29

87 14 1
                                    

Sebuah ruang privat pada sebuah tempat makan di daerah Seoul, tempat dimana Arin sudah mendudukkan tubuhnya pada salah satu kursi kosong yang ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebuah ruang privat pada sebuah tempat makan di daerah Seoul, tempat dimana Arin sudah mendudukkan tubuhnya pada salah satu kursi kosong yang ada. Ia sudah datang jauh sebelum janji temu yang telah ditetapkan. Hatinya terasa semakin berat karena ia terus memikirkan kemungkinan terburuk yang akan ia dengar setelah ini. Hari ini, dia meminta untuk bertemu dengan wanita asing yang datang ke rumahnya tempo hari.

Dan, ya, dia adalah Karina, seorang aktris yang sedang banyak diperbincangkan.

Sosok yang di dalam angan-angannya adalah orang yang sangat menawan dan penuh talenta, namun sekarang berubah menjadi sosok jahat penghancur kebahagian yang baru saja dibangunnya. Dasar kepercayaan yang baru saja ia labuhkan pada sang suami, Soobin, lenyap dalam sekejap. Arin yang saat ini masih berada di ambang menyerah dan bertahan memaksakan dasar kepercayaan itu untuk tetap berada di tempatnya, di dalam hati terdalamnya. Ia masih akan berusaha mencari kebenaran pada diri suaminya.

Sebelumnya, Arin yang sudah memutuskan untuk merahasiakan kedatangan Karina memilih untuk tetap bermain pura-pura dengan Soobin. Saat ini, saat dia sudah kembali masuk bekerja setelah akhir pekannya yang terasa panjang, cerita perjuangan itu tercipta.

Arin mengingat, pada kantor tempatnya bekerja, ia bisa menemukan setiap kontak dari para artis dan selebritas. Melalui data-data itu, Arin yang sudah meminta tolong pada salah seorang juniornya akhirnya mendapat nomor manager sang aktris. Orang paling dekat yang akan mengantarkan Karina padanya.

Memang membutuhkan sedikit perjuangan, terlebih saat hendak menyampaikan tujuannya pada sang aktris.

“Aku istri Choi Soobin, bilang itu pada Karina!” ucap Arin setengah berteriak pada panggilan telepon dengan manager Karina. Muak dengan manager Karina yang selalu menganggapnya salah seorang penggemar fanatik, namun nyatanya ucapannya itu langsung mendapat perhatian dari sang manager.

Begitulah akhirnya Arin bisa membuat janji temu dengan wanita itu.


“Sudah lama menunggu?”

Arin yang semula sedang bekelana dalam ingatannya sendiri langsung memaksa pikirannya untuk kembali fokus pada kenyataan. Ini saatnya dia meminta penjelasan.

“Ceritakan padaku tentang hubunganmu dengan Soobin.”

Karina tersenyum, sudah menduga dengan sikap terus terang Arin. Senyum yang semakin lebar akhirnya tercipta pada bibir dengan lipstik merah penuhnya. Arin semakin tidak sabar melihat hal tersebut.

“Kamu buru-buru sekali. Aku tidak akan memberitahu apapun padamu. Tanyakan sendiri pada Soobin jika berani.”

Diam-diam mengepalkan tangannya di bawah meja, Arin kembali berusaha keras menguasai dirinya.

"Aku tidak tau apa maksud dan tujuan kamu datang ke rumah kami, tapi jujur saja, aku tidak suka dengan cara kamu memberitahu padaku tentang hubungan kalian berdua. Entah sekarang ataupun di masa lalu. Yang jelas, aku percaya dengan suamiku, aku akan mendapatkan penjelasan darinya. Tidak darimu dengan cara yang sangat tidak sopan seperti ini. Aku kemari hanya akan bilang jika aku dan Soobin sudah resmi menikah, keluarga kami sudah saling mengetahui hubungan kami. Dan sekarang, kami sedang menantikan kehadiran anak pertama kami. Yang jelas, aku tidak akan melepaskan Soobin hanya karena gertakan dari anda, Karina-ssi."

"Jika Soobin memang benar-benar serius dengan mu, dia tidak akan merahasiakan apapun padamu, termasuk hubungan masa lalunya. Aku tidak peduli kamu sudah menikah secara resmi dengan Soobin, atau apakah kamu hamil anaknya atau tidak, yang jelas, aku akan mendapatkan Soobin kembali. Cincin yang masih dia simpan menunjukkan bahwa dia belum sepenuhnya melupakan hubungan kami, sejak dulu. Jadi persiapkan dirimu, bisa saja Soobin akan meninggalkan kamu setelah ini."

Arin menahan diri, air matanya terasa ingin berjatuhan dari kelopak matanya. Ia tidak ingin lengah, semakin lama berada disana hanya membuat hatinya semakin sakit dan perih. Maka dengan langkah cepat, dia segera berjalan meninggalkan ruangan tertutup itu.

Karina yang melihat kepergian Arin hanya dapat mengepalkan jemarinya dengan erat. Dia berniat ingin mempermalukan Arin, tapi justru malah dia sendiri yang terpancing dalam amarah. Kesal karena melihat betapa Arin begitu mempercayai Soobin. Sebab, dia sendiri ragu, apakah Soobin masih setia padanya, atau justru dia sudah melupakannya hingga menemukan kebahagiaan yang lain dengan wanita itu.

Karina paham, perempuan mana pula yang akan rela melepaskan pria sempurna seperti Choi Soobin. Tidak akan ada yang mau, ia berani menjamin itu. Dia hanya perlu membujuk dan merayu Soobin kembali. Dia yakin, Soobin akan kembali luluh padanya seperti dulu saat pria itu menentang kedua orang tuanya sendiri demi bisa menikahi wanita biasa seperti dirinya yang dulu. Dulu saat Karina bukanlah seorang aktris yang terkenal seperti sekarang.

Secara perlahan, tangannya yang semula mengepal kuat kini terlihat mulai mengendurkan otot-otot kakunya. Sangat sadar dengan konsekuensi jika dirinya ikut termakan umpan panas yang dibuatnya sendiri. Karina kembali tersenyum miring. Ia harus bisa menguasai permainan kembali.

MENIKAH (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang