Amara sedang memperhatikan seorang pria yang sedang bermabukan, pria itu juga merangkul kedua wanita sekaligus di kiri dan kanan'nya. Ini pertama kali'nya Amara memasuki klub walaupun dirinya tak di lihat oleh orang-orang.
ARSELO DAMARWINTARA, pria itulah yang sekarang Amara lihat. Pria yang bernotabe sebagai kakak laki-lakinya, pria yang setiaphari datang ke rumah sakit untuk melihat keada'an Amara sekalipun dalam keada'an mabuk. Ia memang suka bermabukan, tapi tidak separah sekarang sampai bermain wanita.
"Aku sedih liat abang, tapi aku bisa apa? Aku udah berusaha masuk ke raga aku lagi, tapi belum bisa, atau memang gak akan bisa" gumamnya.
Amara melirik sekitaran, ia mencari target untuk ia rasuki. Ia ingin memperingati kakak laki-lakinya itu, jangan sampai salah mengambil langkah. Ia tahu, bahwa apapun yang di lakukan Arselo tidak akan bisa di hentikan, tapi ia akan mencoba.
Seorang wanita cantik dengan penampilan yang tidak sama dengan wanita lainnya, wanita ini kelihatan'nya hanya bekerja saja, tidak lebih daripada itu. Amara tidak salah merasuki tubuhnya, ia merasakan aura positif sama seperti saat ia merasuki tubuh Levia.
Amara dengan cepat menarik pergelangan tangan Arselo dan membawanya keluar.
"KAMU UDAH MABUK BANYAK! JANGAN BERANI MABUK-MABUK LAGI. KAMU TAU BAHAYA APA NANTI YANG MENIMPA KAMU SAAT KAMU MABUK? KAMU BISA KECELAKA'AN. AKU PERINGATIN, JANGAN MASUK TEMPAT HARAM ITU LAGI, DAN JANGAN COBA-COBA DENGAN WANITA. KAMU BISA HANCUR!"
Dahi Arselo mengernyit bingung, ada apa dengan gadis di hadapannya itu? Sudah gila'kah?
Dengan setengah kesadaran, Arselo menarik wanita di hadapan'nya lalu berbisik, "Nama lo mamah dedeh?"
Amara melotot kesal, dan ia mentoyor kepala abang'nya. "Aku gak kenal siapa orang yang kamu maksud! Pokoknya jangan mabuk-mabuk lagi,"
Lelaki itu sekarang malah senyum-senyum tidak jelas, "Ceramah mulu kaya mamah dedeh. Walaupun gue kristen, tapi gue suka liat dia di tv. Lo imut juga ya, mana perhatian banget lagi."
Dapat Amara simpulkan, Arselo menyukai wanita yang sekarang Amara rasuki tubuhnya. Ia segera keluar dari tubuh si wanita sebelum urusan'nya jadi panjang.
Kepala wanita itu terasa berdenyut nyeri, "Gue kenapa disini?" tanyanya celingukan.
"Nanya sama gue?"
"Lo siapa?"
"Arselo Damarwintara." jawabnya santai sambil terus tak berhenti tersenyum menatap wanita itu.
"Kenapa gue ada disini?"
"Lah mana gue tau. Tapi thanks atas perhatian lo tadi, walaupun lo tiba-tiba amnesia gini, tapi gue yakin lo sebenernya cuman lagi caper aja sekarang. Gue gak tau nama lo siapa, dan gak pengen tau, tapi kalau jodoh, kita ketemu lagi ya. See you!" Dengan segera Arselo pergi. Ia hendak menuju parkiran untuk mengambil mobilnya dan bergegas pergi.
Amara tersenyum tenang, "Makasih ya udah bikin abang aku sekarang pulang." gumam Amara walaupun tidak dapat wanita itu dengar. Di tambah kelihatannya wanita itu masih seperti orang bodoh yang kebingunan sendiri atas ucapan Arselo.
•••||•••
Kepala Niko berdenyut nyeri. Ia dapat melihat samar-samar apa yang ada dalam penglihatan'nya. Seorang gadis yang terlihat frustasi atas keada'an-nya, ia mengendarai mobil kemudian menabrakan diri dengan sengaja pada mobil lain yang ada di depan mata.
Bukan hanya mobil miliknya yang hancur, tapi gadis itu terpental masuk ke jurang, dan di temukan oleh warga sekitar dalam keada'an tidak sadarkan diri, penuh luka-luka. Di larikan ke rumah sakit, lalu Dokter menyatakan bahwa keada'an-nya kritis, gadis itu mengalami koma.
Setelah itu, Niko kembali pada kesadaran'nya. Kali ini siapa? Ia tidak melihat dengan jelas wajah gadis itu.
"Apa ada hubungan'nya sama gue?" saat sedang berfikir, Amara datang tiba-tiba dan duduk di samping Niko, menatap pria itu penuh selidik.
"Kamu kenapa Niko? Ada yang lagi kamu fikirin?" Niko menggeleng, ia kemudian menatap Amara balik, dan detik berikutnya memeluk Amara tiba-tiba. "Kamu aneh ya Ko, suka banget meluk tiba-tiba gini, bikin aku kaget, takut kamu kenapa-napa."
Chup.
Niko mengencup pipi Amara singkat, "Lo sayang sama gue?" Amara mengangguk cepat. 'Gue harap saat waktunya tiba, dimana lo ninggalin gue, gue udah siap akan hal itu. Dan gak sesakit yang gue bayangin sekarang' gumam Niko dalam batin'nya.
Niko menatap wajah Amara lekat, membuat Amara menautkan halisnya bingung. "Kenapa?"
"Apa?"
"Kenapa kamu natap aku kaya gitu? Niko, kamu punya fikiran jorok ya? Mau macem-macemin aku ya?" tuding Amara.
"Enggak."
"Terus? Kenapa kamu natap aku gitu banget?"
"Gue cuman bingung, baru kali ini gue liat hantu secantik lo. Yang sering gue liat muka'nya ancur-ancur semua. Tapi lo beda,"
Amara seketika diam. Ia sendiri bingung, apakah sepenuhnya ia menjadi hantu? Atau justru sebenarnya ia masih memiliki kesempatan hidup?
"Niko, kamu udah makan? Dari tadi kamu jaga'in temen kamu terus, tapi aku gak liat kamu makan."
"Belum"
"Makan. Kamu keluar cari makan,"
"Nanti suapin?" rengeknya bermanja bersandar di bahu Amara.
"Iya, nanti aku suapin." Niko seketika bersemangat! Ia langsung keluar ruangan hendak mencari makanan di kantin. Jujur, ia memang sudah lapar sejak tadi, tapi ia menunggu Amara untuk bisa di suapi, sekaligus lebih menambah stamina saja jika bersama Amara.
Niko bahagia bersama Amara! Ia tidak perduli siapa Amara dan siapa dirinya.
Benteng paling besar di antara keduanya bukan perbeda'an keyakinan, bukan pula jarak, melainkan alam yang tak sama. Akan tetapi Niko selalu menepis hal itu, ia berharap saat waktu itu tiba, ia tidak akan merasakan sakit yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO BOY ✓
Horror[ SEKUEL DARI CERITA PACAR GAIB ] Niko, pria tampan yang memiliki kemampuan dapat melihat makhluk tak kasat mata. kemampuan'nya ini membawa'nya mengenal hantu bernama Amara, hantu berwujud cantik dan menjengkelkan. Mengenal Amara tentu bukanlah hal...