Part 9

638 105 39
                                    

Ponsel Reynold berdering dengan kencang menandakan ada panggilan masuk, sumpah siapapun yang menghubunginya jam segini akan ia penggal kepalanya, mau tak mau Reynold mengambil ponselnya dan melihat panggilan tak terjawab sebanyak 3x dari nomor tak dikenal, Reynold mengabaikannya dan melihat jam yang tertera diponselnya, jam 4.10 pagi yang berarti ia baru tertidur 10 menit. Sejak pulang dari rumahnya dan Thana tadi ia memang kesulitan tidur, ia mengingat moment saat bayi yang di kandung Thana menendang dan bergerak ketika tak sengaja bersentuhan dengannya, hatinya menghangat tapi egonya lebih tinggi dari apapun hingga ia memutuskan untuk pergi dari sana, juga ia yang merasa susah tidur, seperti khawatir akan sesuatu tapi tidak tau apa.

Lamunannya terbuyar saat panggilan dari ponselnya kembali berdering, ia enggan menjawab tapi hati kecilnya berkata lain hingga pada akhirnya jempolnya menggeser layar hijau diponselnya.

"Halo." Ujarnya dengan nada malas-malasan tapi juga jengkel secara bersamaan.

"Hiks..." Reynold hanya mendengar suara seorang wanita menangis.

"Halo." Ujar Reynold sekali lagi.

"Rey... tolong.." Ujar wanita disebrang sana sambil menangis.

"Thana?" Reynold mengenali suara wanita itu, setelah itu Reynold melihat nomor pada ponselnya, yah benar itu nomor Thana, yang tidak ia save, ia baru membeli ponsel dan nomor baru karna yang sebelumnya hilang, ia menghapal nomor Thana karna sebelumnya wanita itu kerap mengganggunya dengan panggilan-panggilan dan pesan meminta tolong ini dan itu, sungguh mengganggunya dan pada akhirnya ia memblokir nomor Thana.

"Please, tolong..hiks.. aku... Rey.." Thana terus saja menangis di sebrang sana.

Tiba-tiba saja rasa kantuk, amarah, dan kejengkelan yang Reynold rasa tadi hilang entah kemana berganti dengan rasa khawatir setelah mendengar suara tangisan Thana dari ponselnya, dengan cepat Reynold mengambil kunci mobilnya dan keluar dari kamarnya begitu saja, bergegas untuk mendatangi rumahnya dan Thana, lagi.

Jika tadi Reynold berkendara karna perasaan marah mengingat perjumpaan antara Thana dan Jenneta yang entah disengaja atau tidak, maka kali ini Reynold berkendara dengan kecepatan diatas rata-rata karna perasaan khawatir pada Thana.

Biasanya butuh waktu 30 menit dari mansionnya kerumah yang ia beli karna pernikahannya dengan Thana, tapi karna ia berkendara dengan cepat juga karna ini masih subuh, ia bisa sampai tak lebih dari 15 menit. Dengan cepat Reynold melangkah kedalam rumah yang sudah gelap, hanya terlihat cahaya lampu remang-remang dari kamar Thana, itupun ia melihat dari celah bawah pintu.

Kaki panjang Reynold menaiki anak tangga, 3 sekaligus dalam sekali langkah karna terlalu buru-buru dan khawatir, begitu sampai didepan pintu ia bisa mendengar suara tangisan yang begitu pilu, Reynold pun segera membuka pintu kamar Thana yang untungnya tidak terkunci.

Reynold menyalakan lampu namun tak menemukan Thana didalam kamar, hanya kasur berantakan dengan selimut yang tergeletak begitu saja diatas lantai, jantung Reynold berpacu dengan kuat lalu telinganya menangkap suara tangisan dari dalam kamar mandi, matanya pun langsung menatap kamar mandi yang masih tertutup itu, ia melangkahkan kakinya mendekat.

"Thana?" Panggil Reynold pelan sambil mengetuk pintu kamar mandi namun tidak ada sahutan hanya suara tangisan yang terisak tanpa menunggu lama Reynold lalu membuka pintu dan melihat Thana duduk diatas lantai didepan closet sambil memegang perutnya dengan sebelah tangan sementara tangan yang lainnya menopang tubuhnya dilantai agar tidak tergeletak.

"Hey, Thana, Thana, ada apa?" Reynold mendekati Thana dan begitu tangannya menyentuh badan Thana ia bisa merasakan betapa panasnya tubuh Thana.

"Rey... Sakit..." Keluh Thana masih terus menangis.

Never be mine - Vrene Lokal (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang