Spicy Level: 37

13K 1.2K 69
                                    

Luki masih tertidur lelap meskipun suara di dapur berisik bukan main.

Jangankan suara wadah plastik dan tutup panci yang jatuh, ketika Gadis masuk ke kamar untuk mempersiapkan rencana makan malam saja pria itu tidak berkutik. Tetap anteng dengan posisi meringkuk seperti kepompong di bawah selimut.

Bicara tentang makan malam, Gadis ingin menebus makan siang yang gagal tadi. Memang tidak sepenuhnya gagal karena masakan yang dibuat oleh Laddi terbukti sangat enak dan Gadis menikmatinya. Hanya saja, Gadis masih belum bisa mengungkapkan betapa senangnya dia sejak peristiwa semalam.

Untuk itu dia bertekad menjadikan makan malam kali ini sempurna. Baiklah, mungkin kata 'sempurna' terlalu berlebihan, tetapi minimal bisa membuat Luki terkesan.

"I'm done!" seru Gadis ceria sambil menatap pantulan dirinya di depan meja rias. Dia memiringkan kepala, memeriksa riasan serta tatanan rambut, lalu berdiri di hadapan cermin seukuran tubuh untuk memeriksa dress selutut berwarna kuning pastel yang melilit di tubuhnya.

Setelah bersiap-siap, Gadis menenteng heels hitamnya ke dapur untuk melakukan finishing. Memastikan hidangan utama sudah siap, pencuci mulut sudah beku, dan meja makan yang semula memiliki banyak kursi kini hanya punya dua yang ditata berseberangan.

Tangan Gadis meraih pemantik elektrik dan mulai menyalakan lilin pada dekorasi bunga di tengah meja. Gadis merasa beruntung karena semua yang dia butuhkan ada di rumah itu, sehingga dia tidak harus panik karena belum punya ini-itu. Mungkin, kalau ada waktu luang di kesempatan lain dan Luki sedang tidak di rumah, Gadis bisa menemukan peti harta karun peninggalan keluarga yang tersembunyi di gudang. 

"Perfect!" puji Gadis setelah mengabadikan tampilan meja makan yang telah dia dekorasi menggunakan ponsel. Tidak lupa dia berpose seorang diri lalu mengirimkan foto itu pada Pap.


| Me: I did it by myself!
| Me: rate it from 1 to 100?


"Ngerayain anniv ke berapa lagi ini?"

Gadis bergidik saat mendengar suara parau dari belakangnya. "You—"

Bukan hadirnya Luki yang membuat Gadis terpana, tetapi penampilan pria itu yang begitu mempesona.

Mata Gadis yang melotot menatap pria di hadapannya. Dari atas ke bawah, lalu kembali lagi ke atas—"Excuse me, Sir. I'm gonna call you 'Daddy' now."

Luki mendengkus. Tangan pria itu mengeluarkan secarik kertas kuning dari saku celana dan menempelkannya di kening Gadis.

'When you wake up, please get dress!'

Kekasih Gadis itu mematuhi pesan pada sticky notes yang Gadis tempel di gagang pintu; sudah mandi (ada aroma segar yang menguar ketika dia mengayunkan tangan untuk menempelkan sticky notes di kening Gadis), memakai kemeja berwarna senada dengan Gadis yang sudah digantung di lemari, dan menata rambutnya. Ia bahkan mengenakan sepatu yang Gadis belikan khusus untuk makan malam ini!

Tanpa diminta, hati Gadis sudah memberi rating 100 untuk penampilan kekasihnya itu. Bahkan lebih.

'Anything for a dessert, Ma'am.'

Senyum Gadis merekah hingga menampakan deretan gigi rapihnya usai membaca tulisan tangan Luki dengan tinta biru di bawah pesannya.

"Bukan perayaan anniv, kok. Ini cuma ungkapan terima kasih karna lo udah bikin gue seneng kemarin."

"Gue tau niat lo baik, tapi tolong kalo udah selesai dapur dan semua yang lo geser-geser dibalikin lagi ke tempat semula," ujar Luki seraya menunduk untuk meraih sepatu Gadis lalu membantu wanita itu mengenakannya. "Hopefully, the food will taste as good as it smells."

When The Food Is Too SpicyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang