Hari telah berlalu, berubah menjadi minggu, bulan, sampai tak terasa Eva sudah berusia 4 bulan sekarang, bayi yang dilahirkan secara prematur dengan berat dibawah normal itu sekarang sudah menjadi bayi perempuan lucu, berat badannya sudah naik menjadi normal dan tentunya itu adalah hal yang membahagiakan bagi Thana.
Reynold masih selalu datang ke rumah untuk melihat perkembangan Eva, membantu Thana untuk menjaga anak mereka, juga untuk mendapatkan hati Thana lagi, tapi sepertinya bukanlah perkara mudah karna Eva selalu membangun benteng tinggi untuk Reynold dan keluarga pria itu.
Seperti pagi ini Thana kedatangan Shirleen dan Nicholas yang membawa banyak barang untuk Eva dan juga Thana, entah itu baju baru, sepatu baru, makanan, maupun yang lainnya.
"Cucu grandma udah cantik, mau kemana?" Ujar Shirleen begitu pintu rumah Thana terbuka menampilkan Thana yang tengah menggendong Eva.
Thana hanya menundukkan kepala sekilas sebagai tanda hormat pada kedua orang baya yang merupakan mantan mertuanya meskipun mereka tidak pernah menganggapnya menantu.
"Kalian mau keluar?" Tanya Nicholas pada Thana saat memandang pakaian yang dipakai Thana juga tidak seperti biasanya.
"Iya, aku sudah ada janji dengan dokter Elora dan keluarganya." Jawab Thana sesopan mungkin, meskipun ia sudah disakiti oleh mereka tapi Thana masih mengerti cara bersopan santun pada orang yang lebih tua.
"Mau kemana? Eva titip saja dengan kami." Usul Shirleen dengan mata berbinar.
"Tidak, Tante Stella dan Paman Julian yang akan menjaga Eva, seperti biasa. Paman dan tante mau masuk?"
"Maksudmu Stella dan Julian Vijendra?" Nicholas memastikan.
"Iya, orangtua dari mas Alvaro, mertua dokter Elora, sepertinya juga rekan bisnis kalian." Jawab Thana dengan tenang.
"Bagaimana kau bisa mengenai mereka?"
"Em, sejak aku masuk di rumah sakit keluarga Vijendra yang menemaniku karna mereka tau aku tak diurus oleh keluargaku ataupun kalian, disaat itu aku hanya sendiri dan sepertinya Dokter Elora memberitahu keluarganya, jadinya mereka sering menjengukku, menjagaku, menemani dan yah sampai Eva lahir pun mereka orang pertama yang ku jumpai disaat kalian sedang berada di Paris bersama Jenneta." Thana berujar dengan sangat tenang tapi membuat kedua orang baya dihadapannya menjadi bisu tak mampu mengatakan apapun.
"Jadi, kalian mau masuk ke dalam?" Tanya Thana lagi untuk kedua kalinya.
"Tidak, tak apa jika kau mau pergi menemui mereka tapi bisakah kau tinggalkan Eva bersama kami?" Shirleen kembali mengeluarkan usulannya.
"Setelah kalian menyuruhku menggugurkannya lalu tiba-tiba saat ia lahir kalian ingin aku meninggalkannya pada kalian? Aku tidak segila itu, bisa saja kalian berniat kembali melenyapkannya."
"Thana, tidak, percayalah, Eva adalah cucu kami, tidak mungkin kami mau melakukan hal segila itu." Jawab Shirleen dengan pasti.
"Aku hamil Eva 32 minggu, dan sampai saat itu kalian tetap menyuruhku menggugurkannya, kalian tentu tau kan bahwa didalam kandunganku pun Eva sudah menjadi cucu kalian? Darah daging kalian? Tapi kalian tetap menyuruhku untuk aborsikan? Dimana bedanya? Sebutkan satu alasan kenapa aku harus mempercayakan Eva pada kalian?" Thana menatap 2 wajah orang baya dihadapannya yang sudah memasang wajah menyesal.
"Thana, maafkan kami soal kejadian dulu, kami sudah berubah, kami mencintai Eva, sangat. Dan kami menyesal dengan semua yang pernah terjadi dan kami lakukan padamu."
"Ya aku tau dan aku sudah memaafkan kalian, tapi bukan berarti aku melupakannya, ini konsekuensi yang kalian dapatkan atas perbuatan kalian. Kalian masih beruntung aku masih mengijinkan kalian untuk melihat Eva, bisa saja aku menjual rumah ini dan pergi jauh dari kalian."
"Please Thana, sekali ini saja, biarkan kami menjaga cucu kami." Mata Shirleen sudah berair tanda bahwa ia sudah mau menangis.
"Tidak sekarang, mungkin lain kali saat aku sudah meninggal." Jawab Thana santai.
"Kau masih muda Thana dan pastinya sehat, meskipun umur tidak ada yang tau tapi kami berpotensi lebih besar untuk meninggal duluan sebelum kau, lalu bagaimana mungkin kami bsia menjaga Eva."
"Exactly, tandanya, tidak pernah." Jawab Thana dengan senyuman manisnya yang justru membuat Nicholas dan Shirleen frustasi, berarti benar-benar tak ada kesempatan bagi mereka untuk menjaga Eva.
"Katakan, katakan apa yang harus kami lakukan agar kau mau membiarkan kami menjaga Eva walau hanya sehari." Nicholas tanpa sadar menyentuh tangan Thana.
"Tak ada, karna memang aku tak ingin kalian menjaganya. Kalian punya Jenneta, kalian bisa melanjutkan pernikahan Reynold dan Jenneta lalu menyuruh mereka untuk memberikan cucu pada kalian."
"Tidak Thana, kami hanya ingin Eva, hanya dia, lagipula hubungan Jenneta dan Reynold telah usai, Jenneta sudah melepaskan Reynold, Reynold sepenuhnya milikmu."
"Bagus, dengan begitu kalian bisa melakukan perjodohan lagi antara Reynold dan wanita pilihan kalian. Maaf tapi aku sudah dijemput." Thana berjalan melewati Shirleen dan Nicholas begitu melihat mobil Mercedes G-Class milik mas Alvaro memasuki perkarangan rumahnya.
Dari mobil mewah, kokoh dan berwarna hitam itu turunlah pria tampan bersama wanita cantik, siapa lagi jika bukan Elora dan Alvaro, keduanya menyambut Thana dan Eva dengan pelukan hangat, bahkan Alvaro dengan mudah diberikan ijin untuk menggendong si kecil Eva, pria tampan itu memberikan kecupan sayang pada tangan mungil Eva juga keningnya, Eva sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.
"Hari ini Eva sama paman dan kak Dean yah, kita main sama grandpa, grandma." Suara berat Alvaro menyapa gendang telinga mereka semua.
"Ayo." Elora merangkul Thana sementara Alvaro sudah meletakkan Eva pada car seat, baru saja Thana hendak memasuki mobil tangannya sudah dihentikan oleh sebuah tangan kokoh yang begitu familiar baginya.
"Kau mau kemana?" Of course, it's Reynold.
"Pergi bersama keluarga Vijendra." Jawab Thana dengan tenang.
"Aku bisa mengantarmu." Tangan Reynold masih berada di pergelangan tangan wanita itu.
"Tidak, aku sudah terbiasa bersama keluarga Vijendra."
"Jangan merepotkan orang lain Thana, aku bisa mengantarmu, lagipula aku lebih berhak akan Eva daripada mereka." Ujar Reynold tanpa sadar mengubah mood Thana.
"Hakmu sudah hilang disaat kau pergi meninggalkanku Rey. Kau memang ayah Eva, tapi kau tak pernah bertanggungjawab untuk aku dan Eva, jadi sadar dirilah dan lepaskan tanganku. Lagi, mereka lebih berhak atasku dan Eva, karna hanya mereka yang menganggapku keluarga disaat keluargaku, keluargamu, bahkan dirimu sendiri tak menganggapku ada, kalian membuangku dan Eva, menelantarkan kami begitu saja, lalu sekarang begitu Eva sudah lahir kalian bertingkah seolah kalian yang paling berhak akan kami, otak kalian sungguh kecil dan hati kalian sudah mati sampai tak menyadari kelakuan kalian dulu?"
Reynold sepertinya sadar ia telah salah bicara dan untuk itu ia kembali ingin membuka suara namun Thana sudah lebih dulu menghentikan keinginannya.
"Ketahuilah Rey, tak peduli seberapa besar, seberapa tulus, dan seberapa sering kalian meminta maaf padaku dan Eva, kalian tidak bisa membuatku lupa akan apa yang kalian lakukan padaku, Aku menjalani hidupku dan Eva tanpa kalian, kami tak keberatan untuk melakukan semuanya sendiri sekarang, perbuatan kalian membuatku hidup mandiri dan mempermudah diriku untuk menghilangkan kalian dalam hidupku, dan kalian sudah hidup selama berbulan-bulan tanpa kehadiranku dan Eva, kalian menganggap kami tak ada, maka teruslah seperti itu. Kalian yang membuatku seperti ini dan ketika aku sudah menjalani hidupku seperti keinginan kalian, kalian malah memohon-mohon tak jelas seperti ini, aneh. Jalani hidup kalian seperti dulu, jangan karna Eva sudah lahir lalu membuat kalian merasa bersalah pada anakku." Tanpa menunggunrespon dari Reynold, Thana langsung melepaskan pergelangan tangannya dari tangan Reynold dan masuk ke dalam mobil lalu menguncinya.
Alvaro dan Elora pun memasuki mobil dengan wajah Elora yang meremehkan ketiga orang bodoh itu.
TBC
Kemungkinan besar besok sing nggak update, mianhe T_T
Enjoy guys.AeilsyIr
KAMU SEDANG MEMBACA
Never be mine - Vrene Lokal (END)
FanficI saw happiness in your eyes but it's not for me or because of me and never be me, never. Not even in the past, now or in the future, it never will cause you aren't mine, and I lost something that I never had.