GADIS TIDAK BISA TIDUR.
Jam digital di nakas sudah menunjukan pukul lima pagi dan mata Gadis masih terbuka lebar. Memandangi langit-langit yang gelap dan tidak menarik dengan pikiran melayang-layang entah ke mana.
Tangan Gadis memegangi dadanya setelah berupaya berguling ke posisi tengkurap. Dengan posisi tertekan seperti itu dia semakin merasakan betapa keras debaran jantungnya.
"Setelah dibuat gila, kayaknya sekarang gue bakal kena serangan jantung," gumam Gadis seraya mencoba berdiri lalu menarik napas panjang untuk meredakan ketidaknyamanan yang dirasakan.
Satu pertanyaan melintas dalam benak Gadis; apakah akan selalu seperti ini?
Mendengar bagaimana Luki tiba-tiba mengatakan 'I Love You' tanpa diminta rasanya seperti mimpi. Nada bicaranya pun terdengar normal. Bukan sedang bercanda atau terpaksa atau sedang sarkastik.
Kalau setiap kali pria itu mengatakan 'I Love You' efeknya akan membuat Gadis terjaga hingga pagi dan seperti orang gila, artinya niatnya untuk merekamnya untuk dijadikan sebuah ringtone terpaksa harus ditunda.
Bisa-bisa Gadis lepas kendali di tempat umum!
Wanita itu memeluk bantal selagi matanya menatap pada sisi tempat tidur yang kosong; tempat yang biasa Luki tiduri.
Padahal belum ada 24 jam, tetapi Gadis sudah merasakan rindu yang teramat sangat. Ingin berjumpa dan menghabiskan waktu menatap wajah pria itu ketika tidur, tetapi jelas tidak mungkin.
Tidak seperti dirinya, Luki harus bekerja dan artinya Gadis harus sabar menunggu hingga pria itu pulang.
Perlahan Gadis merangkak untuk bergeser ke area yang kosong. Menempati area yang sejak tadi ingin dia tiduri, tetapi ditahan sebisa mungkin karena pikirannya semakin kacau bila berada di sana.
Aroma tubuh Luki membekas di sana. Aroma parfum, sabun dan sampo yang dikenakan, serta aroma keringat yang menggairahkan. Semuanya melebur menjadi satu. Membuat Gadis memikirkan bagaimana seksinya pria itu dan membayangkan semua tindakan nakal yang bisa pria itu lakukan pada tubuhnya.
Beserta semua komentar pedas yang—di luar dugaan—malah membuat Gadis semakin bergairah.
"This is crazy," putus Gadis yang berhasil berbaring dengan posisi menelungkup. Diraihnya bantal milik Luki—pria itu bersikeras hanya ingin tidur dengan bantal pribadinya yang sedikit lebih keras dibanding bantal bulu angsa milik Gadis—lalu dihirupnya aroma tubuh Luki dalam-dalam.
"Dia pasti mikir gue mesum."
Mata Gadis mengerjap beberapa kali, menyadari ada sensasi aneh yang terasa menggelitik di bawah sana dan Gadis yakin datangnya dari area sensitifnya. Dia pun merapatkan kakinya, mengapit area kewanitaannya, dan menggeseknya perlahan.
Denyutan yang terasa pun semakin intens dan napas Gadis pun mulai tidak teratur.
Lembab dan panas.
Sayang sekali tidak ada yang bisa mengurus area di bawah sana, jadi untuk kali ini Gadis memilih untuk mengurus dirinya sendiri.
"I'm sorry, Luk. I can't hold it anymore," desisnya seraya menarik guling dan mulai melampiaskan rasa sesak yang tidak bisa dibendungnya.
✿✿✿
| Me: c u soon, Love :*
Rasanya aneh mengirimkan pesan penuh cinta pada Luki di pagi hari seperti ini, begitu pikir Gadis yang menatap ponselnya cukup lama, berharap status 'Last seen' akan berubah menjadi 'Online' dan centang di sudut kanan bubble text menyala biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Food Is Too Spicy
Literatura Kobieca[Completed] [21+] [Chicklit / Romance / Medicine] [Konten eksplisit sudah dihapus] Start: 01/04/2022 Finish: 11/09/2023 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 "Jangan ngeliatin gue kayak gitu!" "Kayak apa?" "Kayak ... kayak lo kenal gue luar dalem!" "Lucu, ya? We slept tog...