Gawat! Arin terlanjur suka dengan Soobin, si duda anak satu yang ditinggal sang mantan istri untuk mengejar karirnya sebagai aktris ternama.
Tapi siapa sangka, anak Soobin itu ternyata Odi, si buntalan berduri yang sudah diadopsinya selama kurang l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu minggu sebelum resepsi pernikahannya digelar, Arin semakin merasa was-was. Ia kerap kali merasa kehilangan nafsu makannya, tidak nyenyak saat tidur di malam hari, merasa gelisah tanpa sebab, atau yang paling parah merasakan mulas mendadak ketika harus bertemu dengan Soobin atau orang tua pria itu. Dalam beberapa kali kesempatan, Arin juga berpikir apakah hal itu juga dirasakan oleh wanita-wanita yang akan menikah, ataukah itu hanya berlaku untuk dirinya saja.
"Yak! Kenapa belum pulang?"
Terkejut, Arin akhirnya menjatuhkan pulpen yang dipegangnya seperti saat mendaftarkan pernikahan mereka minggu lalu. Yuqi tersenyum jahil, hingga akhirnya dia mendaratkan bantalan duduknya tepat disebelah Arin.
"Ada apa? Kenapa kamu kelihatan lesu sekali, sih?"
"Aku takut," ucap Arin lirih. Yuqi langsung saja menenangkan sahabatnya. Membawa tubuh Arin ke dalam dekapannya, memberikan ketenangan pada Arin yang terlihat tidak bersemangat itu.
"Takut kenapa?" Yuqi terus saja mengusap punggung Arin.
"Aku takut jika pernikahanku dengan Soobin menjadi kacau. Tidak ada rasa suka diantara kami, bahkan kami baru belum mengenal satu sama lain. Bagaimana jika nantinya pernikahan ini hanya akan berakhir kacau?"
"Hei, hei, tenang dulu, ambil sisi positifnya, Arin. Anggap saja kamu mendapat berkat dengan hadirnya Soobin di jalan hidupmu sekarang. Kamu selalu berkata, kamu ingin lepas dari bayang-bayang Jihyuk. Anggap saja ini salah satu jalannya," ucapan Yuqi terpotong karena Arin tiba-tiba mengangkat kepalanya.
"Ah, kamu benar, aku sudah lupa sebelumnya. Beberapa hari lalu Jihyuk menghubungi aku, dia ingin bertemu. Apa yang harus aku lakukan?"
"Eish! Buat apa kamu menemui dia? Dia saja sudah sibuk dengan pacar barunya sekarang. Sadarlah, kamu sebentar lagi akan menikah. Buang jauh-jauh pikiran tentang Jihyuk, dan fokuslah pada Soobin yang jelas-jelas akan menjadi teman hidupmu. Jangan buang-buang waktu hanya untuk mendambakan Jihyuk, Arin."
Arin terlihat pasrah, isi kepalanya memang setuju dengan pendapat Yuqi. Tapi tindakannya justru tidak bisa diselaraskan.
"Kamu belum bilang padanya kalau kamu akan menikah?" Arin menggeleng lemah.
"Berniat memberitahunya?" Arin kembali menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak akan mengundang siapapun, hanya kamu dan Lucas saja nantinya."
"Serius?"
"Nde, kami sepakat, hanya akan mengundang keluarga inti. Terimakasih untuk kata-katamu tadi. Aku akan pulang saja, kamu semangat siarannya, ya."