Last Seen 15:48
Gadis menatap penuh harap pada akun WA milik Luki yang belum membalas chat. Padahal sudah 4 jam berlalu sejak pria itu berangkat jaga malam dengan mengendarai motor—jangan ditanya bagaimana penampilan Luki sore itu, all kill perfect 100!!—dan sudah satu jam berlalu sejak Gadis mengirimkan video berdurasi 7 detik yang begitu sensual.
Gadis percaya diri dengan tubuhnya. Terutama payudara.
Setiap kali dia membeli pakaian dalam dan mencobanya, SPG yang bertugas pasti memuji ukuran, bentuk dan kekencangannya. Dia tidak pernah takut akan terlihat turun atau bergelambir, tidak pernah merasa perlu memakai push-up bra untuk mempertegas, dan selalu percaya diri walau hanya memakai nipple cover dibalik helai bajunya.
Kualitasnya pun sudah terbukti.
Lelaki mana yang tidak akan tergoda dengan gerakan sesederhana itu? Yah, mungkin untuk beberapa pria yang jelas-jelas gay atau yang memiliki kecenderungan menyukai perempuan berdada kecil, video berdurasi 7 detik milik Gadis itu tidak akan berarti apa-apa. Namun, khusus untuk laki-laki bernama Luki Asmara ... Gadis tahu bagaimana membuatnya kehilangan konsentrasi.
Minimal, hanya dengan satu video singkat itu, dapat dipastikan Luki akan butuh tembok untuk bersandar. Kalau ada Gadis di sana, Gadis yang akan menjadi sandaran.
Sandaran plus-plus.
Membayangkan bagaimana kacaunya Luki saat melihat video itu membuat Gadis terkekeh. Namun, tawanya seketika sirna begitu dia menatap ke depan.
Gadis berada di parkiran sebuah kafe—Lima Café—dan sedang menunggu si pemilik kafe bersedia ditemui. Pramusajinya yang tadi ditemui Gadis mengatakan bosnya sedang ada rapat dan dia meminta Gadis untuk menunggu jika bersedia.
Jadilah Gadis duduk di mobil sambil mendengarkan playlist dari radio lokal sambil menikmati segelas kopi hangat yang dibelinya untuk basa-basi dengan si pramusaji. But who knows? Their coffee taste great! Bahkan jauh lebih enak dibandingkan kopi kekinian yang menjamur di ibu kota.
Setelah mengatur kursi agar sedikit mundur, Gadis berbaring. Dibukanya akun Instagram dan akhirnya—AKHIRNYA setelah sekian lama—Luki menerima permintaan follower Gadis. Pria itu pun langsung mem-follow back tanpa diminta.
Kesempatan itu langsung Gadis manfaatkan untuk mencari tahu kabar terakhir tentang Luki, walaupun pada akhirnya tidak banyak yang bisa dilihat selain foto-foto random sudut meja, lampu lalu lintas, dan ban renang di tengah kolam dalam mode hitam putih. Mungkin itulah ciri aesthetic Luki dan Gadis tidak pernah bisa memahaminya.
Dari sekitar 50 foto yang ada, hanya sekitar 10 foto yang memperlihatkan wajah manusia. foto-foto itu termasuk foto Luki, Luki bersama Laddi, Luki dan teman-teman SMA, serta foto sepasang kekasih yang membuat Gadis bolak-balik memperbesar layar.
Pria di foto itu sepertinya pernah dilihat Gadis di salah satu figura di lemari. Bedanya, foto di lemari menunjukan wajah pria itu dengan kumis dan tubuh lebih berisi. Gadis mengira pria itu adalah ayahnya Luki, tetapi wanita di sampingnya ... siapa?
Sepertinya bukan mamanya Luki.
Karena Gadis pernah melihat mamanya Luki yang penampilannya begitu glamour bak artist hollywood.
Namun kalau setelah diperhatikan dengan seksama, Gadis bisa melihat kemiripan wanita di foto itu dengan Laddi; senyum mereka begitu ... cantik, kalau memang itu adalah satu-satunya kata yang bisa menggambarkan senyumannya.
Foto itu membuat Gadis tepekur.
Rasa-rasanya, masih banyak hal yang dia tidak ketahui tentang Luki dan keluarganya. Padahal mereka begitu dekat ... iya, 'kan? Dua orang dewasa yang memutuskan untuk mempercayakan kebutuhan seksualnya pada satu partner tetap dan tinggal satu atap, kalau bukan karena mereka 'dekat' mereka tidak akan bisa sejauh di mana Gadis dan Luki berpijak.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Food Is Too Spicy
ChickLit[Completed] [21+] [Chicklit / Romance / Medicine] [Konten eksplisit sudah dihapus] Start: 01/04/2022 Finish: 11/09/2023 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 "Jangan ngeliatin gue kayak gitu!" "Kayak apa?" "Kayak ... kayak lo kenal gue luar dalem!" "Lucu, ya? We slept tog...