Part 2

809 107 9
                                    

"Kau menjebakku agar kita tidak berpisah?" Reynold bertanya dengan wajah tak terbaca.

"Kau berharap seperti itu? Kau berharap aku hanya menjebakmu? Kau jelas tau berapa kali kita melakukannya dan kau dengan jelas mengerti bahwa hal itu bisa membuat ini terjadi. Kau tidak sehebat itu untuk ku pertahankan, jika bukan karna aku hamil aku juga tak mungkin masih duduk dihadapanmu."

"Ayo ke rumah sakit dan gugurkan." Ujar Reynold setelah berdiam beberapa saat.

"Kau gila Rey?" Thana melebarkan matanya tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Ayolah Thana, kau masih muda, dan bukankah kau sudah mau tamat kuliah, menjadi seorang ibu tidak mudah, ini demi kebaikan kita bersama."

"Ini darah dagingmu Rey, dan dengan teganya kau mau menyuruhku menggugurkannya, aku juga tak meminta menjadi seorang ibu diusiaku yang masih muda terlebih aku belum menikah tapi ini adalah sesuatu yang sudah menjadi konsekuensi atas hal yang kita perbuat, suka atau tak suka, mau atau tak mau, siap atau tak siap."

"Jangan sok bijak Thana, kau tau ini yang terbaik untukmu."

"Mungkin maksudmu terbaik untukmu. Aku tak peduli kau mau atau tidak bertanggungjawab atas kehamilanku, aku akan tetap memaksa. Kau menikmati tubuhku, kita melakukan hal itu atas rasa sadar, kita berdua yang melakukannya maka pertanggungjawabannya juga berdua, kau dan aku." Thana berujar tanpa keraguan sedikitpun.

"Terserah apa katamu, sampai kapanpun aku tak akan bertanggungjawab atas kehamilanmu, jadi silahkan keluar." Tanpa aba-aba Reynold menarik tangan Thana dan membawa wanita hamil itu kekuar dari apartmentnya lalu dengan cepat mengunci apartmentnya agar Thana tidak bisa masuk.

Thana bahkan berulang kali menggedor pintu Reynold sampai tangannya memerah tapi tentu saja pria itu enggan membukakan pintu untuknya, mau tak mau Thana membawa kakinya melangkah menjauh dari sama hingga keluar dari gedung apartment.

Tunggu sebentar, jika Thana tidak bisa memaksa Reynold untuk bertanggungjawab maka Thana bisa menemui orangtua Reynold untuk meminta pertanggungjawaban, dengan cepat Thana mencari informasi mengenai Reynold di internet, setelah mengetahui Reynold tinggal di tempat elite pasti pria itu berasal dari keluar kaya, yang benar-benar kaya.

Oh Thana, Thana, kau bodoh sekali, Atalaric, Reynold Atalaric, keluarga Atalaric, pemilik perusahaan retail besar yang terkenal se-Asia, sumpah demi apapun Thana tidak pernah menyadari jika Reynold-nya, maksudnya Reynold, ayah dari bayi yang ia kandung adalah orang yang sama dengan pewaris tunggal perusahaan BuyIt.

Dengan cepat Thana mengendarai motornya menuju rumah, maksudnya mansion, istana, Atalaric yang ia dapat dari internet, Thana menelan ludahnya dengan susah payah, bangunan dihadapannya ini sungguh megah, mewah dan besar, bisa dipastikan kedatangannya tidak akan diterima dengan baik, apalagi dengan motor matic-nya, Thana sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya setelah ia menginjakkan kakinya kedalam mansion mewah ini juga setelah ia mengutarakan maksud kedatangannya, semuanya buruk, kedua tangannya bahkan sudah berkeringat dingin tapi ia tak mungkin mundur karna hanya ini satu-satu cara untuk mendapatkan pertanggungjawaban dari Reynold.

90% Thana yakin ia akan diusir begitu saja dan 10% ia juga yakin bahwa keluarga Atalaric tidak mungkin seburuk Reynold, bisa sajakan justru mereka menerima Thana dan kehamilannya dengan baik, yah bisa saja dan Thana sangat mengharapkan itu. Karna keyakinannya yang hanya 10% itulah akhirnya Thana melangkahkan kakinya menuju tempat security.

"Permisi pak." Ucap Thana dengan pelan.

"Iya nona? Ada apa yah?" Seorang security yang sepertinya baru berusia 40 tahun menghampiri Thana.

"Saya mau bertemu dengan Nyonya  Shirleen." Thana berujar ragu-ragu.

"Em, sebelumnya ada urusan apa ya nona? Apa sebelumnya sudah membuat janji? Karna Nyonya besar tidak mengatakan apapun jika beliau hendak kedatangan tamu."

Never be mine - Vrene Lokal (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang