🔞🔞🔞
Warning:
Mentioning VCT Interview (Please read the A/N!)
🔞🔞🔞
Gadis tahu Luki sedang memperhatikannya jauh sebelum menu sarapan tersaji di atas meja. Tatapan pria itu begitu intens, seperti sebuah kuncian yang membuat orang normal menjadi salah tingkah. Namun, berbeda dengan manusia normal pada umumnya, Gadis justru senang dilihat oleh si Tampan yang menguarkan bau harum hingga seisi dapur itu.
Kalau biasanya, orang-orang yang sedang diperhatikan cenderung akan memperkecil ruang gerak dan ingin sejauh mungkin dari si penonton, Gadis berbeda. Khusus untuk pria satu itu Gadis bersedia all-out.
Semua gerakan Gadis dilakukan dengan berlebihan.
Untuk mencicipi sop di panci saja dia harus menyibak helai rambutnya memperlihatkan lehernya yang jenjang, kakinya sedikit ditekuk, dan cara menyicip rasa dengan mengecap bibir bak memakai lipstik. Tentu saja setelah rasa sopnya pas akan ada desah manja yang terdengar riang. Lalu saat menyajikan piring di meja, tubuhnya agak condong. Kaus yang dipakainya dia tarik agak maju sehingga saat menunduk, siapapun yang berada di depannya—yang saat itu tentu saja ada Luki—bisa melihat dadanya menggantung.
Sepasang mata tajam itu ibarat sebuah kamera dan Gadis harus selalu siap untuk dipotret.
"Emangnya puas ngeliatin doang?" tanya Gadis karena tidak kunjung mendengar atau melihat Luki bereaksi. Pria itu benar-benar seperti sebuah kamera; merekam semuanya dalam diam.
Sambil mengapit dadanya dengan lengan, Gadis berdeham. "I don't mind getting free massage before breakfast."
Satu alis Luki terangkat—dan akhirnya!!!—pria itu bereaksi dengan memutar matanya.
"Itu kaos gue," ujarnya sebelum menyendokan nasi ke piring.
Otomatis Gadis menunduk untuk menatap kaus yang dipakainya. Kaus putih yang bergambar logo 'Jakarta-Lombok; ULILA Field Trip 2018' itu didapatkan Gadis di tumpukan baju yang belum disetrika. Semua kaus tidur miliknya sedang dicuci, makanya dia memutuskan memakainya.
"Iya, ini punya lo. Nggak apa-apa kan gue pake? Udah dekil gini."
Jawaban Gadis membuat sudut bibir Luki berkedut, tetapi pria itu tidak melanjutkan. Piring yang baru diisi nasi diberikan pada Gadis.
"Abis pake barang gue, cuci," perintahnya ketika meraih satu lagi piring untuknya.
"Hari ini gue mau ke puskesmas," cerita Gadis sambil mendudukan diri di hadapan Luki. "Bukan yang di dekat sini, agak jauh. Di sana katanya tetap melayani poli VCT dan nggak perlu booking atau PCR segala. Lagian kalo nunggu jadwal dokter di rumah sakit, gue nggak bisa."
"Kenapa nggak bisa?"
Gadis tersenyum hingga menunjukan deretan giginya. "Gue kan mau cepet-cepet bisa olahraga lagi sama lo."
"Mau gue anter?" Luki bertanya dan memilih tidak meladeni. Dari ekspresinya sudah terbaca bagaimana dia terlihat kenyang dengan segala omongan Gadis.
Gadis masih senyam-senyum dan asyik memperhatikan bagaimana Luki menyantap sayur sop dan telur dadar yang dibuatnya. Baguslah, hari ini dia tidak berkomentar apa-apa tentang rasa masakan dan hanya diam menikmati setiap suap yang disantapnya.
"Nggak usah, gue bisa sendiri. Lagian lo kan mau jaga, Luk."
"Bisa izin telat."
"Janganlah!" tegas Gadis sambil memotong telur dadar dan meletakan di piringnya sendiri. "Kasian yang jaga malem. Mereka udah capek-capek semaleman kerja, pas jam pulang kan mau langsung cabut. Coba lo bayangin ... " tangannya menyendok sop ke mangkuk " ... lo ada di posisi yang jaga malem, terus yang shift pagi dateng telat, nyebelin, 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Food Is Too Spicy
Чиклит[Completed] [21+] [Chicklit / Romance / Medicine] [Konten eksplisit sudah dihapus] Start: 01/04/2022 Finish: 11/09/2023 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 "Jangan ngeliatin gue kayak gitu!" "Kayak apa?" "Kayak ... kayak lo kenal gue luar dalem!" "Lucu, ya? We slept tog...