Thana menangis bahkan beberapa jam setelah Reynold pergi meninggalkannya sendirian di kamar inapnya, Thana bahkan lupa harus pergi ke toilet, hatinya terlalu sakit diperlakukan Reynold seperti itu, benar-benar sakit, pria itu melanggar janjinya sendiri kurang dari 10 jam. Thana bahkan sudah menatuh kepercayaan dan hatinya penuh pada Reynold, tapi pria itu tetap memilih untuk menemui Jenneta disaat Thana melarangnya, membuat Thana sadar diri bahwa memang tak ada dia dan anak mereka di dalam hati dan pikiran Reynold, hanya Jenneta dan selalu dia.
Thana menangis sambil duduk di pinggir brankar sambil mengelus perut buncitnya, seolah meminta kekuatan dari sang buah hati. Wanita hamil itu sesenggukan begitu parah sampai rasanya dadanya terasa sesak dan sulit menarik napas, ia sudah berusaha untuk berhenti menangis tapi tak bisa, luka yang ditoreh Reynold dan orangtuanya terlalu sakit, bahkan ketika Thana hendak melupakannya hatinya tetap merasakan sakit yang teramat sangat, seperti di remuk sampai menjadi pasir halus, tak berbentuk, tak tertolong.
Seorang suster masuk ke ruang inap VIP Thana, karna ini waktunya Thana diperiksa dan suster itu langsung memanggil Dokter Elora begitu melihat keadaan kacau Thana, dimana wanita hamil itu sesak dan wajahnya yang membengkak.
Tak butuh waktu lama, Dokter Elora langsung memasuki ruangan dengan wajah panik, dingin dan khawatir. Mata Dokter Elora membulat saat melihat keadaan Thana apalagi saat mendengar suara napas sesak juga Thana yang merintih sambil memegangi perutnya, Dokter Elora tau, sesuatu yang buruk telah terjadi dan Thana serta bayinya harus segera diselamatkan.
Dengan cepat Dokter Elora menangani Thana agar wanita hamil itu tidak merasa sesak dan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Siapkan ruangan operasi sekarang, Thana harus segera dioperasi, bayinya harus segera dikeluarkan." Perintah Dokter Elora pada suster yang langsung dilakukan oleh sang suster dengan cepat.
5 suster dengan cepat mendorong brankar tidur Thana keluar dari ruang VIP menuju ruang operasi sementara Dokter Elora mencari-cari keberadaan Reynold yang sama sekali tak terlihat, masa bodoh, Thana lebih penting sekarang, maka dari itu Dokter Elora langsung berlari menyusul brankar Thana dan membantu para suster untuk bisa sampai ke ruang operasi lebih cepat.
3 jam lamanya Thana berada diruang operasi karna komplikasi, bahkan nyawanya hampir tak tertolong dan itu membuat Dokter Elora sungguh frustasi, tapi untungnya Tuhan berkehendak lain dan juga karna Thana adalah wanita serta ibu yang kuat.
———
Thana terbangun beberapa jam setelah operasinya selesai, hanya ada seorang suster yang di tunjuk langsung oleh Dokter Elora untuk menemani Thana, ia terpaksa karna ia masih ada praktek dengan pasien lain tapi tenang keluarga Vijendra sedang berada dijalan untuk menjenguk Thana dan buah hatinya.
"Kau sudah sadar? Aku panggilkan Dokter Elora dulu." Ujar sang suster dengan cekatan.
Thana hanya diam memandangi ruangannya, ia mencoba bergerak namun ia merasakan sakit pada perutnya, dan matanya memandang kearah perutnya yang sudah mengecil, perasaannta tak enak, sungguh, ia takut hal-hal buruk terjadi.
"Thana. Apa yang kau rasakan sekarang?" Tanya Dokter Elora begitu memasuki kamar Thana.
"Apakah anakku selamat?" Thana menghiraukan pertanyaan Dokter Elora, ia tak peduli dengan apa yang ia rasakan sekarang, diotaknya hanya ada sang buah hati.
"Anakmu sedang di incubator box, ia sehat, kuat dan cantik, seperti mamanya, hanya saja karna ia dilahirkan diminggu kehamilanmu yang baru ke 32, kami tetap harus memasukkannya ke incubator box dan juga melakukan beberapa pengecekkan padanya." Ujar Dokter Elora sembari memeriksa bekas operasi Thana juga lain-lainnya, memastikan pasiennya yang malang ini tidak mengalami komplikasi lagi.
Thana merasa lega seketika matanya memandang dokter cantik yang masih memeriksanya, "Terima kasih dok, sudah menyelamatkan kami berdua." Ujar Thana dengan tulus dan senyum hangat diwajahnya, ia tak peduli dengan sakitnya lagi, hatinya senang, bahagia, terharu, anaknya selamat.
"Kau bisa melihatnya sekarang, itupun jika kau sudah bisa duduk. Aku bisa mengantarmu dengan menggunakan kursi roda."
"Aku bisa dok." Ujar Thana dengan semangat, ia sudah tak sabar ingin menemui buah hatinya.
Akhirnya dengan bantuan Dokter Elora dan seorang suster Thana bisa duduk di kursi roda, ia begitu tak sabar mau menemui buah hatinya, dengan perlahan Dokter Elora mendorong kursi roda Thana menuju ruangan bayi khusus yang memerlukan incubator.
Dokter Elora memberikan isyarat pada suster yang berjaga diruang khusus incubator untuk memberikan dirinya dan Thana baju khusus untuk masuk ke dalam ruangan.
Begitu keduanya memakai pakaian khusus barulah Dokter Elora kembali mendorong kursi roda Thana menuju salah satu box incubator dimana terdapat bayi yang begitu mungil bahkan terdapat beberapa selang ditubuh mungil itu, seketika airmata Thana jatuh, ia merasa bersalah pada buah hatinya, jika saja ia sehat, jika saja ia tidak mengalami preeklamsia, jika saja ia bisa merawat kesehatannya dengan baik tentu ia tidak harus melahirkan secepat ini dan membuat buah hatinya terlahir secara prematur dan harus masuk ke dalam incubator dengan selang-selang itu, bukankah ia ibu yang buruk?
"Ia anak yang kuat, seperti mamanya, tak perlu khawatir, menurut pemeriksaan kami selang-selang itu akan dilepas besok tapi ia tetap harus berada dalam incubator setidaknya selama beberapa hari, jika keadaan memungkinkan ia bisa segera pulang bersamamu. Kau mau menyentuhnya?"
Thana yang mendengarkan itu langsung dengan cepat mengangguk, Dokter Elora pun mengarahkan tangan Thana untuk masuk ke incubator box melalui lubang yang ada di sana. Thana menyentuh tangan mungil bayinya dengan hati-hati, seolah tangan mungil itu akan hancur jika tidak diperlakukan secara hati-hati.
Perasaan Thana langsung lega dan Thana tak bisa menahan air matanya, ia menangis begitu saja, menangis tanpa suara dengan air mata yang terus mengalir, oh Tuhan, bayi ini, bayi yang ada didalam rahimnya selama 32 minggu, bayi yang ia pertahankan, bayi yang bersamanya melawan dunia kini sudah tidak berada dalam satu tubuh dengannya, bayinya sudah terlahir secara sempurna dan ia merasa bahagia untuk itu, tak tau berapa banyak kali Thana mengucapkan terimakasih pada Tuhan yang sudah memberikan malaikat kecil kedalam hidupnya.
"Hello, Eva, Eva Valeria. Ini mama sayang, yang kuat yah disana nanti kita pulang bareng-bareng, mama janji Eva nggak bakal rasain sakit lagi. Mama sayang Eva. Sayang banget." Ujar Thana dengan air mata yang membasahi wajahnya.
Begitu juga Dokter Elora, dokter cantik yang berada dibelakang Thana tak sanggup menahan air matanya, ia jelas tau makna dari nama yang diberikan Thana pada anaknya, Eva yang berarti kehidupan dan Valeria yang bermakna keberanian, nama yang indah dan penuh makna bagi Thana, Elora tau itu.
TBC
Lahiran guys, Congratulations Thana, Welcome to the world Baby Eva Valeria.
AeilsyIr
KAMU SEDANG MEMBACA
Never be mine - Vrene Lokal (END)
FanficI saw happiness in your eyes but it's not for me or because of me and never be me, never. Not even in the past, now or in the future, it never will cause you aren't mine, and I lost something that I never had.