Kertas Kosong

878 128 66
                                    

"fourth wall" bisik Dokja ditengah tengah tariannya

[Baik]

Diam diam, Dokja mulai mengeluarkan setangkai mawar. Fourth wall kemudian menempelkan sebuah mikro chip pada tangkai mawar

Di akhir tarian, Dokja mengeluarkan mawar yang tertempel mikro-chip. Dokja segera melirik kecil ke arah Jinwoo dan Jonghyuk untuk mengirim kode. keduannya paham segera bersiap. Dokja menaikkan mawar dan melemparnya jauh. Semua bersorak berusaha untuk menggapai mawar itu. Namun mawar mendarat tepat di meja bar tempat seorang pria yang menggunakan mantel tengah duduk.

Pria itu terkejut akan kedatangan mawar segera menoleh ke arah panggung. Seluruh mata menatap iri sekaligus bersorak meria karena pria itu mendapat mawar dari Dokja. Inteks pria itu dengan Dokjapun bertemu. Dokja tersenyum di balik cadarnya dan mengedipkan satu matanya, kemudian berjalan ke belakang panggung.

Pria itu melebar dengan rona merah di pipi dan leher. Namun tak lama, seorang butler mendatangi dan mengajaknya berbicara

"Permisi tuan" ucap Jinwoo memegang pundak pria itu dengan senyumnya.

"Sebelumnya saya ucapkan selamat untuk anda karena sudah mendapat mawar itu"

"Maksudmu?" Pria itu tampak waspada terhadap Jinwoo. Karena pria itu sekarang terlihat mencurigakan

"Haha anda tidak perlu waspada seperti itu. Bar kami tengah mengadakan sebuah event, dimana mawar yang di dapat dari penari kami akan mendapat sebuah random box. Didalamnya akan terdapat sebuah hadiah acak"

"Aku tak pernah mendengar ada acara seperti itu. Dan lagi selama ini tidak pernah ada" ucap pria itu waspada

"Ya,, memang tidak pernah. Karena itu kami berinisiatif untuk membuatnya. Lagipula ini akan sangat menarik bukan?" Provokasi Jinwoo terus keluar dengan lancar dan terdengar menggoda.

Meski ragu, pria itu segera mengangguk setuju.

"Baiklah, silahkan ikuti saya untuk mengambil hadiahnya" tuntun Jinwoo menuju ke ruangan di balik tirai hitam

Pria itu mengikuti Jinwoo dengan tenang. Namun saat tirai tertutup rapat, pria itu langsung berbalik dan melebar saat melihat Jonghyuk yang siap untuk menyerangnya. Serangan Jonghyuk berhasil di hindarinya

"APA INI?!!"

BUGHH!

Pria itu langsung pingsan begitu Jinwoo memukul keras di bagian kepala

"Tidak bisakah kau bersabar sebentar" ucap Jinwoo datar. Jonghyuk hanya mendengus kecil tanpa membalas

"Owh... Kalian sudah membuatnya pingsan?" Keduanya menoleh ke belakang. Dibelakang terdapat Dokja yang berdiri dengan melipat tanganya di dada. Badannya di tutupi oleh mantel hitam yang besar, bahkan sampai menutupi lebih di bawah lutut kakinya. Keduanya hanya diam menatap

"Kenapa? Owhh.. apa kau masih ingin melihatnya lagi" goda Dokja dengan seringai mencoba membuka kerah mantel.

"Jangan main main dengan itu" ucap Jinwoo melotot tajam. Jonghyuk sudah mengeluarkan aura kemarahannya dengan urat urat yang sudah muncul di leher dan kening membuat Dokja langsung menciut dan menutup rapat tubuhnya dengan mantel

"Bawa dia, ada yang harus aku periksa" ucap Dokja. Tanpa rasa kemanusiaan, Jonghyuk menyeret kaki pria yang pingsan itu, Jinwoo tidak peduli, sedangkan Dokja menatap speechless

.
.
.

Pria itu, atau di kenal sebagai Johxie Xuan Ji, kini diikat dengan borgol, tak lupa pula dengan tali lain agar semakin aman. Tak lama sesudah itu, perlahan kelopak matanya bergerak kecil dan perlahan terbuka

Wanna Play? [JinDok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang