15 menit mereka menunggu di ruang keluarga sampai suara langkah kaki terdengar dan tak lama masuklah Reynold dengan pakaiannya yang casual, mata pria itu membulat saat mendapati Thana berada diruang keluarga bersama ayah dan ibunya, damn tak pernah terpikirkan olehnya bahwa Thana akan dengan berani mendatangi keluarganya hanya untuk melaporkan kehamilannya, pasti wanita itu sudah memberitahu ayah dan ibunya terlihat dari raut wajah kedua orangtuanya yang begitu sulit untuk dilihat.
"Kau menjalin hubungan dengannya?" Tanya Shirleen to the point bahkan sebelum Reynold sempat menyapa mereka.
"Ma..."
"Ya atau tidak Reynold." Tegas sang ibu.
"Tidak dalam hubungan yang serius ma, lagipula hanya untuk melepas rasa bosan." Ujar Reynold begitu enteng.
"Anak sialan, kau berani mengatakan hal itu, kau lupa bahwa kau sudah bertunangan dengan Jenneta?" Shirleen hendak menyerang anaknya namun berhasil ditahan oleh Reynold sementara Nicholas sudah memejamkan matanya menahan amarah.
Thana diam mencerna perkataan Shirleen, tunangan? Apa maksudnya ini? Siapa yang bertunangan? Reynold? lalu ia apa? lalu maksudnya hubungannya dengan Reynold hanyalah selingkuhan? Ia simpanan pria itu? Ia hanya alat untuk menghilangkan rasa bosan dan hasrat? OH TUhan, apa ini?
"Ma, hubunganku dengan dia tidak serius, aku bahkan sudadh mengakhirinya jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Ujar Reynold meyakinkan sang ibu.
"Yang kau maksud tidak serius itu apa Reynold? Ia mengaku hamil." Nicholas yang sedari diam akhirnya membuka suaranya.
"Kita bisa menyuruhnya aborsi, lagipula papa tau sendiri Jenneta akan segera pulang dan pernikahan kami akan segera dilaksanakan."
"Tidak, tidak, aku tak mau aborsi. Apa maksudmu dengan tunangan?" Ujar Thana sambil memeluk perutnya, ia menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Benar, kau bisa aborsi, dengan begitu semua urusan beres, Reynold tidak perlu bertanggungjawab akan dirimu dan kandunganmu, Reynold bisa menikah dengan Jenneta dan kami tidak perlu menanggung malu. Katakan berapa yang kau inginkan? 20M?" Shirleen memandang Thana yang sudah menganga juga enggan membahas pertanyaan yang diberikan Thana.
"Aborsi, gugurkan kandunganmu, itu pilihan terbaik." Nicholas membenarkan.
"Kau masih muda Thana, aku akan membayar dan membantu skripsimu, begitu kau tamat kau bisa bekerja di perusahaan yang kau inginkan, bagaimana? Bukankah kau dulu bilang ingin bekerja untuk menabung agar bisa jalan-jalan keliling dunia? Sekarang juga kau bisa melakukannya." Ujar Reynold sambil memandang Thana.
"Bagaimana bisa? Bagaimana bisa orang-orang seperti kalian mampu menyuruhku untuk aborsi ketika aku sedang mengandung keturunan kalian? Darah daging kalian? Dibandingkan merawat dan bertanggungjawab kalian lebih memilih untuk menggugurkannya? Lalu apa maksudmu dengan tunangan Reynold? Kau sudah bertunangan saat mendekatiku?"
"Thana, jangan mempersulit keadaan, ini yang terbaik untuk kita semua, kau mendapatkan apa yang kau impikan dengan mudah, begitu juga dengan kami, it's win-win solution. Dan yah aku sudah bertunangan jadi aborsi adalah jalan yang terbaik untuk kita semua."
"Lalu kenapa kau mau menjalin hubungan denganku? Kenapa kau bahkan mendekatiku dan memberikan segala bentuk cinta padaku disaat kau sudah bertunangan? Kenapa juga kau mengajakku untuk melakukannya? Melucuti pakaianku malam itu? Seharusnya kau sadar akan konsekuensi ini, dan sekarang kau menjadi pria bajingan yang memintaku untuk menggugurkannya, darah dagingmu sendiri? Kau setega itu? Pria seperti apa kau yang sudah bertunangan tapi masih mendekati wanita lain, kau benar-benar bajingan." Thana tak habis pikir pada ketiga orang dihadapannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Never be mine - Vrene Lokal (END)
FanfictionI saw happiness in your eyes but it's not for me or because of me and never be me, never. Not even in the past, now or in the future, it never will cause you aren't mine, and I lost something that I never had.