Sinar matahari menerpa wajah sepasang suami istri yang masih terlelap dibrankar yang sama, keduanya sangat lelap sepertinya ini tidur ternyenyak yang dialami keduanya selama beberapa bulan terakhir, tangan kanan Reynold menjadi bantal diperpotongan leher Thana sementara tangan kirinya berada di bawah perut Thana, memeluk perut buncit itu dengan posesif dan sayang. Thana juga tak mau kalah, tangan kirinya berada diatas tangan kiri Reynold yang sedang memeluk perutnya sementara tangan kanannya menggenggam tangan kanan Reynold , Thana membelakangi Reynold sehingga membuat pria itu memeluk Thana dari belakang.
Entah jam berapa mereka tidur semalam, yang pastinya mereka membahas banyak pembicaraan dari hati ke hati, lebih tepatnya Reynold yang mengutarakan penyesalan, rasa bersalah dan ingin mempertahankan hubungan mereka, berjanji akan selalu mengutamakan Thana dan anak mereka, karna itulah keraguan Thana yang 0,000001% itu lenyap seketika, ia sudah 100% menaruh semua hati dan kepercayaannya pada sang suami.
Thana rela menanti dan rela mendampingi Reynold jika nantinya pria itu hendak memberitahu Jenneta kebenarannya, mereka saling berjanji untuk mendampingi dan berada disisi masing-masing, mereka berjanji akan melakukan semuanya bersama, merawat anak mereka, membangun rumah tangga mereka, semuanya dari awal, dengan rasa cinta dan kepercayaan, bersama-sama.
Tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain, karna tepat pukul 7 pagi, ruang inap VIP milik Thana terbuka dengan kasar hingga menyebabkan suara nyaring pintu yang bertabrakan dengan dinding, sepasang suami istri baya masuk dengan wajah tak enak dipandang dan semakin geram saat mendapati pasangan suami istri yang sedang tidur sambil berpelukan mesra diatas ranjang rumah sakit.
"Anak sialan, bisa-bisanya kau tak pulang-pulang dan malah menghabiskan waktu bersama jalang ini!" Ujar wanita baya yang pastinya adalah Shirleen, siapa lagi. Mama Reynold itu melangkahkan kakinya mendekati brankar Thana dan langsung menarik anak tunggalnya dengan kasar hingga membuat Reynold mau tak mau membuka matanya secara paksa.
"Mama." Ucap Reynold setelah menyadari siapa yang membangunkannya secara kasar.
"Anak sialan, kau sungguh-sungguh tak berguna, mama menghubungimu dari tadi pagi dan kau sama sekali tak mengangkatnya." Geram sang mama sambil menatapnya sinis.
"Ma, kecilkan suaranya Thana sedang tidur." Ujar Reynold pelan tapi tak berguna karna Thana sudah bergerak dalam tidurnya dan disusul dengan mata bambinya yang terbuka secara perlahan, satu yang Reynold tau pasti, Thana membutuhkan beberapa saat untuk menjernihkan penglihatannya semenjak hamil.
"Mama tak peduli wanita sialan itu sedang tidur atau tidak, mama malah berharap ia tidur selamanya dan tak perlu bangun lagi." Sinis Shirleen.
"Ma, kita sudah pernah membicarakannya, tak ada yang boleh menyakiti Thana dan berkata kasar padanya." Reynold memperingati mamanya.
"Mama tak peduli, kau dengar jelas tadi, kau berubah sekarang, tiba-tiba saja kau seperti seorang pria yang bertanggungjawab pada wanita sialan ini." Ujar Shirleen yang masih dengan berapi-api, sementara Nicholas hanya diam memandang dari dekat pintu kamar inap, ia bisa melihat bagaimana wanita yang berada disamping anak tunggalnya masih mengerjapkan matanya beberapa kali, hello wanita disamping anakmu itu adalah menantumu.
"Mama, tidak ada wanita sialan, namanya Thana, ia istriku dan ia mengandung anakku, sudah sepantasnya aku bertanggungjawab atas perbuatan yang sudah kulakukan." Shirleen bahkan sampai kaget mendengarkan perkataan anak tunggalnya, tidak terima. Bukankah bodoh, orangtua seharusnya bangga pada anak mereka yang bisa bertanggungjawab atas perbuatan mereka, tai berbanding terbalik dengan Shirleen, bukannya bangga ia malah merasa anaknya sungguh bodoh.
"Wah, entah apa yang merasukimu hingga kau bisa mengatakan hal itu, kepalamu terbentur atau wanita ini meracunimu?" Shirleen masih berbicara dengan sarkas sambil menatap benci Thana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never be mine - Vrene Lokal (END)
Fiksi PenggemarI saw happiness in your eyes but it's not for me or because of me and never be me, never. Not even in the past, now or in the future, it never will cause you aren't mine, and I lost something that I never had.