"kalau begitu, ma-"
AAGGHH!!!
KRANGH
BUGHH
DOR DOR!!
Terdengar keributan yang sangat besar dari belakang
"Apa yang terjadi?!!" Teriak Heracles
"B-bos! Di belakang.. ada yang menyerang dari belakang!"
"Siapa!!"
"Ti-tidak tau,, tapi mereka hanya sepasang pria ya--"
Sringg-
Kepala orang yang sedang berbicara itu tiba tiba terputus dan terbang tepat di depan mata Heracles,, dan begitu tubuh itu terjatuh, sosok yang lebih kecil tengah memamerkan senyum liciknya dengan sorot mata yang sangat dalam
"Yoo~~ Heracles... Remember me?"
Mata itu melebar dengan sedikit gemetar. "Kau...." Meski dalam keadaan tertegun, pria itu tanpa sadar menaikkan ujung bibirnya keatas. "Ah.... Putra Hades.. ternyata kau masih hidup"
"Berkat seseorang" Dokja terkekeh sambil memejamkan matanya. Disamping terdapat sebuah pistol yang mengarah ke arah kepala Dokja, siap untuk membidik kapan saja. Namun bidikan itu terhenti begitu lengan yang memegang pistol itu terputus dan jatuh.
"Menyentuhnya?... Mati" Jinwoo dengan cepat dan tak kenal ampun membunuh siapa saja yang mencoba membidik Dokja yang tengah berbicara dengan Heracles. Sorot matanya yang ungu begitu menyeramkan untuk dilihat
'entah mengapa bocah ini terlihat seperti Gilyoung kecil' Dokja merasa speechless saat melihat Jinwoo yang tanpa ampun memainkan dagger nya.
"Kau terlihat tidak jauh beda dengan yang kulihat dulu, kau terlihat semakin cantik dengan darah darah itu" Heracles melanjutkan pembicaraannya tanpa peduli anak buahnya telah terbunuh oleh Jinwoo
"Berhenti membual yang tidak tidak. Malam ini, akan kupastikan kau mati ditanganku!" Dokja mengangkat senjatanya, menatap tajam penuh dengan aura membunuh yang tinggi. Namun Heracles semakin melebarkan senyumnya
"Kau benar benar selalu membuatku merasa takjuk, Kim Dokja" Dokja menghiraukan bualan itu dan berlari menuju Heracles tanpa ragu. Bahkan meski puluhan peluru diarahkan ke tubuhnya. Karena dia percaya, kali ini ada sosok rekan yang melindungi di sampingnya
Jinwoo meski di sibukkan oleh sekumpulan bawahan lain, dia tetap tidak pernah melepaskan matanya dari Dokja. Setiap kali peluru menuju kearah pria itu, maka dengan lihai dan terampil Jinwoo menangkis hanya dengan bermodal sepasang dagger di tangannya
Dokja melirik, kemudian mata mereka berdua bertemu. Tanpa mengatakan apapun, keduanya hanya menyeringai kemudian kembali fokus dengan apa yang ada didepan mereka. Heracles melihat hal itu menatap tidak senang, mendecih dan kemudian berlari menuju Dokja
Senjata yang ada di tangannya hanyalah sebuah pisau, namun Dokja tidak pernah melepas kewaspadaannya. Karena dia sangat tau kehebatan pria itu dalam bermain pisau. Karena pisau itu pula dirinya....
Heracles kembali berbincang. "Kau ingat pisau ini" keduanya senjata saling bertabrakan, menghasilkan percikan api kecil. Keduanya saling mengayun dan menghindar.
"Apakah tanda yang ku tinggalkan di tubuhmu berbekas dengan baik" Dokja semakin melebar matanya, menatap benci pria itu. Semakin menguatkan tenaga saat mengayunkan senjata. Ingatan masa lalu yang membuatnya mual dan amarah yang melonjak tinggi
"Aku sangat merindukanmu setiap saat. Apalagi mengingat wajahmu yang menangis penuh amarah dan dendam saat itu. Benar benar pemandangan yang sangat luar biasa" Dokja semakin terpojok, apalagi Heracles tetap melanjutkan serangan tanpa henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Play? [JinDok]
FanfictionSeorang pembunuh profesional yang menjadi buronan internasional dan dijuluki sebagai Demon King of Salvation. Pembunuhannya yang begitu sempurna hingga tak ada yang mampu menyentuhnya - Kim Dokja Seorang Spy profesional yang menjaga keamanan negara...