Azkiel's Appa-! 29

74 9 2
                                    

When I was just a little boy

asked my mother what will I be

Will I be handsome Will I be rich

Here's what she said to me

Que sera, sera

The future's not ours to see

Que sera, seraWhat will be, will be

"Itu artinya apa Ibun?" tanya Azkiel yang sedang dilepaskan baju oleh Ibun. Ibun membersihkan sisa spidol yang masih menempel di pipi Azkiel sambil bernyanyi. Azkiel yang bodoh sekali dengan Bahasa Inggris hanya menyimak dan menikmati.

Sudah selesai dengan kegiatan membersihkan wajah anaknya, Ibun beralih menyalakan keran air sampai setengah bath up portable untuk mandi Azkiel. Sore ini bocah gembul itu ingin mandi di depan teras rumah, jadi Ibun mengangkut bath up portable itu dan tak lupa dengan berbagai macam mainan Azkiel seperti perahu serta Oom Spiderman.

"Arti dari lagunya itu seperti Azkiel nanya ke Ibun, Azkiel kalau saat besar akan jadi apa? Apa jadi anak yang ganteng atau jadi anak yang sukes dan kaya. Ibun bilang 'Que sera-sera' dan maknanya itu seperti salah satu potongan ayat di Al-quran 'kun fayakun ... yang terjadi maka terjadilah'."

Azkiel mengernyitkan jidatnya, tanda tak paham dengan kalimat Ibun. "Tapi kan Iel gak nanya?"

"Itu cuma perumpaan ajaa Iel. Intinya kayak apapun mimpi Iel saat besar nanti, apapun yang ditakdirkan untuk Iel maka itulah yang terjadi. Kita sebagai manusia tidak tahu masa depan, masa depan itu hanya Allah yang tahu."

"Oh seperti itu ...."

"Iya." Ibun beralih menggosok punggung Azkiel. 

"Bun, kenapa hanya Allah yang tahu masa depan? Kenapa enggak Ibun aja, kan Ibun orang dewasa yang sudah besar dan jadi Ibu-ibu. Harusnya Ibun juga tahu masa depan."

Ibun terkekeh. "Karena Allah itu adalah Maha Yang Mengetahui, sengaja Allah membuat manusia seperti kita tidak bisa memprediksi masa depan. Supaya saat kita nanti mendapatkan takdir yang kurang baik, kita tidak merasa putus asa duluan. Apalagi saat kita mendapatkan takdir yang bagus, pasti kita senang banget karena dapat suprise."

Azkiel nyimak saja, wajahnya lempeng dengan mata yang bergerak ke atas. bocah itu berfikir keras, memaksa otak kecilnya untuk paham. "Contohnya?"

"Contohnya ... kalau Iel dibilangin sama Ibun kalau besok Iel mainan Spidermannya bakalan hilang. Iel hari ini pasti khawatir dan takut kalau mainannya ilang, jadinya Iel pusing duluan mikirin gimana caranya enggak hilang mainannya. Terus Iel jadi gak fokus sekolah deh gara-gara mikirin itu." Ibun mengangkat Azkiel untuk berdiri di atas rumput sintetis di teras rumahnya. Dia melilitkan handuk merah di badan Azkiel. "Kalau Ibun bilang besok Iel dikasih mainan sama Appa, pasti rasanya biasa aja kan Iel udah tahu duluan. Kalau dikasih tiba-tiba kan pasti seneng banget karena dapet kejutan hadiah."

Ibun membuka penutup air dari bath up portable itu, air yang semula banyak kini perlahan keluar dari lubang dan menyisakan sisa-sisa air yang dibuat mandi oleh Azkiel. "Jadi seperti itu, Allah buat manusia tidak tau masa depan karena itu yang terbaik."

"Oh seperti itu, ya."

"Iyaaaa."

"Takdir itu tidak bisa ditebak. Kun fayakun, yang terjadi maka terjadilah."


###


23 Juli 2024

Azkiel's AppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang