Laddi datang di hari Sabtu pagi yang cerah untuk memenuhi undangan dari Gadis. Mereka berdua sudah berencana ingin membuat kue yang resepnya mereka pelajari dari salah seorang pastry chef kenalan Gadis.
Sehari sebelumnya, Gadis memberitahu rencananya itu pada Luki dan pria itu meledeknya habis-habisan. Mengatakan Gadis sedang berusaha membuat Laddi membuka hatinya untuk hubungan mereka berdua dan memperingatkan untuk tidak memberi Laddi atensi yang berlebihan.
Memang, sih.
Ledekan Luki itu ada benarnya.
Gadis yang kebosanan di rumah dan ingin menghabiskan waktu selayaknya muda-mudi mulai kehabisan akal. Semua kontak yang bisa dia ajak jalan-jalan kebanyakan adalah ibu rumah tangga yang membuat Gadis sungkan untuk mengajak. Pada akhirnya, solusi yang dia temukan datangnya dari lingkungan terdekatnya sendiri—tepatnya dari IG story Laddi yang memperlihatkan proses pembuatan video singkat untuk iklan cup cake—dan setelah obrolan panjang melalui DM IG dan WA, akhirnya mereka sepakat untuk mencoba membuat kue bersama.
Satu-satunya kekeliruan dari ledekan Luki adalah tidak ada niatan apapun di balik rencana Gadis.
Dia benar-benar ingin refreshing dan butuh seseorang untuk diajak bicara. Apalagi di hari Sabtu yang cerah itu Luki memilih untuk ikut Zoom meeting dengan pihak manajemen rumah sakit dan pria itu jelas tidak mungkin diajak membuat kue.
"Ngapain buat? Beli aja biar cepet dan udah pasti enak." Begitu kata Luki ketika Gadis mencoba mengajaknya mencoba membuat desert box karena terinspirasi dari tren viral di media sosial.
"Jadi Mahesa sekarang jaga sambil kuliah online, Lad?"
"Iya, Kak. Untungnya bisa online, jadi di rumah sakit nggak kekurangan tim jaga. Itu juga kadang Mas Eca terpaksa lanjut jaga seharian karna banyak yang kena Covid," cerita Laddi yang sedang mencicipi adonan dalam wadah dan sedang menilai kecukupan rasa.
"Nggak jauh beda sama Luki, ya?" gumam Gadis sambil mengangguk. "Kupikir Esa mau ambil spesialis, Lad."
"Tadinya mau ambil penyakit dalam, tapi setelah banyak pertimbangan dan rundingan sama Papa, akhirnya keputusannya ambil S2. Kata Papa biar bisa lanjutin rumah sakit."
Gadis mengangguk-angguk lagi, kali ini sambil mencoba mengingat rumah sakit yang dimaksud. Sepertinya dulu dia pernah dengar ayahnya Mahesa adalah direktur di sebuah rumah sakit swasta, tapi dia tidak bisa mengingat rumah sakit mana.
"Kak Gadis sendiri rencananya mau nerusin sekolah atau ada rencana lain?" tanya Laddi seraya mencoba meraih spatula.
Sambil menatap adonan dalam wadah di hadapannya, Gadis menggedikan bahu. "I don't know. Sejak awal aku nggak mau lanjut jadi klinisi dan setelah masalah sama Igor kemarin-kemarin itu rencanaku berantakan. Aku pernah bilang ke Luki mau bikin klinik dan apotek sendiri, tapi kata Luki lebih baik pikirin dulu yang mateng."
"Dia juga bilang nggak masalah kalo aku memilih untuk nggak kerja dan jadi ibu rumah tangga full time. Katanya yang penting aku sendiri enjoy ngejalaninnya," lanjut Gadis sebelum menyadari di seberangnya, adik dari kekasihnya, sedang menatap dengan seulas senyum mencurigakan. "Kenapa, Lad?"
Laddi menggeleng sambil tertawa kecil. Ternyata wanita itu belum berubah banyak. Tetap terlihat manis dan menggemaskan seperti masa kuliah dulu.
Oh, iya! Pembawaan Laddi tampak berbeda. Jauh lebih dewasa dan keibuan.
Pantas saja dulu Luki begitu membanggakan adiknya. Jangankan Luki sebagai kakaknya, Gadis pun sebagai perempuan jatuh cinta dengan sosok di hadapannya itu.
"Belum lama ini aku ngobrol sama Mas Luki dan nanya gimana kabar kalian berdua," jawab Laddi sambil mengaduk adonan dengan spatula untuk meratakan pewarna makanan yang baru ia teteskan. "Jawaban Mas Luki cuma, 'udah kayak skripsi. Revisinya udah dikerjain, tapi belum di-acc dospem' dan aku nggak nyangka kalian udah sampe di tahap ngebahas rencana siapa yang mau kerja nantinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Food Is Too Spicy
ChickLit[Completed] [21+] [Chicklit / Romance / Medicine] [Konten eksplisit sudah dihapus] Start: 01/04/2022 Finish: 11/09/2023 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 "Jangan ngeliatin gue kayak gitu!" "Kayak apa?" "Kayak ... kayak lo kenal gue luar dalem!" "Lucu, ya? We slept tog...