Azkiel's Appa-! 25

135 19 15
                                    




Hallo, apakah ada yang masih baca lapak ini?? Komen dong, biar semangat updatenya xixi

Happy reading!


***

Keesokan harinya Azkiel kini tersenyum lebar. Menampilkan gigi gigi kecilnya yang rapih dan putih, membuat siapa saja terheran-heran dan menerka kalau giginya bisa kering karena terlalu lama tersenyum lebar. Bayangkan saja, seorang bocah gembul senyum-senyum sendiri dari awal masuk kelas hingga jam istirahat. Terlihat seperti bocah gila yang setengah sableng.

Agak laen.

"Ei, bi, si, di, i, ef, ji, eych, ay, lab, yu, wil, yu, me, ri, mi?"

Ibu Guru tergelak. Tertawa secara spontan ketika mendengar Azkiel yang melafalkan abjad menggunakan bahasa Inggris namun melenceng. Bocah yang berdiri di depan kelas kini cengar-cengir, sedangkan yang lain tertawa mengolok dan sebagian lagi tak mengerti dengan apa yang Azkiel ucapkan.

"Salah, Iel! Seharusnya Ei, bi, si, di, i, ef, ji, eych, ai, jei, kei, el, em, en, ow, pi, kyu, ar, es, ti, yu, fi, dabl yu, eks, wai dan zed."

Itu sergahan Arin dengan suara lumayan keras. Protes terhadap Azkiel yang salah menyebutkan urutan abjad bahasa Inggris.

Bagaimana bisa abjad terakhir menyusun kata seperti, "i love you, will you marry me"?! Entah siapa yang mengajari Azkiel seperti itu, sepertinya Azkiel menyerap dengan sangat baik.

"Hahaha, Iel... Iel. Kamu diajarin siapa sih pinter gitu?" tanya Ibu Guru setengah gemas dan setengah lagi berusaha menahan gelak tawa. Hadeh, bocah ini selalu saja bisa membuat humornya menjadi receh seketika.

Azkiel nyengir. "Abang Adan."

Razdan?

Memang ya, Azkiel kalau sekalinya diracuni cowok itu pasti ketularan gila plus edannya. Semoga aja tidak ketularan playboy serta kenakalan cowok itu. Semoga..

"Azkiel kalau besar mau jadi apa?" tanya Bu Guru. Untuk saat ini kelas memang sedang melakukan kegiatan random dan bermain-main saja. Meskipun begitu, Bu Guru masih menggunakan metode main dan belajar agar anak-anak bocah ini tidak merasa bosan.

"Azkiel mau jadi Appa!" katanya sok keren.

Arin menatap heran. "Emangnya kenapa mau jadi Appa?"

"Appa Iel suka lawan-lawan orang jahat. Punya pistol dor, dor, dor! Nanti Appa kayak Spiderman yang melawan kejahatan. Tapi bedanya Appa enggak pakai baju warna merah dan keluar jaring laba-laba." Azkiel meragakan gerakan Spiderman ala-ala yang tengah menebarkan jaring. Badannya yang pendek berlari ke sana kemari di depan kelas.

"Berarti Appanya Iel hebat dong?" tanya Jeni yang kerap disapa Jejen.

"Iya," kata Azkiel.

Setelah melakukan sesi QnA mengenai cita-cita, kesukaan mengenai hewan dan banyak lagi, Tak terasa satu jam pelajaran sudah terlewati.

Kringgg!

"Ya sudah, kalian istirahat dulu. Makan bekalnya, ya. Jangan ada yang nakal, oke?"

"Oke, Ibu Guru!"

Azkiel jalan ke bangkunya, mengundang tatapan aneh dari Arin yang melihatnya lamat-lamat. Senyum lebar tak pernah luntur dari bibir bocah cowok itu. Arin mengerutkan kening. Apa ada hal bahagia yang tengah Azkiel rasakan hingga sepertinya bocah itu masih saja mempertahankan senyum lebarnya?

Azkiel's AppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang