Pesan Rahasia

802 117 62
                                    

Paginya, mulai muncul berita yang memberitahu semua kejahatan yang dilakukan oleh Jendral Hong Seo-Shu. Berkat semua bukti bukti yang terkumpul, pemerintah dengan cepat langsung mengepung rumah Jendral dan menangkapnya untuk di sidang.

Selama persidangan, terjadi adu mulut antara warga yang menonton karena semua rasa amarah yang selama ini di pendam akhirnya bisa mereka lepas sepuasnya. Karena tekanan itu, akhirnya Hakim menjatuhkan hukuman sesuai dengan hukum yang berlaku.

Yah,, meski nanti pasti akan ada aksi suap menyuap yang dilakukan untuk melepaskan diri dari hukuman

Dikamar yang sama, Dokja menonton berita di tv sambil memakan beberapa cemilan kecil. Dirinya dilarang untuk beraktivitas karena masih ada sisa efek dari bius yang dipakai. Takut jika tiba tiba Dokja kembali tertidur tanpa ia sadari

"Mereka bekerja dengan sangat baik" gumam Dokja saat melihat video Biro yang bertugas menangani kasus itu

"Mereka memang cepat" balas seseorang yang lebih besar dari Dokja yang tengah memangku Dokja sambil memeluk pinggangnya erat dan menghirup tekuk Dokja. Jinwoo kini berdua dengan Dokja, menghabiskan waktu berdua

"Kenapa kau kemari?" Tanya Dokja mendorong kepala Jinwoo yang terus berada di tekuknya

"Kemarin aku tidak bisa menemanimu. Sekarang biarkan aku seperti ini. Akhir akhir ini kita tidak bisa menghabiskan waktu berdua berkat seseorang" ucap Jinwoo gelap mengingat pengganggu lain yang mengganggu waktu berduanya dengan Dokja

Jinwoo terus memeluk Dokja dengan posesif, namun lembut agar tidak menyakiti pria itu. Dirinya mendengus cemberut di tekuk Dokja

Dokja memaklumi hal itu. Memang, akhir akhir ini sangat sibuk sehingga mereka jarang pergi berdua. Dokja mengusap usap surai Jinwoo, berharap agar suasana pria itu menjadi sedikit membaik

Jinwoo menikmati sentuhan dari Dokja, dirinya mengangkat wajahnya yang masih cemberut dengan sedikit rona merah di bawah mata. Perlahan menarik dagu Dokja agar menghadap kearahnya dan mencium bibir kecil itu dengan lembut

Dokja memerah dan memejamkan matanya untuk menikmati ciuman manis itu, ciuman yang menjadi kesukaannya.

Ciuman itu berlangsung cukup lama, sadar akan kadar oksigen yang mulai menipis, Jinwoo melepas ciuman dengan pelan, menciptakan sebuah jembatan savina tipis. Dirinya kemudian tersenyum ceria dan mengecup pipi Dokja berkali kali

Cup~

Dokja memerah setiap kali Jinwoo mengecup bagian bagian wajahnya. Kali ini dia harus membiarkannya, anggap saja itu sebagai ganti dari waktu waktu yang tertunda

Kecupan Jinwoo perlahan mulai turun menuju leher, Jinwoo mengendus dan menghirup dengan candu. Sesekali Jinwoo menjilat dan menggigit kecil. Dokja merasa  geli mulai mengeluarkan erangan kecil

"Jinwoo hentikan. Itu geli- ngh" Dokja menahan wajah yang mengecup bagian lehernya terus menerus. Wajahnya sudah merah padam karena menahan semua itu

"Hm~ tidak mau" ucap Jinwoo semakin memeluk erat pinggangnya dan memberikan kecupan di manapun.

Dokja terus menerus mendorong wajah tampan sialan itu agar menjauh, namun sayang. Dirinya yang duduk diatas pangkuan Jinwoo dan di peluk dengan erat tidak bisa berbuat apa apa

"Jinwoo sudah kubilang hen-"

Krakk

Pintu ruangan terbuka kecil, membuat Dokja langsung tersentak kaget dan menatap lebar kearah Pintu. Dirinya tidak ingin terciduk dengan keadaan memalukan seperti ini

"Jinwoo-ah cepat lepaskan aku" bisik Dokja meronta ronta

"Tidak" balas Jinwoo berbisik di telinga Dokja, membuat pria kecil itu melotot ke arah wajah yang tengah memasang senyum menyebalkan yang licik dan nakal

Wanna Play? [JinDok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang