolak begini, kalau dia tahu? Hatinya terluka, to?" mbok Sri tahu semua sejarah tentang Pras dan Lana.

Malam KemarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang