10

100 11 2
                                        

"Loh, kok elihatan tidak semangat, kamu sakit?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh, kok elihatan tidak semangat, kamu sakit?"

"Ani, hanya kelelahan saja."

Hari ini Arin kembali masuk bekerja. Entah pemulihannya terbilang cepat atau memang daya tahan tubuhnya yang sudah kembali meningkat, tapi yang jelas sekarang dia sudah benar-benar sehat. Hanya saja, karena pertemuan antara dua keluarga semalam, dia tidak begitu bersemangat menjalani harinya. Yuqi yang melihatnya hanya bisa memperhatikan sahabatnya itu dengan seksama.

Drrt.. drrt..

Ponselnya bergetar, ternyata Arin mendapat pesan dari Soobin.

Soobin :
Nanti ada waktu? Aku ingin bicara.

Arin :
Tentu. Pulang kerja aku akan ke tempat Yuqi seperti biasanya.

Soobin :
Ok.

Entah apalagi yang ingin dibicarakan pria itu dengannya. Arin pasrah, mungkin dengan begitu dia tidak akan terlalu terbebani setelahnya.

*

"Aku sudah selesai, mau pulang sekarang?" Arin tersadar, rupanya Yuqi sudah menyelesaikan rekamannya.

"Ya, ayo pulang saja."

"Tumben kamu mau main ke tempatku lagi. Biasanya kalau aku tidak memohon-mohon kamu tidak akan mau."

"Emm.. aku mau mampir ke tempat Soobin lagi." Arin nyengir sambil menatap Yuqi yang menunjukkan wajah terkejutnya.

"Bagaimana bisa? Kamu bilang sendiri kalau kalian hanya akan pura-pura dekat. Aku tidak akan terkejut kalau setelah ini kalian malah benar-benar menjalin hubungan serius. Kalian itu diam-diam memang mencurigakan sekali." Yuqi berucap berapi-api. Lalu, Arin kembali nyengir sebagai tanggapan pada sahabatnya itu.


Sedangkan dikantornya, Soobin terlihat menolak ajakan Kai yang akan makan siang, sebab seperti biasanya, mereka berdua akan makan siang bersama.

"Daepyo-nim, sudah waktunya makan siang," ucap Kai pada Soobin yang terlihat sibuk dengan tab di hadapannya.

"Oh, kamu makan sendiri saja, ya. Aku tidak makan siang dulu. Aku nanti akan pulang lebih awal, ada hal yang harus aku urus."

"Oh, baiklah kalau begitu. Saya ijin makan siang dulu, daepyo-nim."

*

"Yeobo, apa kita terlalu terburu-buru, ya? Semalam kamu lihat Arin dan Soobin, kan? Mereka terlihat begitu terkejut tapi juga pasrah." Jeongeun, ayah Arin, kembali menghentikan gerakan mengaduk ayamnya.

"Aish, bisa lanjutkan tidak? Kita sudah kesiangan. Lalu berhentilah membicarakan tentang Arin. Mau terburu-buru pun juga tidak masalah. Memang kamu mau membuang kesempatan besar, hah? Tidak lihat kalau calon menantu kita itu incaran banyak orang tua diluaran sana, eoh?"

MENIKAH (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang