"hyung... Hyung! OD hyung bangun. Kita sudah sampai"
"Eemmhh~"
Sudah 10 menit Jinwoo mencoba membangunkan Dokja, tapi pria itu tetap tertelap tanpa merasa terusik sedikitpun. Sepertinya tidur merupakan kegemaran pria itu. Karena tak kunjung bangun, Jinwoo mendekatkan mulutnya dan membisikkan kata kata yang membuat sang empu terbangun kaget.
"Aku akan menggigitmu jika kau tak kunjung bangun, Dokja-yahh~" bisiknya sambil meniup daun telinga yang kecil itu
Sontak Dokja langsung terkejut dan menatap sekitar dengan panik dan waspada. Telinganya memerah, tubuhnya merespon dengan sangat baik.
"Huh??! Apa yang??? Ughh.." karena bangun mendadak, itu membuat kepala Dokja sedikit sakit. Jinwoo merasa sedikit bersalah, ia khawatir dan mengusap lembut kepala Dokja.
Dokja yang masih belum sadar merasa nyaman dengan usapan Jinwoo. Menutup mata dan menikmati setiap sentuhan Jinwoo. Melihat tingkah Dokja yang manja memunculkan garis garis merah kecil di dekat mata
"Masih sakit?"
Pertanyaan Jinwoo membuat Dokja tersadar kembali dan dengan cepat menarik kepalanya menjauh
"Hm.. sudah mendingan...... Makasih" ucap Dokja yang semakin lama semakin kecil. Ia mencoba menutupi pipinya yang agak merah. Tapi itu tak pernah terlepas dari pandangan Jinwoo. Hatinya benar benar senang saat ini
'dia sangat manis dan imut. Sungguh menggemaskan'
Dibelakang, Jinho tak kuasa menahan teriak. Entah dia harus senang melihat hubungan kedua ini atau harus sedih karena akan menjadi nyamuk diantara keduanya.
Setelah berjam-jam perjalanan, merekapun tiba di negara yang di juluki dengan Negeri Sakura. Dokja turun dari pesawat dengan semangat dan mengambil barang bawaan yang ia sayangi. Memeriksa kopernya, takut ada yang rusak atau semacamnya.
"Sepertinya kau sangat menjaganya dengan baik"
"Fufu~ tentu saja. Mereka kesayanganku yang berharga" ucap Dokja senang
Mendengar kalimat kesayangan, itu membuat Jinwoo sedikit mengerutkan keningnya tak suka. Itu berarti apa yang ada di kopernya lebih berharga dibanding dirinya.
"Yahh apapun itu, tapi bukankah tempat ini terlalu sepi? Ini bandara loh" ucap Dokja melihat ke sekeliling. Memang ada beberapa orang, tapi itu tergolong sangat sedikit. Dan lagi orang orang itu berpakaian hitam dan sangat tertutup. Apa yang terjadi disini?
Dan ya, tak lama Dokja mengerti keadaan. Ia memerintahkan Jinwoo dan Jinho untuk menunduk tepat saat sebuah peluru menyasar menuju ke arah mereka. Rupanya bandara telah di kuasai oleh segerombolan orang orang berpakaian hitam. Dan dilihat dari logo yang ada disenjata, bisa dikatakan itu ulah Organisasi Giant. Yang benar saja! Mereka baru tiba dan disambut seperti ini. Tapi yahh,, itu cukup menyenangkan bagi Dokja.
"Hm.. sepertinya mereka sudah mulai membajak bandara. Apa mereka berniat untuk menguasai Jepang? Kemana perginya pemerintah?!" Gumam Dokja.
Jinwoo masih diam dan mengamati keadaan sekitar. Sedangkan Jinho sekali lagi meratapi nasibnya yang sial. Baru tiba langsung di beri surprise yang sangat tidak menyenangkan. Untungnya mereka tiba menggunakan pesawat pribadi.
Mereka berjalan dengan penuh waspada dan secara sembunyi sembunyi. Saat tiba di aula utama tempat pengecekan, terdapat sekumpulan warga yang tengah duduk disekap dengan mata yang tertutup dengan kain hitam. Didepannya sudah terdapat 1 korban yang tertembak mati. Melihat itu membuat Dokja geram.
Perlahan Dokja menoleh kearah Jinwoo dan Jinho dan menggerakkan mulutnya
'Kalian tetaplah disini. Dan Jinho, segera hubungi pusat yang ada di Jepang'
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Play? [JinDok]
FanfictionSeorang pembunuh profesional yang menjadi buronan internasional dan dijuluki sebagai Demon King of Salvation. Pembunuhannya yang begitu sempurna hingga tak ada yang mampu menyentuhnya - Kim Dokja Seorang Spy profesional yang menjaga keamanan negara...