dua satu........

3.8K 263 31
                                    

Hari masih terbilang pagi, bahkan matahari pun masih samar memperlihatkan cahaya cantiknya. Namun itu tidak membuat Christy takut untuk pulang ke rumah Zee . Ya ~ meski ia harus berlari karena tidak ada satu pun penghuni rumah rumah yang ia lewati terlihat di halaman.

tap....tap....tap.......Christy sekuatnya berlari, sembari bergumam berbicara dengan dirinya sendiri agar tidak terlalu sepi .

"Kalau aja hari ini nggak sekolah, nggak pulang sepagi ini ,"gumam Christy .

tap...tap.....tap.....Christy semakin dekat dengan rumah Zee dan semakin mempercepat larinya ketika melihat Pak. Aran yang sudah mencuci mobil.

"Loh dek, kok udah pulang ?" tanya Pak. Aran menoleh pada Christy.

Christy sedikit  bersandar pada dinding pagar, nafasnya terlihat memburu hingga membuatnya masih kesulitan untuk berucap.

Dari arah berlawanan, lagi dan lagi Veranda melihat keberadaan putri bungsunya. Ia sudah berkali kali melihat putri bungsunya, Zee dan bahkan Marsha.  Namun ia tetap saja tidak memiliki keberanian untuk melihat dengan dekat, entah sebagai sosok Veranda ibu mereka atau Veranda tetangga baru.

Seutas senyum tipis Veranda ukir, ketika si Mbok datang menghampiri Christy. 

"Maafin Mama , harusnya Mama yang ada disana ,"Veranda bergumam, dan lagi air matanya terjatuh setiap mengucap kata itu.

Sementara Christy, ia sudah bergelayut manja pada si Mbok yang sebenarnya itu adalah pengasuh Zee. Namun anak itu tetap saja mengclam apapun milik Zee berarti miliknya juga.

"Mangkanya kalau si mbok bilang di jemput ya di jemput, sok sok an pulang sendiri .Takut kan ?" Si Mbok mengomel kecil pada Christy, karena kemarin siang Si Mbok mengatakan Pak. Aran akan yang menjemput, namun Christy bersi keras akan pulang di anatar Shani atau Chika.  Dan nyatanya, Christy justru pulang lebih pagi dengan berlari seorang diri.

"Aaa...si Mbok mah, aku kan udah gede . Liat nih,aku aja udah lebih tinggi dari si Mbok sama Pak. Aran. Jadi aku berani pulang sendiri ,"jawab Christy.

"Berani kok lari ,"ejek Pak. Aran.

"Pak. aran nggak boleh nyerang dong, "ucap Christy menatap Pak Aran dengan pipi yang mengembang, tidak terima atas ejekan Pak. Aran.

"Heiss...udah udah, sekarang buruan ke kamar . Masih ada waktu buat istirahat, "ucap Si Mbok kemudian membawa Christy masuk.

Christy mengikuti langkah si mbok dan sesekali menoleh kebelakang.  Ia kembali merasa ada yang mengamati, namun ketika ia menoleh hanya ada Pak Aran yang sibuk mencuci mobil.

Ketika melewati kamar Zee dan Marsha, Christy menoleh lalu bertanya pada si Mbok.  "Mbok  ,Kak Zee sama Kak Marsha udah pulang ?"tanyanya.

"udah ,semalem ,"jawab Si Mbok dan itu membuat Christy berbelok ke kamar Zee. Namun baru satu langkah, Christy sudah kembali ditarik oleh si Mbok  . "Jangan ganggu kakaknya, masih capek..,"ucap Si Mbok sembari melangkah menarik Christy ke kamar atas.

Sementara Zee, ia terbangun lebih dulu dan dengan hati hati kembali merapikan selimut untuk Marsha. Usapan lembut dikepala dan ciuman singkat tidak lupa ia berikan untuk Marsha sebelum meninggal kamar.

Seutas senyum dan semburat merah sedikit menghiasi wajah rupawan Zee ketika kedua matanya melihat beberapa potong baju yang berserakan dilaintai. Iya~ beberapa potong baju yang semalam menjadi korban ,karena ia melepasnya dan melempar begitu saja. Bahkan dilantai juga masih ada baju dalam milik sang istri. adohhh banggg  🤦‍♀️

Dengan langkah hati hati tanpa suara Zee meninggalkan kamar. Ia hanya mengenakan celana setinggi lutut dan t-shirt putih tanpa lengan.

"Pagi Mbok..,'Zee menyapa si mbok yang sibuk didapur.

Nikah SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang