"eugh~"
Dokja perlahan mulai membuka matanya. Sinar dari matahari pagi membuat tidurnya terusik dan memaksakan untuk terbangun. Saat ingin bangkit, tiba tiba seluruh tubuhnya menegang kaku dan sakit dimana mana. Tanpa tenaga dirinya kembali terjatuh ketempat tidur dengan lemas
"Sakit..... Apa aku akan mati?!" Dokja bergumam dengan wajah horornya. Apa ini detik detik terakhirnya? Dia bahkan belum bertemu dengan menemukan 'Orang' itu
"Pfftt.. kau tidak akan mati hyung"
Dokja sontak menoleh kesebelahnya, menampakkan Jinwoo yang sudah bangun sambil tersenyum lebar ke arahnya. Begitu menyilaukan seperti matahari pagi ini membuat matanya memicing
"Berkat siapa" ucap Dokja datar. Dirinya ingin berdiri untuk membersihkan diri. Namun sekali lagi, dirinya terjatuh lemah. Tepat sebelum tubuh itu menyentuh lantai, Jinwoo lebih cepat menahan tubuh Dokja dan langsung mengangkatnya dengan gara bridal
"Waa!! Ngapain?! Turunkan aku! Aku ingin mandi" Dokja meronta ronta di gendongan Jinwoo
"Mandi bersama~"
"Tidak mau! Aku bisa sendiri" protes Dokja
"Baiklah" Jinwoo tanpa jeda langsung melepas gendongannya, membuat Dokja kaget refleks mengalungkan diri di leher Jinwoo
"Kau gila?!" Dokja melotot horor kearah Jinwoo
"Bukankah itu yang kau inginkan?" Ucap Jinwoo seringai kecil. Dirinya tidak mengubah posisi Dokja yang mengalungkan diri di lehernya. Membuat Dokja tersiksa, terutama pinggangnya sakit, malah disuru untuk menahan agar tidak jatuh
"Ughhh bantu aku.... Ini melelahkan" ucap Dokja pasrah. Lama lama pinggangnya akan patah jika menahan lama dengan posisi seperti ini
Tentu Jinwoo dengan senang hati bersenandung menggendong Dokja ke dalam kamar mandi. Dirinya segera menurunkan Dokja di bathtub dan menghidupkan air.
Jinwoo langsung membilas Dokja dengan shower dan mencuci rambut Dokja dengan lembut. Dokja tidak protes, karena usapan pria itu sangat nyaman dan enak, bahkan hampir membuatnya mengantuk. Dokja mengeluarkan dengungan puas
Setelah membilas, Jinwoo mulai membilas dirinya dan bergabung masuk kedalam bathtub bersama Dokja. Dokja bersandar di bidang keras Jinwoo yang sangat besar dan lebar. Dirinya menikmati berendam di air hangat. Jinwoo mulai mengelus rambut Dokja dan menciumnya. Dirinya perlahan turun dan menenggelamkan wajah di tekuk Dokja sambil menghirup bau Dokja.
Wangi Dokja mirip dengan wangi bayi, semakin membuatnya candu untuk mengendus lebih dalam. Dokja hanya diam sambil bersandar. Namun meski begitu jantungnya tak bisa berdetak normal karena perbuatan Jinwoo. Pipi dan telinganya memanas, membuat Jinwoo mengendus senang.
"Setelah ini... Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Dokja kepada Jinwoo yang masih mengendus dan mencium lehernya
"Hm... Tidak ada. Aku akan kembali ke biro dan melakukan pekerjaan yang tertunda. Kemudian aku akan kembali padamu" ucap Jinwoo menggigit telinga Dokja. Membuat Dokja mengeluarkan dengungan kecil
"Kau tidak harus menemuiku setiap saat" ucap Dokja memerah mendorong kepala Jinwoo dari tekuknya
"Tapi aku ingin... Jauh darimu membuat nafasku sesak. Akan lebih baik jika lebih dekat" Ucap Jinwoo mengggigit tekuk Dokja, membuatnya mendesah kecil
"Ahh~ jangan menggigitku!" Dokja memanas mendorong paksa wajah tampan sialan itu darinya.
"Jangan salahkan aku... Kau terlalu manis, membuatku jadi candu" dengus Jinwoo sambil menjilat dan mencium bekas gigitan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Play? [JinDok]
FanfictionSeorang pembunuh profesional yang menjadi buronan internasional dan dijuluki sebagai Demon King of Salvation. Pembunuhannya yang begitu sempurna hingga tak ada yang mampu menyentuhnya - Kim Dokja Seorang Spy profesional yang menjaga keamanan negara...