empat belas......

3.2K 249 23
                                    

Marsha yang terbangun lebih dulu dari pada Zee hampir saja berteriak kaget, karena keberadaan Zee disampingnya. Namun dalam seperkian detik, ketika melihat wajah lelap Zee justru membuatnya tersenyum teringat moment semalam, moment dimana Zee mengeluh tidak bisa tidur karena takut "menyentuhnya". Dan senyum itu semakin terukir lebar ketika menyadari Zee masih menggengam tanganya tanpa adanya perubahan.

"eungh...,"Zee sedikit melenguh, kedua matanya perlahan terbuka dan seketika menoleh teringat ia tidak tidur dikamarnya. Tanpa merubah sedikit pun posisinya, Zee menatap Marsha yang masih terlelap disampingnya.

Degub jantung yang begitu cepat adalah yang Marsha rasakan saat ini sembari bergumam, berharap Zee tidak menyadari jika ia terbangun lebih dulu dan sempat menatapnya lama.

"Lo cantik, lucu, kenapa lo malah mau di jodohin sama gue sih Sha ? " Zee bergumam, masih menatap lekat wajah Marsha dihadapanya.

"Tapi Sha, lo tau nggak semenjak lo ada dihidup gue , gue baru sadar banyak hal menyenangkan yang gue lewatin ," Zee kembali bergumam, menyadari banyak perubahan dalam hidupnya akhir akhir ini . Ya~ meski terkadang ia merasa jengkel dengan tingkah Marsha yang menurutnya masih terlalu kekanak kannakkan seperti Christy.

"Aduh Kak Zee, cepetan bangun . Jangan natap aku kaya gitu terus, aku nggak mau kamu jadi duda gegara aku mati jantungan ,"Marsha bergumam dalam hatinya, setelah sedikit mengintip Zee dari mata kirinya.

Zee masih terus menatap Marsha yang terlelap dihadapanya, sesekali senyumnya terukir hingga akhirnya suara alarm dari ponselnya merusak moment itu. Ia harus segera bergegas menyiapkan sarapan untuk sang adik dan juga bersiap kesekolah.

ssrrek.....

Zee menyibak selimutnya, melepas genggaman tanganya dengan tangan Marsha secara perlahan dan hati hati kemudian beranjak keluar.

Ceklek... suara pintu terbuka dan tidak lama kembali tertutup.

"Hah...,"Marsha menghela nafasnya, sembari menyibak selimutnya dan duduk. " Oh my goodness...," ucapnya sembari menangkup kedua pipinya yang terasa sedikit panas dan perutnya terasa geli seperti tergelitik ribuan kupu kupu.

Sementara Zee, ia sudah berada didapur. Senyumnya masih terus saja terukir, mengingat Marsha yang menenangkan rasa takutnya semalam . "Tapi harusnya nggak papa sih kalau kejadian, "gumamnya.

"Oh no Zee, pikiran lo kotor. You know she's your wife, but don't touch her now . Okay ," Zee bergumam mengomeli dirinya yang tiba tiba berfikir tidak jelas.

Zee melanjutkan membuat sarapan untuk Christy, tentunya dengan menu sarapanya yang super sehat.

Menu sarapan ala Zee tidaklah ribet, karena hanya menambahkan beberapa potong buah diatas oatmeal yang sudah didiamkan semalaman di lemari es .

"Sarapan selesai ,saatnya bangunin bayik ,"Zee bergumam sembari beranjaka menuju kamarnya .

Baru menginjak dua anak tangga, Christy justru sudah terlihat turun dengan seragamnya yang rapi.

"Weh tumben anak bayik bangun duluan, " ucap Zee kembali menaiki tangga, hingga berhadapan dengan Christy.

"Kak Chika yang bangunin, "jawab Christy. "Oh iya, tadi Kak Chika bilang kalau uang jajan aku di transfer ke ATM Kak Zee. Jadi aku mau minta sekarang, "lanjutnya sembari menodongkan tangan kananya pada Zee.

Zee sedikit menaikan alisnya, ia bahkan belum mendapat info tentang ini. Tapi firasatnya mengatakan ia akan menambal uang jajan Christy, karena pengeluaran Christy pasti lebih dari uang yang sudah Chika siapkan jika bersamanya.

"Iya entar Kakak kasih, kakak mau mandi dulu. Oh iya itu dimeja udah ada sarapan, "ucap Zee kemudian kembali melangkah menuju kamarnya setelah mengacak gemas rambut adiknya.

Nikah SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang