"Umphh~ uhh ah hnhh-- mphh-"
Jinwoo terus menekan kepala Dokja untuk memperdalam ciuman. Tangan besar satu lagi yang awalnya berada di pinggang kesukaan perlahan mulai bergerak ke punggung dan mengusap keatas, membuat tubuh pria kecil itu bergetar sambil mengeluarkan erangan erangan erotis yang sangat menggoda
Jinwoo menjilat lidah Dokja, berniat untuk meminta izin agar Dokja mau membukanya. Dokja dengan linglung membuka mulutnya lebar lebar, membuat semangat Jinwoo semakin membara dan memasukkan lidahnya untuk mulai mengacau isi mulut Dokja
"Hucc-- mhhn ngh-umphh" Dokja mulai mengerang kesusahan karena tidak bisa mengikuti tempo lidah Jinwoo yang sangat cepat dan liar. Dirinya mulai merasa kesusahan untuk bernafas mulai menggelikat tidak nyaman. Namun Jinwoo masih belum melepas ciumannya.
Seluruh badan Dokja memanas dengan cepat. Terlihat kening dan pipinya yang memerah. Entah itu karena malu, atau karena sakitnya yang belum sembuh. Semuanya bercampur aduk, membuat pria itu menjadi lebih kacau dari biasanya
Jinwoo merasa Dokja mulai tidak nyaman membuka mulutnya dan menarik lidah yang masih bermain di mulut kecil itu. Lidah itu keluar, membuat sebuah jembatan tipis dari benang savina. Dokja mengambil nafas dengan mata yang berkaca kaca
"H--" Dokja tampak ingin mengatakan sesuatu di sela sela nafasnya. Jinwoo mengangkat tubuh Dokja menjadi lebih dekat dan agak tinggi biar dia bisa melihat dengan jelas dan dekat wajah kesukaannya
"Jinwoo hyung punya Oja.. milik Oja" ucap Dokja dengan linglung, dengan wajah yang memanas dan merah seperti orang yang tengah mabuk sehabis meminum alkohol dengan berlebihan
Jinwoo bersenandung senang dengan wajah yang berseri seri. Dokja saat ini sangat menggemaskan sekali. Dirinya mendengus di leher Dokja dengan manja
"Hm~ Jinwoo milik Oja" bisa terdengar suara tawa kecil dari bibir kecil yang menggoda itu
"Punya Oja. Tidak ada yang boleh mengambilnya!" Ucap Dokja mengembung pipi dan memeluk leher Jinwoo dengan erat, seolah olah tengah mempertahankan mainannya dari rebutan anak anak yang lain
Jinwoo bisa merasakan sebuah cairan kental berwarna merah yang berbau sedikit amis mengalir keluar dari hidungnya
Apa tuhan sedang mengujiku saat ini
Benak Jinwoo sambil menutup hidung dengan tisu yang ada disana. Dirinya memeluk posesif Dokja dan menenggelamkan mukanya ke dada Dokja yang wangi dan lembut
"Jinwoo hyung..." Panggil Dokja kecil. Jinwoo segera menoleh keatas, melihat mata Dokja yang berkedip berkali kali dengan lesu
"Ada apa, hm?"
"Oja ngantuk.. mau tidur" gumam Dokja sambil mengusap usap matanya dengan satu tangan. Itu sangat menggemaskan membuat Jinwoo terkekeh kecil dan mengusap surai Dokja pelan, kemudian mencium kening yang merah itu dengan lembut
"Baiklah, akan lebih baik jika Oja tidur. Biar cepat sembuh. Have a nice dream sweety" Dokja perlahan mulai menutup matanya dan tidur di pangkuan(pelukan) Jinwoo
Jinwoo bangkit sambil menggendong Dokja di depan dengan pelan agar tidur iblis kecil tidak terusik. Dirinya perlahan jalan keluar dan membuka pintu. Diluar terdapat Heewon yang menunggu.
"Owh... Apa kalian sudah siap? Itu cukup lama" Tanya Heewon sambil menatap Dokja yang tertidur di pelukan Jinwoo seperti koala yang manja. Heewon terkekeh kecil melihat Dokja yang seperti itu, kapan lagi bisa melihat tingkah menggemaskan itu.
"Ya... Itu cukup memakan banyak waktu. Apa aku membuatmu menunggu lama?"
"Tak apa. Aku juga baru tiba selepas mengantar beberapa pekerjaan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Play? [JinDok]
FanfictionSeorang pembunuh profesional yang menjadi buronan internasional dan dijuluki sebagai Demon King of Salvation. Pembunuhannya yang begitu sempurna hingga tak ada yang mampu menyentuhnya - Kim Dokja Seorang Spy profesional yang menjaga keamanan negara...