Azkiels Appa-! ~♪
"Botolnya udah beli yang baru ya, dijaga baik-baik jangan sampai hilang lagi. Selesai makan diberesin semua sendok, tempat bekal sama botolnya jangan ada yang ketinggalan."
Azkiel menatap malas ke arah Ibundanya yang tengah memasukkan kotak bekal ke dalam tas. Bocah berusia lima tahun itu tampak kesal, terlihat jelas dari wajahnya yang tertekuk. Seragam taman kanak-kanak melekat sempurna di tubuh mungilnya.
Pasalnya setiap pagi Azkiel mendengar kalimat yang sama berulang kali, dan setiap hari ada saja barang yang entah itu hilang atau rusak. Jujur saja Azkiel sudah sangat bosan dengan ceramahan Ibun tiap kali dia ingin berangkat sekolah.
"Iel, di sekolah jangan nakal. Jangan suka jahilin Arin, kalau temenan gak boleh jahil. Jangan berantem juga sama yang lain. Oke?" Ibun melingkarkan jam tangan merah Spiderman ke pergelangan Azkiel. Jam tangan kesukaan Azkiel karena baru dibelikan oleh Sang Appa yang habis bertugas di perbatasan Natuna. "Temenan mah sama siapa aja."
"Bun, kemarin Ipan aneh banget. Masa tiba-tiba dia pengen ikutan jadi Superhero, sih?" Azkiel baru ingat sesuatu yang membuatnya jadi kesal. Azkiel merasa kalau Ipan hanya ikut-ikutan saja biar kelihatan keren. Padahal Ipan tidak keren sama sekali, dia tidak mempunyai barang berlogo Superhero, tidak seperti Azkiel yang mempunyai banyak barang yang gambarnya Spiderman.
Ipan mengatakan kalau dirinya itu Superman. Azkiel tidak percaya, soalnya Ipan pendek. Jadi ketika melihat teman sekelasnya yang mengaku-ngaku sebagai Superman membuat Azkiel merasa aneh.
Azkiel ini tidak berkaca, padahal dia sendirinya juga mengaku dan berlagak seperti Spiderman.
Bocah itu melihat benda yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu beralih ke tasnya yang terbuka tergeletak di atas meja. Dari posisi Azkiel yang duduk di atas meja makan, bocah itu bisa melihat semua barangnya yang didominasi dengan warna merah. Alat tulis, buku, kotak pensil dan berdoa saja semoga bocah itu tidak berubah jadi warna merah juga. Sebab Azkiel si fanatik karakter Spiderman ini mengharuskan semua barangnya berwarna merah dengan gambar Superhero yang memiliki kekuatan jaring laba-laba tersebut.
Ibun yang sedang memakaikan bocah itu dasi merespon dengan pertanyaan, "Emangnya kenapa? Siapa aja bebas buat suka sama Superhero yang mana, Iel juga suka Spiderman, kan? Masa Ipan dibilang aneh?"
"Ipan bilang pengen jadi Superman yang bisa terbang karena ada ... eung, apa sih Bun yang kayak ada di leher Upin warna merah di TV itu? Tapi Superman mah yang panjang sampai kaki," tanya Azkiel yang tak mengerti nama benda yang menurutnya terlihat mirip sesuatu yang dipakai karakter Upin Ipin.
Ibun berfikir. "Jubah kali ya? Iya, namanya jubah."
"Iya itu, kayak gubah."
"Jubah, Iel."
"Iya, iyaaaa jubah namanya."
Ibun terkekeh kala mendengar ralat dari Azkiel.
"Superman terbangnya pakai jubah." mulut Azkiel terbuka, menerima suapan dari Ibun. Sedangkan dirinya berusaha memakai kaus kakinya sendiri. Bocah itu sedikit keribetan sebab tangannya yang kecil itu lebih pendek, sehingga susah untuk menjangkau kakinya. Dasar bocah bantet!
Azkiel mengunyah nasi perlahan, pipi gembulnya bergerak lucu. "Tapi aneh Bun, masa Superhero pakai celana dalamnya di luar? Enggak malu ya kalau diliat banyak orang? Itu kan aurat, tidak boleh diliat, nanti matanya bintitan. Tidak sopan seperti itu."
Ibun ngakak. Baru sadar dia dengan karakter Superman yang visualnya mengenakan celana dalam di luar. Terlebih lagi dengan celetukan asal Azkiel yang sangat absurd di luar nurul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azkiel's Appa
Ficción GeneralStart 25 Februari 2020 - Repbulished 02.10.2023 NOTE ! "krn sebelumnya tidak ada prolog, trs aku tambahin prolog jd mempengaruhi viewer sm vote ya per-chapter ya. jd ngacak gitu ehehe. tp ga berpengaruh sih, yg penting alurnya tetap rapih." ❝Besar n...