Sejak selesai mandi, Zee mengeluh pada Marsha jika mata kirinya terasa tidak nyaman dan sedikit buram. Ia mengatakan bahkan untuk melihat lebih jelas ia harus menyipitkan kedua matanya.
Marsha yang mulai khawatir dengan keadaan Zee pun segera memberikan pertolongan pertamanya, ia mengambil obat mata miliknya.
"itu entar sakit nggak ?" tanya Zee, duduk dikursi belajar Marsha.
"Enggak. Mana ada obat mata sakit ?" ucap Marsha berdiri dihadapan Zee.
Zee mendongak sesuai intruksi Marsha, namun tanganya melingkar indah pada pinggang Marsha. "Jangan gerak gerak ," ucap Marsha ketika Zee dengan usil sedikit menjauh .
"Iya iya, enggak ..,"jawab Zee pasrah, membiarkan Marsha meneteskan obat pada matanya.
"Coba di kedip kedipin ,"ucap Marsha.
Zee kembali menurut apa yang Marsha ucapkan, ia mengedipkan kedua matanya beberapa kali. "Masih agak ganjel Sha ,nggak nyaman, " keluhnya seperti rengekan Christy yang meminta ice cream.
"coba kamu tiup, "pinta Zee.
"Enggak, covid..,"jawab Marsha, menangkup gemas kedua pipi Zee .
"Ya kalau kamu covid, aku juga lah. Orang kita tidurnya berdua ,berpelukan. Masa lupa ..,"ucap Zee diakhiri dengan senyum yang begitu merkah, hingga membuat kedua lesung pipinya terlihat.
"Dih, bapak sadar diri aja .Semalem yang ketakutan siapa ...hemm..,"ucap Marsha semakin menekan pipi Zee karena kegemasanya pada Zee.
Zee hanya diam, mencibikan bibirnya dan membuat Marsha tertawa. Namun, dalam diamnya , Zee mengagumi Marsha yang semakin hari, mulai ia kenal.
degh... eye contact lagi lagi terjadi dan sukses membungkam tawa Marsha. Keduanya sama mengagumi dalam diam, hingga menimbulkan senyum tipis di bibir masing masing.
"seandainya, kamu nggak sama Fiony kak Zee...,"gumam Marsha dalam hatinya.
"Gue nggak tau Sha, kenapa gue selalu seneng deket lo, gue ngerasa beda deket lo akhir akhir ini ," gumam Zee dalam hatinya.
pluk.... Marsha tiba tiba menjatuhkan tangan kirinya, menutup mata Zee.
"Aduh, kok dipukul sih...,"ucap Zee terkaget.
"Maaf maaf, sakit nggak ?" tanya Marsha sedikit panik, karena ia merasa tenganya terlalu keras pada Zee.
Zee hanya memgulas senyumnya, ia kembali menarik Marsha hingga bisa menenggelamkan wajahnya diatas perut Marsha. Entah apa yang ada dikepala Zee saat ini, yang jelas ia ingin sedikit lebih dekat dengan Marsha tanpa gangguan. Iya ~ itu keinginan Zee namun nyatanya....
Ceklek ....pintu kembali terbuka oleh Christy.
"Kak, aku boleh makan ice cream lagi nggak ?" tanya Christy dengan tatapan memohonya, ia seperti tidak perduli dengan posisi sang Kakak dan Kakak iparnya.
Zee menghela nafasnya, menatap sang adik. Tatapan sang adik yang terlihat memohon, tentu saja langsung membuatnya mengangguk memberi ijin.
"Yee...,thanks bang broww, " ucap Christy dan kembali meninggalkan kamar Marsha dan Zee.
>>>>>>malam semakin larut <<<<<<
Deras hujan diluar sana, membuat posisi Zee dan Marsha semakin dekat. Bahkan sudah tidak ada lagi guling yang menjadi pembatas diantara mereka dan juga Zee merelakan tangan kirinya menjadi bantal untuk Marsha yang kini menghadapnya, sedikit bersandar didadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah SMA
FanfictionSetiap orang pasti akan menikah diwaktu yang mereka rasa sudah tepat dan pasti dengan pasangan yang mereka cintai. Namun, itu tidak berlaku untuk Zee Kawindra. Cucu laki laki satu satunya dari keluarga Kawindra itu harus menikah diusia nya yang ma...