3

106 11 0
                                        

"Eomma, jamkkanman!" Soobin berlari menyusul sang ibu yang sudah keluar dari kamar tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eomma, jamkkanman!" Soobin berlari menyusul sang ibu yang sudah keluar dari kamar tidurnya. Jari-jari panjangnya masih sibuk mengancingkan kemeja, walaupun akhirnya ia tetap salah memasangkan kancing-kancing itu. Salah satu kancing tidak terpasang pada lubang pasangannya. Menyebabkan kemeja putih itu sedikit miring saat dikenakan olehnya sekarang.

"Mian, eoh? Mian. Eomma tidak tau kalau pacar kamu menginap. Eomma belum masak, nanti kamu pesan saja, ya. Apart kamu sudah eomma bersihkan, kok. Eomma pulang dulu."

"Aniiiiii, bukan begitu, eomma. Dia bukan....." ucapan Soobin terpotong.

"Gwenchana, eomma mengerti, kok. Eomma mengerti. Eomma pergi, ya."

Soobin menatap kepergian wanita itu dengan wajah kesalnya yang mendominasi. Dahinya berkerut dalam, ia benar-benar diliputi emosi sekarang. Otaknya sibuk memproses segala kejadian yang mengagetkan pagi ini. Jemari yang sudah selesai mengancingkan kancing pakaian itu dengan segera melakukan tugas lainnya, memijit bagian hidung yang terdekat dengan alisnya dengan keras. Pusing akibat terbangun secara tiba-tiba membuat kepalanya sedikit kesakitan sekarang. "Ah, aish! Kacau."

Kini, setelah teringat dengan sumber kemarahannya, Soobin kembali berjalan menuju kamar tidurnya dengan cepat. Entah apa yang sudah diperbuatnya semalam hingga bisa berakhir membawa seorang wanita asing ke dalam apartemennya, bahkan tidur dalam satu ranjang yang sama. Soobin tidak tau.

Saat hendak berbalik menuju kamar tidurnya, Soobin yang tidak sengaja melihat kelebatan bayangan mengendap di belakang pilar dapurnya segera menghentikan langkah. Kaki-kaki telanjangnya mendadak terpaku pada lantai marmer dingin, namun dia tidak terpengaruh dengan dinginnya lantai tersebut.

"Kemari!" Soobin berucap keras pada Arin. Gadis itu terkejut, awalnya dia hanya ingin bersembunyi setidaknya sampai kedua orang itu sudah terlihat  pada area pandangannya lagi. Namun setelah mendengar teriakan keras si pria, ia segera berubah pikiran dengan cara menuruti ucapan pria itu. Dia segera berjalan terseok-seok menghampiri pria tersebut.

"Permisi, bisakah aku tau.." ucapan si wanita terpotong oleh suara Soobin.

"Kamu, bagaimana bisa kamu tidur bersamaku?" si wanita yang semula berusaha bersikap sopan kini ikut tersulut emosi begitu mendapatkan tuduhan sepihaknya. 

"Hei!! Harusnya aku yang bertanya padamu.
Kenapa kamu membawaku ke sini? Meskipun aku mabuk, tapi itu tindakan yang tidak sopan."

"Jangan sembarangan, pasti kamu yang ikut denganku semalam. Aku tidak begitu kuat dengan alkohol, dan kamu memanfaatkan hal itu. Kamu pasti beralasan mengantar aku pulang karena ini, kan?"

"Sudah tidak tau sopan santun, kamu bahkan menuduh aku melakukan hal rendahan seperti itu? Aku pergi, aku berbaik hati karena tidak akan memperpanjang masalah ini." Soobin terdiam, dia hanya memandang kepergian gadis itu dalam diam. Ingin mendebat lebih, tapi kepalanya terasa begitu sakit. Alhasil, dia membiarkan wanita itu pergi.

MENIKAH (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang