Sudah 4 minggu Thana melahirkan Eva yang bearti 4 minggu juga Reynold pergi meninggalkannya untuk menjenguk Jenneta. Jika ditanya apakah Thana merasa kesepian? Tidak, sedikit pun tidak, ia benar-benar sangat fokus untuk merawat Eva di bantu dengan maids yang dipekerjakan Reynold juga dari keluarga Vijendra, seminggu sekali keluarga Vijendra akan datang berkunjung untuk melihat Eva yang sudah mereka anggap cucu, anak, dan adik sendiri juga untuk memastikan Thana baik-baik saja, tidak terkena baby blues atau yang lain-lainnya.
Thana beruntung karna sudah sampai 4 minggu ini ia merasa baik-baik saja, tidak ada tanda-tanda baby blues padanya, ini merupakan awal yang baik terlebih Eva semakin hari semakin menunjukkan pertumbuhan yang baik, terlihat dari bayi perempuan nan mungil itu sering meminta asi setiap 2 jam sekali dan untungnya asi Thana cukup bahkan sampai lebih-lebih hingga membuatnya harus memompa dan menyimpannya kedalam freezer.
Meskipun Thana dibantu oleh maids tapi sebisa mungkin ia melakukan segala sesuatu sendiri, maids hanya perlu menemani Thana mengobrol, memasak untuknya, dan membersihkan rumah, selebihnya Thana melakukan semuanya sendiri, ia sudah bisa bergerak dengan bebas karna bekas operasinya sudah kering, Dokter Elora rajin memeriksanya dan menurut dokter cantik itu Thana sudah pulih sepenuhnya pasca operasi dan itu tentunya hal yang baik.
Seperti pagi ini Thana sudah bangun karna Eva yang menggeliat diatas kasur, meminta susu, dengan perlahan Thana menggendong Eva kedalam dekapannya, melepaskan kancing baju Eva hingga menampilkan kulit mulus dan halus milik Eva, setelah itu ia pun membuka pakaiannya sendiri lalu memberikan Eva asi langsung dari sumbernya, skin to skin, remember? Thana sangat berterimakasih pada siapapun yang menganjurkan skintoskin pertama kali antara ibu dan anak, itu benar-benar membantu Thana, mungkin karna itu juga ia belum atau tidak mengalami baby blues, skin to skin dengan Eva benar-benar membuat Thana merasa tenang dan riles, begitu juga dengan Eva, bayi mungil itu jarang sekali menangis, ia hanya menangis jika Thana terlambat memberinya asi atau pampersnya penuh, selebih dari itu Eva selalu tidur dengan tenang.
Mata Thana memang sangat berat karna ia harus bangun 2 jam sekali untuk memberikan Eva asi tapi ia tak keberatan sama sekali, toh Thana sadar bahwa itu memang kewajibannya jika sudah menjadi seorang ibu, jadwal tidur tidak teratur, diri tidak terurus, semuanya hanya berfokus pada bayi, itu hal yang wajarkan dan pastinya dialami oleh semua ibu.
Sambil memberikan Eva asi Thana mengelus penuh sayang rambut tebal milik bayi perempuannya sambil menyanyikan lagu untuk Eva, hal yang selalu Thana lakukan jika Eva sedang menyusu padanya.
Setelah Eva selesai asi, ia dengan cekatan mengambil ikatan penyangga yang biasa ia gunakan untuk membekap Eva di dadanya, tanpa bantuan siapapun Thana melakukannya sendiri, lalu setelah itu ia kembali memakai bajunya yang pasti kebesaran karna ada Eva didalamnya, Eva benar-benar seperti anak kangguru dan Thana adalah induknya. Lalu setelah itu Thana melangkahkan kakinya keluar dari kamar, ini baru jam 7 pagi tapi rumah Thana sudah dipenuhi oleh maids yang mengerjakan tugas masing-masing.
"Morning Thana. Morning Eva" Sapa bibi Sarah, bibi yang dikirimkan keluarga Vijendra untuk membantu Thana mengurus Eva.
"Morning bibi, morning nenek." Sapa balik Thana mdengan suara khas anak kecil mewakili Eva sambil tersenyum manis pada bibi Sarah.
"Kau tidur lelap semalam? Apakah Eva rewel?" Tanya bibi Sarah sambil menyiapkan sarapan untuk Thana.
"Lelap kok bi, tidak, Eva tak rewel, Eva anak baik."
"Baguslah, ayo duduk dulu, sarapanmu akan segera selesai."
Thana pun duduk di meja makan sambil mengelkus-elus tubuh Eva dalam gendongannya.
"Hari ini kau jadi mansion Thana?" Tanya bibi Sarah saat menyuguhkan sarapan dihadapan Thana.
"Ia bi, bibi juga ikutkan? Makasih bi buat sarapannya."
"Jangan sungkan, ia nanti bibi ikut, kau akan keluar dengan Elora kan? Me time." Bibi Sarah menggoda Thana, ia sudah menganggap Thana seperti anaknya sendiri seperti Elora dan Alvaro.
Thana tersenyum manis, "Iya bi, tapi aku rada nggak rela ninggalin Eva." Jujur Thana.
"Tak apa, itu hal wajar, tapi jangan khawatir, ada bibi, ada nyonya Stella dan Tuan Julian jadi kau harus menikmati me time-mu okay?"
"Aku usahakan bi."
------
Disinilah Thana pada akhirnya bersama Elora, menikmati waktu seharian mereka dengan merawat dan mempercantik diri, spa, lulur, sauna, massages, salon, facial. Thana merasa bersyukur bisa mengenal dokter Elora dan keluarganya yang benar-benar baik dan menganggap Thana keluarga sendiri. Semua kegiatan me time-nya memang Elora yang menganjurkannya dan bibi Stella berinisiatif untuk menjaga Eva selagi Thana me time.
"Bulan depan kita harus melakukan hal ini lagi." Ujar Elora saat mereka keluar dari salon, Thana memotong rambut sepinggangnya menjadi medium length, ia merasa rambutnya terlalu panjang dan akan susah diurus jika sudah memiliki Eva.
"Ha?"
"Hm, aku sudah membuat booking bulan depan untuk kita berdua, kau habis melahirkan dan membutuhkan waktu me time, dulu waktu aku melahirkan Dean juga seperti ini, kau butuh dan harus Thana, menjauhkan dirimu dari stress, lagipula hanya 1 bulan sekali, okay?"
Thana hanya menganggukkan kepala tak bisa menolak karna pasti Elora lebih tau mengenai hal-hal seperti ini dibandingkan dengannya, jadi Thana hanya bisa menuruti, ia pernah membaca mengenai postpartum depression dan baby blues, ia takut untuk mengalaminya dan pastinya tak ingin apalagi jika sampai melukai Eva, tidak ia tidak ingin, untuk itu ia hanya mampu menuruti semua saran dari Elora, toh selama ini tidak terjadi hal-hal yang buruk padanya dan Eva saat menjalani saran-saran dari keluarga Vijendra itu.
"Jangan khawatir soal Eva, ada mama, papa, bibi Sarah, mas Alvaro dan Dean. Dean sangat menyayangi Eva, percayalah padaku, Dean pasti akan menangis saat Eva pulang nanti." Ujar Elora tanpa ragu.
Thana hanya mampu tersenyum karna ia selalu video call dengan Dean, karna anak laki-laki nan tampan itu tak bisa jika tak melihat wajah Eva sehari saja dan bisa ia yakini jika Dean memang benar-benar menyayangi Eva. Thana pernah dengar bahwa Dean menginginkan adik perempuan namun Elora sudah tidak bisa hamil lagi, terlalu berbahaya untuk doketr cantik itu dan tentunya tak seorang pun yang mengijinkan Elora untuk hamil lagi, Dean saja sudah cukup bagi keluarga Vijendra. Awalnya Dean tidak terima dan tetap bersikukuh untuk meminta adik perempuan namun seiring berjalannya waktu anak laki-laki itu bisa mengerti dan begitu melihat Eva, ia langsung begitu menyayangi bayi perempuan mungil milik Thana itu.
"Dean akan menjadi kakak yang baik untuk Eva." Ujar Thana pelan.
"Hm, pastinya, tidak diragukan lagi dan pastinya ia akan sangat protektif, aku yakin itu." Ujar Elora seolah bisa melihat ke masa depan.
TBC
Nggak double up dulu, karna semalem udah triple up, enjoy guys. Btw aku lagi dilema apakah harus koleksi novel dalam bentuk paperback atau ebook, menurut kalian gimana?
AeilsyIr
KAMU SEDANG MEMBACA
Never be mine - Vrene Lokal (END)
FanfictionI saw happiness in your eyes but it's not for me or because of me and never be me, never. Not even in the past, now or in the future, it never will cause you aren't mine, and I lost something that I never had.