Gawat! Arin terlanjur suka dengan Soobin, si duda anak satu yang ditinggal sang mantan istri untuk mengejar karirnya sebagai aktris ternama.
Tapi siapa sangka, anak Soobin itu ternyata Odi, si buntalan berduri yang sudah diadopsinya selama kurang l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ting!
Pintu lift yang terbuka menampilkan Soobin yang saat ini telah sampai pada lantai dasar. Beruntung, ia memiliki postur tubuh yang cukup tinggi. Kaki panjangnya itu tentu saja mampu membawanya keluar dari bangunan apartemen dalam hitungan detik.
Sebuah taksi yang baru berhenti semakin membuktikan bahwa keberuntungan terus berdatangan. Soobin merentangkan tangannya, meraih pintu taksi dengan cepat.
"Tolong antar ke rumah sakit Asan Medical Center, pak," ucap Soobin cepat.
"Nde."
Kedua orang itu sama-sama tidak tau. Soobin yang salah masuk mobil taksi. Sedangkan supir taksi itu harusnya mengantar Arin karena sebenarnya ia sudah dihubungi oleh Lucas beberapa saat lalu.
*
"Huweeeek.."
Arin mengeluarkan isi perutnya untuk yang kesekian kali. Untungnya, ia masih sempat berlari ke arah kamar mandi sehingga tidak mengotori sepanjang lantai yang dilaluinya. Kesadaran gadis itu semakin hilang. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi.
"Pusing sekali,"
Kakinya berjalan gontai hingga membawa tubuhnya menuju kamar tidur. Dengan cepat, Arin membuka seluruh pakaian atasnya, alkohol membuat suhu tubuhnya naik dengan cepat.
Sruk!
Akhirnya, Arin sudah mendaratkan tubuhnya pada ranjang yang sangat empuk tersebut. Hanya dalam beberapa detik, Arin sudah terlelap menuju alam bawah sadarnya.
*
“Bagaimana keadaanmu?”
"Aku baik-baik saja, daepyo-nim. Hanya luka gores pada dahi, tidak parah. Tapi maaf karena saya tidak bisa mengantar anda ke pesta."
"Tidak usah memikirkan pesta. Aku bisa berangkat sendiri. Kalau kamu tidak apa-apa, aku pergi dulu. Istirahat saja, kamu boleh libur besok. Biaya perawatan juga sudah aku tangani. Aku pergi, ya."
Soobin melambaikan tangannya pada Kai, beberapa detik setelahnya, tubuh tinggi lelaki jangkung itu sudah tidak terlihat pada penglihatannya.
*
Soobin berjalan lelah menuju unit apartemennya. Dia gagal menjalankan ucapan Kai untuk tetap terjaga selama pesta bersama kolega bisnisnya berlangsung. Melihat bagaimana cara lelaki itu berjalan gontai menandakan bahwa kesadarannya telah dikuasai oleh alkohol yang ditenggaknya dalam pesta tersebut.
Kembali lagi, sebab dari Soobin yang tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak menenggak alkohol adalah saat dirinya menyadari kehadiran mantan istrinya dalam pesta tersebut. Berniat mengabaikan wanita itu, Soobin yang kurang teliti malah meneguk segelas racikan minuman keras yang tinggi dengan alkohol. Terlebih lagi Soobin memang tidak memiliki toleransi tinggi akan alkohol. Sesedikit apapun alkohol yang diminumnya, ia akan tetap merasa sempoyongan usai meminumnya. Untungnya, Soobin bukan tipe yang akan berbuat hal-hal aneh jika sudah dikuasai alkohol. Dia hanya akan jatuh tertidur dengan sangat pulas dan terbangun keesokan harinya dalam posisi yang sangat segar dan bugar.