Gawat! Arin terlanjur suka dengan Soobin, si duda anak satu yang ditinggal sang mantan istri untuk mengejar karirnya sebagai aktris ternama.
Tapi siapa sangka, anak Soobin itu ternyata Odi, si buntalan berduri yang sudah diadopsinya selama kurang l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Euh!" Lenguh Arin saat ia meregangkan badannya. Gadis itu belum sepenuhnya terbangun, justru dia kembali tertidur saat merasakan tubuhnya berbaring dengan nyaman di ranjangnya yang hangat. Tepatnya, dia belum menyadari jika Soobin berada disampingnya sekarang.
Ya, bagaimana tidak disampingnya. Semalam, usai melaksanakan pesta pernikahan sederhananya, Soobin memang ikut menginap di rumah gadis itu.
Plug!
Arin mengira kakinya tertimpa guling tidurnya, ia berniat menyisihkan benda itu. Namun bukannya berpindah tempat, guling yang sama masih saja menimpa kakinya, Arin hanya tidak tau jika itu adalah lutut Soobin yang menekuk karena ranjang tidur Arin melebihi batas kakinya.
"Ish!" Arin menendang kaki Soobin karena kesal. Tentu karena ia mengira itu hanyalah guling miliknya.
Blugh!
"Argh!" Rintihan Soobin yang terdengar pelan membuat Arin membuka kelopak matanya dengan cepat.
"Omo! Soobin-ssi, gwaenchana?"
"Apa-apaan? Kamu sengaja, ya?" Arin menahan tawanya saat Soobin terlihat meringis kesal.
"Mian, aku tidak sengaja. Aku kira kamu tadi guling. Mian, Mian, ha ha."
Keduanya saling tertawa. Sedangkan Minkyu yang mendengar suara debuman dari dalam kamar sang kakak menghentikan langkahnya sejenak. Lelaki itu baru saja keluar dari kamar tidurnya. Berniat untuk turun ke lantai bawah dan sarapan bersama, namun malah pikirannya berjalan kemana-mana begitu mendengar suara cekikikan dari dalam kamar yang sama.
"Apa yang mereka lakukan di dalam? Berisik sekali. Seperti orang sedang melakukan boxing saja." Minkyu segera berlari menuruni tangga. Disana sudah ada ayah dan ibunya yang sedang mempersiapkan sarapan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nuna belum bangun?"
"Belum, pintunya masih tertutup, kok."
"Coba bangunkan, suruh mereka segera turun, waktunya sarapan."
"Ah, tidak mau, eomma sendiri saja yang bangunkan," ucap Minkyu ketus. Ia hanya melanjutkan mengoles selai kacang pada roti panggang kesukaannya.