Azkiel's Appa-! 12

463 33 6
                                    

Jangan lupa kasih vote and coment. Supaya makin semangat nulisnya:)

Azkiel's Appa ⁠~⁠♪

"Appa, kita mau mana?"

Azkiel yang sedari tadi memainkan mainannya kini bertanya. Memperhatikan lalu lintas sekitar yang lumayan padat serta pepohonan di pinggir jalan yang tinggi-tinggi. Bocah itu sempat membuka mulut dan berkata 'wah' sambil memandangi deretan pohon itu. Mereka sangat tinggi dan lebat, Azkiel sampai harus mendongak untuk melihat ujung pohon.

Seperti bocah norak saja. Tapi, memang sih, Azkiel norak begitu karena dia baru pertama kali jalan-jalan memperhatikan sisi jalan. Biasanya, kalau berpergian, dia akan jatuh tertidur sampai tujuan. Katanya mengantuk dan pusing melihat mobil-mobil berseliweran.

Azkiel yang tadi pagi hanya menggunakan kutang dan celana dalam merah kini berganti dengan setelan ala-ala militer. Bocah itu mengenakan atasan tak berlengan berwarna hijau army yang memiliki stiker kacamata biru di tengahnya, dan celana pendek bercorak loreng khas tentara. Tak lupa dengan sendal Spiderman yang sudah terpasang manis dikaki mungilnya.

Tadi Azkiel menolak saat Ibun ingin memasangkan sepatu yang kalau diinjak berbunyi 'ngik!' ke kakinya, sepatu anak bayi katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadi Azkiel menolak saat Ibun ingin memasangkan sepatu yang kalau diinjak berbunyi 'ngik!' ke kakinya, sepatu anak bayi katanya. Kan enggak lucu kalau Azkiel sudah keren begini, sudah terlihat seperti tentara versi mini dan gembul, berjalan mengeluarkan suara 'ngik!'

Kalau dia jalan selangkah saja sudah 'ngik!' satu kali, lantas bagaimana kalau dia berjalan kesana kemari? Mungkin bunyinya akan terdengar 'Ngik! Ngik! Ngik!'

Untung bukan 'Wik! Wik! Wik!'

"Tempat latihan Appa."

"Latihannya jauh ya, Appa? Lama," komentar bocah gembul itu. Dia mendesah malas.

Kini Azkiel menghadap ke depan. Menatap jalanan yang berkelok-kelok dan menanjak. Ini seperti perjalanan ingin ke puncak saja, yang harus naik terus belok kanan lalu belok kiri. Azkiel menguap. Menggaruk perutnya dan menelengkan kepalanya di bahu, membuat pipi kanannya tergencet dan bibirnya sedikit maju ke depan. Matanya berubah sayu dan malas.

Perjalanan masih lama dan dia sudah bosan duluan. Tau begini Azkiel tak jadi ikut Appa dan dirumah saja. Menonton film azab pelakor bersama Ibun yang terkadang menangis melihat adegannya. Padahal Azkiel sendiri heran, tak habis fikir dimana letak sedihnya film itu.

Saat mau tertabrak mobil, si pemain bukannya lari tapi teriak kencang dulu dan akhirnya mati di tengah jalan. Padahal setau Azkiel kalau ada kejadian begitu, dia harus lari dulu ke pinggir jalan lalu berteriak. Setidaknya itu yang dibilang Ibun kala Azkiel bertanya kenapa ada orang aneh seperti itu didalam film.

Bicara tentang Ibun. Sebenarnya tadi Azkiel dilarang keras untuk pergi bersama Appa. Ibun terlihat marah dan berteriak kesetanan ketika Azkiel iya-iya saja saat diajak pergi. Ibun terlihat habis menangis dan Azkiel menahan diri untuk tidak bertanya kenapa Ibun sedih. Dia saat itu hanya menuruti perkataan Appa yang menyuruhnya masuk ke dalam mobil.

Azkiel's AppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang