Spicy Level: 21

16.3K 1.4K 86
                                    

🔞🔞🔞

Warning:

Mentioning of death (by illness)

🔞🔞🔞



Luki memandang rendah pada sepasang mata yang yang mengilat gila di hadapannya.

Napasnya tersengal-sengal, sudut bibirnya sedikit nyeri karena Gadis melumatnya tanpa ampun. Dengan tangannya Luki memegang bahu Gadis sementara tangan lain masih memegangi payudara Gadis dari balik helai kain yang menutupi.

"Did you even know what I was saying?" Di sela usahanya mengatur napas dan menahan agar Gadis tidak menyerangnya, Luki mencoba menatap lagi pada mata wanita yang berbaring di atasnya.

Tangan Gadis mengelap bibirnya sendiri lalu pada bibir Luki. "No, what was it again?"

"Seriously!?" Luki berniat mendorong badan Gadis agar wanita itu bangkit dan pindah dari atas tubuhnya, tetapi posisi tangan yang masih memegangi payudara Gadis membuat wanita itu terkesiap. "Sorry."

Gadis tertawa kecil dan akhirnya mencoba duduk. Tepat di atas bagian bawah tubuh Luki.

"Jadi, gimana?" Dengan sengaja Gadis menekan ke bawah, membuat area kewanitaannya menekan area tubuh Luki yang mengeras di balik kain celana. "My handsome friend, Luki Asmara. Let's end this stupid sex with friend things and date like real adults in love—wait, you don't love me."

Gadis mengumpulkan rambutnya di belakang kepala lalu mengangkatnya agak tinggi. Tangan lain yang senggang mengangkat payudaranya. Sambil mengedipkan satu mata, ia gerakan bahunya. "But I know you love these sweets."

Tidak ada bantahan. Luki hanya menggerakan alisnya, mengonfirmasi dugaan Gadis.

"Ya? Ya? Mau, ya?" Gadis memutar matanya sembari berpikir. "Kalo lo masih keberatan komitmen pacaran sama satu orang, okay, fine. We'll have an open relationship, preferably men. I don't like sharing with another girls."

"Dis," panggil Luki sebelum tangan Gadis membekapnya.

"Okay, okay. Nggak apa-apa kalo harus share sama perempuan, tapi jangan Kak Abey. Lo nggak boleh mikirin dia lagi ... wait! That came out wrong. I mean, you can contact her as a bestfriend. Just friends with no funny benefits. Sama Prianka juga nggak boleh. Dia caper banget, gue sebel ngeliatnya."

Luki diam mendengarkan.

Diperhatikannya bagaimana Gadis bercerita—kalau memang yang dia lakukan sekarang adalah sedang bercerita—dengan begitu antusias. Sementara tangannya, masih menempel di wajah Luki.

Mata Luki memandang ke bawah. Pada tubuh Gadis yang bergerak-gerak saat cerita itu menjadi menyenangkan dan terkulai lemas saat membahas topik 'Abey'. Semakin ke bawah, Luki memandang bagaimana dia ditunggangi.

Menyadari ke mana mata Luki tertuju, Gadis pun segera menggunakan jari telunjuknya untuk mengangkat dagu pria itu. "Focus, Luki. I can give you whatever you need ... jawab dulu—"

"Gue nggak tau dari mana asalnya the idea of 'Luki is not a man of commitment', but that's not the reason why I can't date you." Kali ini Luki mengambil alih. Dengan hati-hati ia bangkit, menjadikan Gadis yang posisinya kini berada di bawah. "Gue nggak minta yang aneh-aneh, Dis. Ceritain yang sebenarnya, cuma itu yang gue mau."

Gadis tidak mau kalah dan hanya diam berbaring. Sedikit bersusah payah dia duduk dan kini berhadapan dengan Luki. Kedua kakinya dia posisikan di atas paha Luki, tubuh condong hingga payudaranya menyentuh dada Luki. "I swear I will only tell the truth. To my boyfriend."

When The Food Is Too SpicyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang