🧢🧢🧢
"Mas, sorry. Gara-gara aku, Mas jadi kena tonjok Ayah." Shena meletakkan secangkir kopi di meja kaca teras. Sebenarnya gadis itu agak merasa takut pada Angga, karena dirinyalah Angga kena hantaman maut dari sang ayah. Gadis itu ragu-ragu ingin duduk di sebelah Angga, namun Angga yang peka, mengangguk sebagai isyarat memperbolehkan.
Angga sedikit meringis saat mengangkat senyum asimetris. "Gak pa-pa, Mas maklum. Ayahmu begitu pasti karena sayang sama Mbakmu."
Wajah Angga dipenuhi lebam-lebam biru. Terlebih lagi pelipis dan bibirnya sobek. Sebelumnya dia ditelepon oleh Ari —Kakak iparnya— untuk datang ke rumahnya bersama Azkiel dan Andine. Namun Gina —istri dari Ari— mengajak anak beserta istrinya keluar untuk main ke Mall.
Namun Ari tiba-tiba saja mengajak duel Angga. Awalnya hanya dianggap candaan belaka, namun saat Angga menyanggupi, Ari menghajarnya habis-habisan. Terlebih lagi Ari tampak belingsatan dan melayangkan serangan membabi buta.
Angga yang tak siap dengan serangan tiba-tiba, terjatuh sesekali. Dia tetap melawan Ari meski dirinya diliputi banyak tanda tanya. Sampai akhirnya dia tau penyebabnya, dia pasrah saja dipukuli.
Shena merasa tak enak. "Sekali lagi aku minta maaf. Disatu sisi aku gak mau cerita sama Ayah karena udah tau ujung-ujungnya pasti kayak gini, tapi bagaimanapun juga, Mbak Andine adalah tante yang udah kuanggap kakak kandung sendiri." Dia mencuri pandang pada Angga. Melihat wajah babak belur pria itu dari samping dengan takut-takut.
Hening.
Satu menit.
Dua menit.
Lima menit.
"Sebenarnya ayah kurang setuju pas Mbak Andine mau nikah sama Mas."
Angga reflek menoleh kala mendengar kalimat yang dilontarkan Shena. Alis terangkat. "kenapa?"
"Ayah pikir Mas itu orangnya cukup tempramen dan kasar, terlihat dari Mas nonjok temen Mas sewaktu masih awal lulus SMA," kata Shena.
Gadis itu berusaha mengungkapkan isi hatinya. Biarlah kalau Angga tersinggung atau gimana. "Ayah cerita kalau Mas brutal banget waktu itu sampe korban bolak-balik RS karena cedera tulang rusuk. Belum lagi Ayah sering lihat Mas sering nongkrong sama preman dan berandalan, jadinya Ayah gak suka sama Mas."
"Tapi Mbak Andine tetep keukeuh, dia yang ngeyakinin Ayah sama Mama kalau Mas Angga itu baik. Dan mati-matian ngebuktiin kalau Mas Angga itu gak seburuk yang Ayah kira," kata gadis itu. "Sampe Ayah ngeliat keseriusan Mas ke Mbak Andine, Ayah jadi luluh dan setuju karena Mbak Andine juga keliatan sayang banget sama Mas. Ayah maklum sama kejadian yang lalu-lalu tuh sebagai kenakalan remaja yang labil yang masih bisa ditoleransi, tapi pas Ayah tau kalau setelah menikah Mbak Andine dapet kekerasan. Ayah murka, buktinya kalian sama-sama bonyok."
Shena terkekeh. Mengingat wajah sang ayah yang tak jauh beda dari Angga.
"Aku pikir yang bisa KDRT atau kasar, tuh, cuma suami di sinetron aja. Tapi setelah tau yang modelan lakik dakjal begitu ada di kehidupan nyata terlebih lagi itu orang terdekat, agak kaget sih sebenarnya." Shena terkekeh tak menyadari wajah Angga yang datar meski binar matanya menunjukkan bahwa pria itu tertohok atas ucapan gadis yang masih sekolah itu.
"Aku ngeliat sinetron sampah yang istrinya cuma bisa nangis saat disakitin suami, rasanya pengen maki-maki. Tapi baru inget istri yang di sinetron itu nangis dibayar meski suaminya udah bejat, kasar, selingkuh dan ngelakuin hal jahanam ke dia."
Shena menoleh. "Lah Mbak Andine? Emang dapet bayaran? Kagak. Mas pikir kalau gaji Mas sebagai Tentara yang gede itu, bisa bayar kondisi mentalnya Mbak Andine? Bisa nyembuhin psikis Mbak Andine yang jadi korban KDRT, meski bolak-balik ke Psikolog atau Psikiater? Enggak Mas, gak bakal bisa. Jadi Mas gak usah besar kepala kalau dengan uang yang Mas punya, Mas bisa dapetin semuanya." Shena mencemooh.
"Meski kami orang gak punya, kami gak minat uang Mas. Mbak Andine bisa jadi sama Mas Angga ya karena sayang bukan harta atau tahta. Shena sih ogah ya, punya suami kaya terus punya pangkat tinggi, eh demen KDRT. Enggak dulu dah say."
Angga yang masih mengompres lebamnya hanya diam. Menyimak ucapan Vena. Angga sebenarnya ingin marah, tapi apalah daya karena ucapan Vena benar adanya.
Hening sejenak.
Shena meneguk air dingin dari botol yang dia bawa. Ngomong panjang lebar seperti ini cukup membuatnya merasa haus.
Gadis itu menghela nafas sejenak. Dia sedikit terbawa suasana.
"Sedari kecil Mbak Andine sama ayah sering dipukuli kakek. Karena ayah anak pertama dari dua bersaudara, jadinya dia terus-terusan bela Mbak Andine karena dia gak rela kalau adiknya dapet perlakuan kasar. Ayah berjuang mati-matian buat Mbak Andine, bahkan beliau sempat koma sebab nolongin Mbak Andine yang pernah loncat ke sungai karena depresi."
Angga langsung melirik Shena yang kini menatap halaman kosong di depannya. Matanya menerawang, sekilas tersenyum getir saat sekelibat memori lama itu terputar kembali. Waktu-waktu yang pahit dikenang.
"Aku ngomong begitu bukan ingin rasa kasihan, rasa simpatik atau apalah dari Mas Angga. Aku cuma mau bilang ... tolong hormati Mbak Andine sebagai istri Mas Angga."
"Jangan pernah anggap rendah Mbak Andine. Bagaimanapun Mas sudah besar, sudah cukup pintar buat nahan emosi. Tolong ... tolong jangan sakiti Mbak Andine. Mbak Andine gak pantas dapet perlakuan kasar dari siapapun."
"Dan juga ..." Shena menghela nafas sejenak. "Azkiel pun masih terlalu dini buat dapet tekanan mental dan kekerasan fisik. Kalau Mas Angga gak bisa jadi suami dan bapak yang baik buat kedua orang itu, berhenti aja ya, Mas. Jangan maksain sesuatu yang Mas sendiri gak bisa ngelakuin."
"Aku, Mama dan Ayah udah siap kalau semisal Mbak dan Iel, dipulangkan sama Mas Angga."
🧢🧢🧢
Holaaaa!!!
DISCLAIMER!!!
Gak semua profesi seperti Appa, punya perilaku yg sama yaaa. Jangan disama ratakan, karena ini cerita 100% fiktif meski ada beberapa scene yang diambil dari rl.
Tapi tetap saja ini FIKTIF!!!
Dan semisal kalian bertemu dengan orang yang perilakunya sama, anggap saja orang itu adalah OKNUM yang TIDAK PANTAS DITIRU!!!!
Maaf kalau semisal author bikin cerita yang alurnya kurang masuk akal huhuhu:( tapi kedepannya akan diperbaiki lagi.
Okay, see you next partttt<3
23 Desember 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Azkiel's Appa
General FictionStart 25 Februari 2020 - Repbulished 02.10.2023 NOTE ! "krn sebelumnya tidak ada prolog, trs aku tambahin prolog jd mempengaruhi viewer sm vote ya per-chapter ya. jd ngacak gitu ehehe. tp ga berpengaruh sih, yg penting alurnya tetap rapih." ❝Besar n...