23 tahun lalu
______________Krack- tak
Terbakar, seluruh permukaan rumah kecil itu terbakar, dilahap oleh cahaya panas yang menandakan tidak ada yang boleh mendekati rumah itu. Cahaya panas terus melahap bangunan beserta isinya, membakar bagian dalam, termasuk 2 orang dewasa yang tergeletak di atas genangan merah.
Dan diluar, seorang anak laki laki kecil yang penuh luka luka di tangan dan kakinya tengah terbaring tak sadarkan diri. Tubuhnya tampak begitu pucat.
Tak lama, seorang pria yang terlihat seperti 20-an berjalan mendekati anak yang tak sadar itu dan menggendongnya pergi dengan seringai kecil di wajahnya.
.
.
.Dokja kecil, yang tampak tertidur diatas pangkuan seseorang perlahan mulai membuka mata dan melihat kesekitar dengan linglung
"Kau sudah bangun?"
Dokja kecil langsung melebar dan menoleh ke belakangnya. Seorang pria muda tengah memangku dan menatapnya dengan senyum kecil. Dokja kecil segera menepis dan menjauh dari pria itu dengan tubuh gemetar dan menatap horor. Saat dirinya ingin melarikan diri, Dokja kecil langsung tersadar bahwa dirinya kini berada dalam mobil hitam yang panjang dan tidak tau akan pergi kemana.
"D-dimana? Ibu?? Paman siapa?!" Dokja menatap tajam ke pria asing tak tak di kenal itu. Seingatnya, dia sedang makan malam bersama ibunya, namun saat bangun dirinya malah tersadar di atas pangkuan pria dewasa asing dan berada dalam mobil yang tak tau kemanaa tujuannya.
Pria itu terus tersenyum hingga mulutnya terbuka dan mulai berbicara
"Ibumu tidak ada. Dia sudah tidak ada" ucapnya singkat namun itu berdampak besar pada Dokja kecil
"A-apa yang paman katakan?! Ibu jelas jelas makan dengan Oja tadi malam!" Dokja berteriak dengan mata yang sudah berkaca kaca dan bergetar hebat
Pria itu menatap Dokja kecil sebelum kembali tersenyum
'Dia tidak mengingatnya'
"Tidak... Ibu sudah tidak ada. Dan sekarang, aku yang akan menjagamu" ucap pria itu mengulurkan tangan pada Dokja kecil. Dokja tersentak kemudian menatap pria itu
"Memangnya paman siapa, mengapa Oja harus mengikuti paman? Oja akan kembali ke tempat ibu! Kembalikan Oja pada ibu!!" Teriak Dokja kecil.
Pria itu mendengus kecil dan menarik Dokja mendekat. Dokja kecil tersentak kaget saat dirinya di tarik dalam pelukan pria asing itu
"A-apa yang paman lakukan!! Lepas! Le-"
"ibumu pergi, pergi meninggalkanmu" Dokja kecil melebar dan menatap pria dengan mata gemetar
"Kema..na?" Dokja kecil terus menarik narik kemeja yang dikenakan pria itu
"Ke tempat yang jauh. Dan tidak akan pernah kembali lagi" ucapnya menatap Dokja kecil
Dokja kecil mulai menangis menatap dengan wajah horor
"A- ibu pergi?? Apa ibu meninggalkan Oja? Apa ibu sudah muak dengan Oja? Apa karena Oja selalu menangis? Apa Oja salah?" Dokja terus bertanya dengan nada gemetar terus menerus menarik kemeja pria itu.
"Oja tidak akan nangis lagi, Oja tidak akan nakal lagi, Oja tidak akan merepotkan ibu lagi. Jangan tinggalkan Oja" tangis Dokja kembali pecah. Pria itu mengelus surai Dokja dengan baik
"Hm~ aku tidak akan meninggalkanmu. Kau aman bersamaku, Rabbit" ucapnya terlihat tulus dan penuh kasih sayang. Tanpa sadar bahwa pria itu berkata di balik mata kosong dengan seringai lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Play? [JinDok]
FanfictionSeorang pembunuh profesional yang menjadi buronan internasional dan dijuluki sebagai Demon King of Salvation. Pembunuhannya yang begitu sempurna hingga tak ada yang mampu menyentuhnya - Kim Dokja Seorang Spy profesional yang menjaga keamanan negara...