lima belas.......

3.5K 270 34
                                    




Beberapa waktu lalu, Veranda sempat mengatakan pada Jinan jika ia ingin tinggal sendiri. Jinan pun menyetujui ke inginannya dan Jinan membeli sebuah rumah untuknya .Meski sempat terjadi perselisihan diantara keduanya. Namun, karena Jinan yang terus mendesak, akhirnya Veranda pun bersedia menempati rumah yang Jinan beli. Rumah itu berada di Kawindra residential ,tanpa Jinan tahu anak anak Veranda juga tinggal di area itu.

Tinggal seorang diri dirumah yang cukup besar, memang terasa begitu sepi. Akan tetapi, Veranda yang memang dasarnya tidak suka keramaian menikmati setiap waktunya berada dirumah.

Sesekali Veranda juga bertukar kabar dengan Jinan, saling menanyakan kegiatan satu sama lain .Satu kebahagiaan bagi Veranda, Jinan tidak pernah bosan mendengar ceritanya yang monoton tentang murid murid disekolah tempatnya mengajar akhir akhir ini. Ia tidak terbayang jika Jinan bosan dengan ceritanya, mungkin ia akan mengalami stress yang berkepanjangan setiap harinya.

Sore ini contohnya, Veranda bercerita begitu banyak tentang ke nakalan salah satu muridnya yang membuatnya hampir terluka. Jinan yang mendengar itu terdengar khawatir, namun ia segera menenangkan Jinan karena ia merasa semua baik baik saja. Cerita itu terus berlanjut, hingga suara derum mobil didepan rumah mencuri perhatianya. Tanpa mematikan sambungan teleponya dengan Jinan, Veranda sedikit menyibak tira jendelanya, ia mengintip siapa yang datang. Ternyata bukan tamunya, melainkan tetangga depan rumah yang kemungkinan baru pulang.

Degh...Verasan merasa detik waktu terhenti ketika melihat Christy turun dari mobil itu . Ia bahkan tidak menjawab Jinan yang terus memanggilnya, karena begitu terfokus pada Christy yang mulai masuk kedalam rumah .

 Ia bahkan tidak menjawab Jinan yang terus memanggilnya, karena begitu terfokus pada Christy yang mulai masuk kedalam rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

visualisasi rumah Zee dan Marsha.


Sementara Christy, ia dengan santai masuk kedalam rumah begitu saja meski ia merasa ada yang mengawasi. Namun ketika ia menoleh, ia hanya mendapati Pak. Aran yang memang menjemputnya .

tap...tap...tap....

Christy melangkah semakin masuk dan sedikit mengedarkan pandangnya . Helaan nafas lolos begitu saja ketika menyadari jika Zee dan Marsha belum pulang .

"Dedek udah pulang ?" tanya Si Mbok yang berpapasan dengan Christy ditangga.

Christy mengangguk, dan melihat keranjang cucian yang dibawa si mbok membuat rasa bersalah tiba tiba muncul. " Maaf ya Mbok, aku lupa nggak bawa turun baju kotor aku ,"ucapnya.

Si Mbok mengulas senyum tipisnya. "Nggak papa, kebetulan Si Mbok tadi beres beres dilanati atas jadi sekalian Mbok bawa aja biar nggak makin numpuk ,"jawab beliau.

"Iya deh, makasih ya Mbok. Nanti Kity pijitin deh sebagai tanda terimakasih nya, " ucap Christy yang kembali membuat si Mbok tertawa kecil.

"Kamu ini ada ada aja dek, udah sana bersih bersih sebelum Kakak marah marah, " ucap Si Mbok.

Nikah SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang