21

101 12 2
                                        

Srugh! 
Ngik! “Egh!” Arin terengah atas perlakuan Soobin pada dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Srugh!

Ngik!

“Egh!” Arin terengah atas perlakuan Soobin pada dirinya. Waktu menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Namun Soobin dan Arin sudah saling menyatukan diri, mencoba mengejar kenikmatan untuk yang kesekian kalinya pada bulan yang sama. Ya, waktu memang berlalu terlampau cepat. Bulan ini merupakan bulan kedua mereka sebagai sepasang suami istri. Masih begitu harmonis, hangat, dan juga menantang di berbagai aspek tentunya.

“Ahh!” racau Arin untuk yang kesekian kalinya. Cahaya matahari pagi yang mengintip dari balik gorden berwarna abu, suara meja yang berdecit, juga suara jarum jam yang bergerak secara konstan turut menemani pergumulan kedua manusia tersebut.

“Soobin.. akh..”

Kaki-kaki meja yang terus berderit seolah menandakan jika benda mati tersebut mungkin sudah mulai kewalahan untuk menahan tubuh langsing Arin. Ya, mereka melakukannya pada meja dapur, bukanlah sesuatu yang heran jika mengingat keduanya memang sering mencoba tempat-tempat tidak biasa saat sedang melakukan hubungan badan. Yah, walau Arin sendiri tidak terbiasa pada awalnya. Ia lebih memilih pasrah dan menurut saat Soobin selalu mencumbunya di berbagai tempat pada apartemen mereka.

“Aku... hampir...,” Arin yang terengah berusaha menyelesaikan ucapannya. Dalam dekapan lengan sang istri, Soobin mengangguk cepat.Maka dia segera mempercepat gerakannya. Membuat dirinya sendiri kelimpungan menghadapi kenyamanan di dalam Arin yang menurutnya sangat pas dengannya itu.

Saat getaran halus semakin terasa kuat, menyebar keseluruh inci tubuh keduanya, saat itu pula keduanya berpelukan erat. Saling memejamkan matanya masing-masing demi menikmati rasa ternikmat yang hanya sesaat itu dengan segenap hati dan raga yang sudah saling menyambut.Arin sendiri semakin erat memeluk tubuh Soobin yang tentu saja, masih tetap wangi, walau sudah semalam suntuk dia menyerap setiap parfum yang tertempel pada tubuh jangkung itu. Dan tentu Arin merasa bersyukur bahwa Soobin memiliki tubuh yang sangat tinggi. Ternyata itu membuat posisi hubungan intim mereka juga sangat menyenangkan. Lihatlah sekarang. Soobin yang berdiri tengah menahan berat tubuhnya sendiri dan juga tubuh sang istri. Kedua telapak tangannya menyangga pada bagian tepi meja dapur. Sedangkan tubuh Arin yang mengungkung pinggang Soobin mulai terkulai lemas dan bersandar pada tubuh keras lelaki itu. Sungguh posisi yang sempurna.

“Gomawo, chagi-yaa.” Arin tersenyum tipis di balik tubuh Soobin. Kelopak matanya memang masih terpejam, namun dia masih bisa mendengar setiap ucapan lelaki itu, dengan jelas tentunya.


Secara perlahan, keduanya mulai meregangkan pelukan setelah merasa tenaga kembali pulih secara bertahap. Soobin sendiri langsung memasang celana dalamnya, lalu disusul dengan celana kain pendek berwarna hitam yang kini semakin kusut saja. Dengan mudahnya,  ia langsung membantu Arin untuk turun dari meja tersebut setelah sebelumnya dia juga yang dengan mudah menaikkan tubuh langsing sang istri ke atas meja yang sama. Istrinya itu juga membetulkan posisi piyamanya sekarang.

Bunyi pergulatan bibir kembali terdengar setelah Arin yang lebih dulu memulainya. Dan tentu saja Soobin dengan senang hati menyambutnya. Tentu saja kegiatan penyatuan mereka pagi itu diawali setelah keduanya selesai menyikat gigi masing-masing. Karena Soobin sudah hafal, Arin tidak akan mau disentuh, baik itu pada malam ataupun siang hari, jika masing-masing dari mereka belum menyelesaikan ritual bersih-bersihnya. Dan hal itu semakin memanas setelah Soobin mulai mengganggu Arin yang sedikit sibuk membuat teh hangat untuk sarapan mereka berdua.

“Sana mandi, Soobin,” ucap Arin yang berusaha menghentikan kegiatan Soobin yang malah menciumi area lehernya. Dan tentu saja Soobin langsung menuruti ucapan wanitanya itu. Tidak mungkin juga dia akan melanjutkan aksi gilanya setelah dia diberi pelepasan yang menyenangkan di pagi buta seperti tadi. Dia masih memiliki akal sehat bahwa istrinya itu juga memerlukan jeda dan harus mengistirahatkan tubuh dan jiwanya. Soobin tidak ingin terlalu banyak menuntut pada Arin yang sudah banyak pengertian pada dirinya.

MENIKAH (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang