"Jinwoo.."
"Hei Jinwoo.. tunggu"
"Sung Jinwoo!"
Kim Dokja terus meneriaki nama pria itu, tapi Jinwoo tak pernah merespon dan terus menarik pergelangan tangan dengan kuat, ntah kemana pria itu akan membawanya. Cengkraman itu terlalu kuat hingga membuat Dokja kesakitan, dan lagi luka gores di lengan yang baru saja di dapatkan tadi membuat semakin sakit
Ya,,, tepat saat peluru itu ditembakkan. Ntah keberuntungan apa, Jinho tidak sengaja terjungkal ke belakang dan ikut menyeret tubuh Dokja. Hal itu membuat tembakan tadi yang seharusnya mengenai jantung Dokja, meleset dan hanya meninggalkan luka gores di lengan atas.
Dengan cepat Jinwoo langsung melembak tepat di kening pria itu dan mati. Tak lama, pasukan khusus kepolisian datang dan menangani khasus yang tersisa. Para sandra berhasil selamat meski terdapat 1 korban. Jinwoo langsung memanggil petugas medis yang datang. Meski cuma luka gores, lukanya tampak lumayan dalam. Dan lagi, darah Dokja terus mengalir tidak berhenti.
Dokja dengan santai mengibas ngibas tangan dan memberitahu bahwa lukanya tidak parah. Dia meminta agar menyembuhkan orang lain yang terluka.
"Ah tidak perlu khawatir. Ini hanya luka kecil. Itu sudah biasa, lebih baik anda merawat sandra sandra yang terluka disana"
Tentu saja Jinwoo marah dan langsung menarik lengan Dokja agar di obati oleh petugas medis itu. Meski sedikit memberontak, Dokja akhirnya diam dan menerima perawatan. Seusai lukanya di bersihkan dan dibalut dengan perban, Jinwoo entah mengapa memegang pergelangan Dokja dan membawanya pergi.
Jinho bingung bertanya mereka ingin kemana, tapi begitu melihat siluet ungu Jinwoo yang menyala membuat nyalinya menjadi ciut dan memutuskan untuk tidak mengikut campuri urusan mereka berdua.
"Hei! Kau mau bawa aku kemana sih?! Lepaskan!!" Dokja yang kesal semakin memberontak, tapi apa daya tenaganya sangatlah lemah.
"Mengapa kau begitu emosi? Seingatku aku tidak melakukan kesalahan apapun!"
Jinwoo berhenti, kemudian menghadap kearah Dokja
"Ya.. kau benar,, tapi tidakkah kau memikirkan keselamatanmu sendiri? Apa menurutmu yang akan terjadi jika Jinho tidak menarik lenganmu tadi?? Kau akan mati. Kau tau itu?"
"Aku tau.. tapi aku selamat. Aku masih hidup. Lupakan saja, lagian itu juga telah berlalu"
"Kau bilang lupakan?! Itu mungkin telah berlalu, tapi kedepannya mungkin akan terulang kembali. Dan bagaimana jika saat itu terjadi kau sendiri? Tidak ada satupun yang akan menyelamatkanmu.. dan kau masih berani berkata!" Jinwoo semakin menguatkan cengkramannya
"Dan bagaimana jika suatu saat nanti aku akan melakukan hal yang sama kepadamu?"
"Itu tidak akan.. kau tidak mungkin melakukannya"
"Kenapa??"
"Itu....."
Jinwoo berjalan mendekati Dokja, semetara Dokja mundur kebelakang.
"Aku bisa saja membunuhmu saat ini. Dengan alasan kau adalah seorang buronan yang selalu dicari selama ini. Dan jika itu terjadi, apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan menerima nasibmu untuk mati?" Jinwoo terus menekan Dokja hingga punggung Dokja menyentuh dinding"Kau bukan orang seperti itu.." ucap Dokja sambil menatap Jinwoo ke atas
"Begitu?? Dan bagaimana jika saat ini juga aku melukaimu, atau menyentuhmu? Apa kau akan pasrah?" Jinwoo mendekatkan wajah nya hingga berjarak hanya 2 cm dari hidung Dokja
"Berhenti berbicara yang tidak tidak!!"
"Kau harus waspada akan sekitarmu Kim Dokja" siluet mata Jinwoo semakin menyala, dan itu membuat Dokja sedikit takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Play? [JinDok]
FanfictionSeorang pembunuh profesional yang menjadi buronan internasional dan dijuluki sebagai Demon King of Salvation. Pembunuhannya yang begitu sempurna hingga tak ada yang mampu menyentuhnya - Kim Dokja Seorang Spy profesional yang menjaga keamanan negara...