sembilan....

3.2K 194 11
                                    

Tap...tap.....tap......

Pagi ini seperti kemarin, Fiony berjalan menyusuri loby sekolah menuju kelasnya dengan lesu. Hingga tiba tiba langkahnya terhenti karena seseorang membekap kedua matanya.

"Eh, siapa sih ?" kaget dan juga kesal Fiony sembari meraba punggung tangan seseorang yang membekap kedua matanya itu.

Degh....Fiony terkaget, ia tahu itu tangan siapa dan membuatnya ingin segera berbalik. Namun, sayangnya seseorang itu justru memeluknya dengan erat.

"Zee, please..,"mohon Fiony yang ingin berbalik melihat kekasih hatinya yang sudah satu bulan lamanya menghilang.

" I Miss you , "bisik Zee tanpa melepas pelukanya.

Fiony hampir menangis mendengar itu dan sedikit memberontak,  hingga akhirnya mereka berdiri berhadapan. Kedua matanya menatap lekat pada Zee yang sedikit merunduk menatapnya.

"Maaf...,"lirih Zee, menangkup kedua pipi Fiony dengan tatapan mata penyesalan miliknya.

Srek....

Fiony menepis kedua tangan Zee yang bertengger dipipinya dan berhambur memeluk Zee dengan erat. "Kamu kemana ? kamu jahat ninggalin aki gitu aja," ucapnya dengan nada yang bergetar, hampir menangis.

Zee mengulum senyumnya, membalas pelukan Fiony.  "Maaf, maafin aku ya kalau jahat ninggalin kamu tiba tiba gitu ,"ucapnya.

Fiony hanya mengangguk dalam pelukanya dengan Zee dan sangat berbeda dengan Zee yang terus menggumamkan kata maaf untuknya, meski didalam hati.

Dari kejauhan, Aldo dan Jhasson menghentikan langkah mereka melihat Fiony sudah berpelukan dengan Zee. Hanya saja ada sedikit pemandangan berbeda dari mereka. Aldo yang tadinya terlihat bersemangat, mendadak ingin berbalik arah. Namun, Jhasson terlebih dulu menahanya.

"Tahan ego lo ,"ucap Jhasson menatap Aldo.

Aldo sedikit menghela nafas dan memberontak, kemudian pergi.

"Aldo ..,"Jhasson memanggil Aldo, akan tetapi sahabatnya itu tetap saja pergi menjauh.

Tap...tap....tap....

brak.....

Aldo yang terus melangkah itu ,tidak sengaja menabrak Indah. Namun, lagi lagi Aldo tidak perduli meski indah hampir jatuh karenanya.

"Kenapa sih tuh orang, masih pagi udah aneh aja ?" Marsha yang menahan Indah, menoleh pada Aldo yang semakin menjauh. "Kak Indah nggak papakan ?" tanya Marsha pada Indah, yang baru dikenalnya tadi di depan.

Ashel dan Kathrin, kedua gadis itu sama sama saling tatap setelah menoleh pada Aldo. Seolah ada satu yang sama sama mereka sadari.

"girls, ayo dong cepetan dikit . gue belom ngerjain tugas nih ,"ucap Marsha yang menyadarkan Ashel dan Kathrin.

Ke empat gadis itu pun kembali pada malangkahkan kaki mereka menuju kelas. Dan siapa sangka, mereka melihat Zee dan Fiony tengah bergandengan tangan .

"Kath..,"Ashel sedikit berbisik, menyiku Kathrin disampingnya.

"Oh, udah balik.  Semangat deh buat lo Shel ,"ucap Kathrin menatap Ashel, setelah melihat keberadaan Zee.

Diantara mereka berempat, hanya Marsha yang tidak perduli dengan siapa yang ada dihadapan mereka. Karena ia masih ingat betapa menyebalkanya sosok itu.

"Suami macam ape nih, bisa bisanya gandengan sama cewek lain didepan mata gue ,"gumam Marsha dalam hatinya.

Sementara Zee yang menyadari ada yang mengikutinya, sedikit melirik. Senyum smirk terukir dibibirnya, ketika ekor matanya melihat keberadaan Marsha. Ide jail pun muncul dikepalanya. Ia sengaja memperlambat jalanya, dan membiarkan Fiony bergelendotan manja padanya. Ia seolah memberi tahu pada Marsha jika hanya Fiony yang ia cintai.

Nikah SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang