9

83 10 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aish! Sial! Kenapa malah berakhir seperti ini, sih?"

Di dalam mobilnya, Soobin terlihat begitu putus asa. Dia baru saja memukul setir mobilnya dengan keras. Melampiaskan kekesalannya pada benda mati itu hingga puas.

Sedikit bersyukur karena Kai berhasil mengosongkan sedikit jadwalnya hari ini, membuatnya tidak perlu kembali mengunjungi kantornya untuk menyelesaikan pekerjaan. Soobin lalu membuka pintu mobil, keluar dari kendaraan roda empat itu secepatnya. Kini, dia sudah berada di rumah orang tuanya sendiri. Cepat atau lambat, tapi Soobin tau pasti kemana roda kesialan itu akan membawanya. Dan disinilah dia sekarang, berusaha membujuk orang tuanya agar membantunya memutus roda kesialan itu. Semoga saja dia masih hidup setelah menceritakan hal itu nanti.

"Eomma?" Panggil Soobin begitu sampai di dalam rumah. Tidak ada jawaban. Apa mungkin mereka berdua sedang tidak ada di rumah sekarang. soobin berjalan semakin dalam memasuki rumahnya.

"Eomma?" Ulangnya sekali lagi.

"Nde. Eoh, Soobin-ah, kamu datang?" Eunjeong bersiap menghampiri sang anak. Sepertinya wanita itu sedang melakukan pekerjaan rumah dibelakang sana.

"Disitu saja, aku akan bantu." Soobin segera berlari menyusul sang ibu. Rupanya dia sedang menjemur baju disana. Membuat Eunjeong yakin jika anaknya itu memiliki maksud lain sekarang. Anaknya tidak akan mau repot-repot membantu, terlebih jika setelan jas bekerja yang rapi dan bermerk sang anak itu masih dikenakan dengan lengkap.

"Dimana appa?"

"Dia masih menunggu toko barunya, ada apa? Pasti kamu menginginkan sesuatu dari kami, kan? Apa ada masalah, nak?"

Soobin tersenyum canggung. Eunjeong yang gemas dengan bibir dan lesung pipi serta tingkah malu-malu anaknya itu segera mencubit pipi Soobin dengan keras.

"Aaaa, tangan eomma basah tau."

"Mian, eomma gemas sama kamu soalnya. Bagaimana bisa pria dewasa seperti kamu masih terlihat begitu menggemaskan, sih?"

"Aku ada permintaan," ucap Soobin segera mengalihkan perhatian wanita itu.

"Tentu, apa itu?"

"Bisakah eomma dan appa ikut ke rumah Arin nanti malam?" Hening sesaat. Eunjeong yang sudah memegang sebuah baju basah bahkan terlihat mematung menatap anaknya tersebut.

"Jinjja? Kalian sudah sedekat itu? Eomma sih senang-senang saja. Tapi harusnya kamu bilang dari jauh-jauh hari. Kita bisa mempersiapkan sesuatu untuk mereka."

"Eomma aku serius, kenapa eomma biasa saja begitu, sih?"

"Memang harus bagaimana lagi? Eomma hanya senang, kamu akhirnya berhasil keluar dari kubangan hitam itu setelah setahun lamanya, nak. Eomma bangga padamu. Eomma akan menghubungi ayahmu dulu. Kamu selesaikan jemuran ini, ya."

MENIKAH (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang