Hari ini sedikit berbeda, entah kenapa sekolah tiba tiba memiliki acara dan para siswa pun pulang lebih cepat dari biasanya. Tentu saja itu membuat para siswa senang dan sepertinya hanya beberapa diantara mereka yang penasaran, sementara sisanya lebih memilih tidak ambil pusing . Seperti Fiony contohnya, ia justru merasa ini adalah kesempatannya mencari Zee lebih maximal.
Lagi, seperti hari sebelumnya Fiony mencari Zee bersama kedua sahabat Zee dan juga Ashel , adik kelas yang tadinya hanya diberi tumpangan oleh Aldo. Namun, Ashel mengatakan jika ia takut dirumah sendirian, Aldo pun memutuskan untuk mengajaknya.
Mobil terus melaju dibawah kemudi Aldo dan sesekali berhenti disebuah tempat yang menurut mereka tempat yang berpotensi dikunjungi Zee. Seperti panti asuhan yang berada di ujung selatan jakarta ini. Namun, mereka tidak bisa masuk begitu saja karena harus ijin terlebih dulu. Dan Fiony lah yang melakukan perizinan itu.
Fiony turun dari mobil, ia harus membuat ijin terlebih dulu . Sementara di mobil ,Aldo dan Jhasson menunggu .
"Lo masih suka sama Fiony ?" tanya Jhasson tiba tiba, menatap Aldo yang menatap kesibukan Fiony di depan sana.
Aldo menyunggingkan smirk tipisnya." Sesuka sukanya gue sama Fiony, dia tetep milih Zee , kan ?" ucapnya.
Jhasson menepuk bahu Aldo, seolah menguatkan sahabatnya itu . Karena dulu sebenarnya, Aldo yang lebih dulu menyukai Fiony dan itu sebabnya Fiony dikenal padanya juga Zee. Akan tetapi, semesta berkata lain, Zee yang datar justru hangat pada Fiony dan membuat benih cinta tumbuh diantar keduanya hingga resmilah mereka menjadi sepasang kekasih.
Ashel yang duduk dibangku belakang, tentu saja mendengar percakapan kakak kelasnya. Namun, ia tetap pada posisinya dengan kedua mata yang terpejam seolah olah tidur dan telinga tersumbat earphone.
Fiony kembali ke mobil dan duduk dibangku samping Ashel. "Zee sudah dua bulan nggak kesini ,"ucapnya.
"Jadi gimana ? kita ke tempat lain atau kerumah Zee ?" tanya Aldo sedikit menoleh pada Fiony.
"Eh bentar deh, dideket sini kan ada Caffe .Kita kesana aja dulu, kali aja dia balik kerja disana,"ucap Jhasson.
"Ah, iya kita kesana aja ,"ucap Fiony setuju dengan Jhasson.
Aldo pun akhirnya melajukan mobilnya menuju Caffe yang dimaksud Fiony. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke Caffe itu, karena memang tidak terlalu jauh dari panti yang mereka datangi di awal tadi. Sebelum turun Aldo menoleh pada Ashel, akan tetapi gadis itu sepertinya terlalu nyenyak dan membuatnya enggan untuk membangunkannya. Ia pun hanya turun dengan Fiony dan Jhasson.
bugh.....suara mobil terdengar tertutup, Ashel sedikit membuka mata kirinya dan melihat Aldo ,Fiony dan Jhasson sudah pergi.
"Jadi selama ini Kak Aldo suka sama Fiony ?" Ashel bergumam seorang diri. "Kenapa nggak gue ajak kak Aldo kerja sama aja ?. Gue dapet Zee dan Kak Aldo bisa dapetin Fiony . Tapi ~~ gimana sama Marsha kalao Kak Aldo sama Fiony? "ia kembali bergumam.
Sementara Zee, orang yang dicari cari justru tengah melangsungkan pernikahannya dengan seorang gadis cantik bergaun putih yang tidak lain adalah Marsha.
Beberapa belas menit lalu, Zee, dengan lantang mengucapkan janji pernikahannya dihadapan Ayah Marsha dan disaksikan oleh para tamu yang tidak lebih dari 50 orang sesuai permintaannya.
Janji pernikahan ,sebuah kalimat sakral yang harusnya tidak Zee ucapkan hari ini, tidak seharusnya Zee ucapkan untuk gadis disampingnya, gadis yang tidak Zee cintai. Namun, apa yang bisa ia lakukan ketika janji pernikahan itu terucap darinya membuat sang Kakek tersenyum bahagia di samping ketiga saudarinya.
"sepasang pengantin di bolehkan untuk berciuman, " ucap seorang MC yang tidak lain adalah Feni.
Degh...Zee terdiam mematung, kedua matanya sedikit melebar menatap Feni. Ia tidak tahu jika harus melakukan hal ini dengan Marsha, bahkan dengan Fiony saja ia belum pernah. Marsha yang berdiri disampingnya pun tidak kalah kaget. Namun, Feni memberi kode pada Zee agar mereka berhadapan.
Kedua tangan yang saling bertautan erat dan wajah yang perlahan mendekat dengan kedua mata yang sama sama saling terpejam tipis. Ciuman pertama itu pun terjadi dan lagi lagi disaksikan oleh para tamu, hingga menimbulkan suara riuh tepuk tangan.
Berbeda dengan Christy yang melewatkan adegan ciuman kakaknya, karena Chika lebih dulu menutup kedua matanya dan baru melepas ketika ciuman singkat itu usai.
"Kak chikaa...,"kesal Christy ,akan tetapi Chika hanya menanggapinya dengan senyum.
"Bocil, belum boleh liat cium ciuman ya..,"ucap Gracia pada Christy dengan nada berbisiknya.
Kakek Kawindra yang mendengar sedikit keributan dari sisi kirinya hanya menoleh dan mengulas senyum tipisnya. Namun, ketika kembali menatap Zee dan Marsha didepan sana, beliau tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan bahagianya.
Berbeda dengan Shani yang hanya bisa diam, mengikuti alur setelah usahanya menyuruh sang adik pergi ke Jepang gagal. Karena pengawal sang Kakek lebih dulu mengamankan keadaan, hingga tidak ada satu pun dari mereka yang bisa keluar dari mansion megah tempat pernikahan ini berlangsung.
Acara pernikahan itu masih berlangsung dengan jamuan makan bersama diiringi alunan musik Jazz. Akan tetapi Zee dan Marsha, mereka tidak bisa duduk dengan tenang karena sang Kakek mengajak mereka untuk diperkenalkan dengan tamu tamu penting itu.
Didampingi kedua orang tua Marsha, Zee dan Marsha hanya mengikuti langkah sang Kakek. Mereka juga sesekali mengulas senyum tipis mereka ketika mendapat ucapan selamat dari para tamu yang tidak mereka kenal. Selain Jesslyn, Sisca dan Feni karena ketiga tamu itu sahabat dari kakak tertua Zee yang sudah tahu luar dalam keluarga Kawindra.
Tamu tamu penting itu menatap kagum pada Zee dan Marsha, mereka banyak mengatakan jika sepasang pengantin baru ini adalah pasangan cocok.
"Selamat tuan atas pernikahan cucu kebanggan anda ," ucap Jinan pada Kakek Kawindra.
Kakek Kawindra menepuk bahu Jinan dengan pelan dan senyum dibibir. "Selamat juga atas kenaikan jabatan anda , captain, "ucap beliau yang membuat Jinan sedikit membungkuk hormat.
"perkenal ,Kim Ji Nan CEO baru di perusahan batu bara kita ," Kakek Kawindra memperkenalkan Jinan pada Zee.
"Selamat atas pernikahan anda, "ucap Jinan menjabat tangan Zee.
Perkenalan Jinan dan Zee itu hanya sebatas jabatan tangan, karena Kakek Kawindra kembali mengajak Zee dan Marsha untuk berkenalan dengan tamu yang lain.
Tap...tap...tap...langkah Kakek Kawindra semakin jauh, namun Jinan masih menatap punggung beliau sembari meneguk minumanya hingga habis tak tersisa.
Sementara itu sebuah drama diciptakan oleh Chika disaksikan oleh Christy si bungsu. Gadis bermata coklat itu tengah merajuk karena Gita datang terlambat.
"Kak Chika mah aneh, udah bagus kak Gita dateng," ucap Christy menatap sang Kakak.
"Tuh dengerin ,Christy aja pengertian sama aku ,"ucap Gita.
Chika menatap kesal pada kekasihnya. "Halah, bilang aja kalau Kak Gita sengaja lama meetingnya biar bisa lebih lama ketemu sama Dey dey itu ,"ucapnya.
Gita menghela nafasnya, oke Ia tahu kesalahanya. Ia pergi meeting dan memberi tahu meeting dengan siapa, akan tetapi tidak memberi tahu jam berapa ia selesai meeting.
Christy, si bungsu keluarga Kawindra itu merasa muak dengan drama kakak nomor duanya akhirnya memilih untuk menyusul Shani dan Gracia. Akan tetapi ketika bersama Shani dan Gracia, ia justru disuguhi keromantisan mereka berdua.
"Kenapa sih orang orang dewasa selalu berpasangan, " kesal Christy dan kembali melangkah pergi entah kemana.
*Yeee sah .....
*Fiony sabar ya...Zee nya masih nikah nikahan sama neneng matcha
>>>>>>>>>See you guysss <<<<<<
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah SMA
FanfictionSetiap orang pasti akan menikah diwaktu yang mereka rasa sudah tepat dan pasti dengan pasangan yang mereka cintai. Namun, itu tidak berlaku untuk Zee Kawindra. Cucu laki laki satu satunya dari keluarga Kawindra itu harus menikah diusia nya yang ma...