Rabbit

663 96 35
                                    

Di tengah tengah kegelapan hutan, sebuah mobil terus melaju masuk kedalam hutan. Tak lama, sebuah mansion bermotif barat yang tua dengan warna gelap terlihat disana.

Bentuk mansionnya😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentuk mansionnya😉

Mobil berhenti tepat di depan mansion. Antares turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Dokja. Dokja hanya menatap diam sebelum dirinya keluar dari dalam mobil. Jujur dia sangat tidak ingin keluar dari mobil.

Antares membuka pintu mansion lebar lebar dan berdiri menyambut kedatangan Dokja.

"Selamat datang kembali" ucapnya hormat dengan senyum yang sangat tidak enak nyaman untuk dilihat. Dokja menatap mansion. Bentuk dan warnanya masih belum berubah dari yang dulu

"Aku tidak ingin mati, hiks.... TIDAKK!!!!"

Dokja langsung menutup matanya sambil menggeleng kecil. Tangannya mulai bergetar, Dokja berusaha untuk menahan agar terlihat tenang dan biasa. Dia harus melawan rasa takut itu. Dirinya menarik nafas dalam dalam dan membuangnya. Perlahan, langkah demi langkah ia masuk ke dalam mansion.

Di setiap langkahnya, berbagai ingatan masa lalu terlihat. Dirinya yang kecil bersama 11 anak yang lain, berusaha setiap hati untuk menghindar dan bersembunyi. Bertahan dari aturan permainan yang di ciptakan oleh pria itu

"Kita akan bermain"

"Bermain?"

"Benar, kita akan bermain kejar kejaran. Kalian semua akan menjadi kelinci, sedangkan nanti akan ada seekor anjing penjaga yang akan menangkap kalian. Tugas kalian yaitu harus bersembunyi dan jangan pernah sampai tertangkap oleh anjing penjaga. Kita akan terus melakukannya setiap hari dari pukul 6 PM sampai 6 AM. Kalian harus pandai bersembunyi. Batas tempat persembunyiannya adalah rumah ini. Kalian bebas ingin bersembunyi dimana saja, namun kalian tidak boleh keluar dari rumah. Kalian tidak boleh melewati pintu keluar"

"Ingat.... Jangan sampai tertangkap

"Kalian adalah kelinciku yang berharga"

"Rabbit... Kau satu satunya kesukaanku. Karena itu, berlarilah sekuat mungkin"

HUCKK!

Dokja merasa mulai saat ingatan ingatan itu mulai berbicara di kepalanya. Matanya mulai bergetar kosong menatap karpet merah yang ada di lantai. Dirinya kembali tersentak, bahkan karpet itu tidak di rubah sama sekali

Tuk Tuk Tuk

Deg

Dokja seketika membeku di tempat. Dirinya tidak bisa mengangkat kepalanya saat merasakan seseorang yang kini mendekat dan berdiri tepat di depannya.

Wanna Play? [JinDok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang