dua enam......

3.2K 237 22
                                    

* Aku libur jadi aku updet....hehehe

Veranda, hampir satu minggu lamanya menjabat sebagai wali kelas Christy, putri bungsunya. Salah satu moment yang membuatnya bisa melihat dan dekat dengan putrinya. Meski sadar saat ini putrinya mengenalnya sebagai wali kelas dan waktu yang ia miliki untuk melihat putrinya sangat terbatas, Veranda tetap mensyukuri hal itu. Dan hari ini, rencananya ia akan mengajak putrinya untuk pergi setelah pulang sekolah .

Tap...tap..tap.... Veranda berjalan menuju ruang guru, senyumnya sesekali terukir ketika beberapa siswa yang berpapasan denganya menyapanya. Namun jauh didalam lubuk hatinya, ia tengah berbahagia membayangkan hari ini akan menyenangkan karena ia akan mengajak putrinya, Christy untuk pergi setelah pulang sekolah.

''Selamat siang Miss. Veranda ,''sapa Muthe dengan senyumnya yang selalu menular.

''Siang juga Muthe ,'' Veranda menghentikan langkahnya berbalik menyapa Muthe. ''Darimana ?'' tanyanya, melihat Muthe memeluk sebuah buku tebal.

Muthe sedikit memperlihatkan bukunya. ''Dari perpustakaan Miss, ''jawabnya.

Veranda mengangguk samar dan kembali terfokus pada Muthe. ''Eum, Muthe hari ini ada acara ?'' tanyanya.

''Kenapa Miss ?'' Muthe berbalik bertanya.

''Kalau nggak ada, Miss rencananya mau minta tolong kamu buat temenin Miss pergi ke toko buku, ajak Christy juga nggak papak. Soalnya Miss, belum hafal jalanan Jakarta ,''jawab Veranda .

Muthe sedikit berfikir, meningat ingat sesuatu. ''Yahh..Maaf Miss. Aku ada janji nemenin Christy ke makam Papanya ,''ucapnya dengan ekspresi sedikit sendu.

Degh..Veranda terkaget, ia mematung dan meyakinkan dirinya jika apa yang ia dengar itu salah. Pergi ke makam Papa Christy, itu artinya makam suaminya , Kai Kawindra.

Kring...suara bell pertanda jam istirahat terdengar berbunyi.

''Miss, maaf ya. Mungkin lain kali Muthe bisa nemenin ,''ucap Muthe kemudian berpamitan untuk masuk kedalam kelasnya.

Tap...tap...tap...Muthe melangkah semakin jauh. Namun Veranda masih berdiri pada posisinya, ia masih berusaha meyakinkan dirinya jika yang Muthe maksud bukan Papa Christy suaminya.

Didalam kelas, Muthe sudah mengambil duduknya disamping Christy. Sembari menyiapkan mata pelajaran selanjutnya, Muthe menceritakan jika ia diajak Miss. Veranda pergi ke toko buku, namun ia menolaknya karena lebih memilih menemani Christy.

''uuwuu...makasih Mumuthe yang selalu nemenin aku ,''ucap Christy dengan wajah bahagianya, karena Muthe lebih memilih menemaninya.

''Iya sebenarnya aku mau ketemu kak Zee aja sih ,''ucap Muthe sembari sibuk dengan buku bukunya.

Christy mengulum senyumnya, ia tahu Muthe sebenarnya memang ingin menemaninya. Namun, sahabatnya itu terlalu gengsi jika harus menerima pujian atau kata kata manis darinya.

Kedua gadis remaja itu pun mulai fokus mengikuti jam pelajaran mereka, berbagai tugas dan soal tanya jawab lisan silih berganti mereka kerjakan bersama. Hingga akhirnya, jam sekolah pun berakhir.

Sesuai rencana Christy, setelah pulang sekolah mereka pergi ke makam Papa Christy karena sudah lama ia dan saudara saudaranya tidak berkunjung.

Dalam perjalanan menuju makam, baik Christy ataupun Muthe tidak menyadari jika mobil putih yang berada di belakang mereka adalah mobil Miss. Veranda. Bahkan Pak. Aran pun mengira mobil itu adalah mobil yang memang searah dengan mereka.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nikah SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang