Part 06•••

325 53 3
                                    

BYURRRR!!

"MAMPUS LO! MANGKANNYA GAK USAH SO KECANTIKAN, MUKA LO MIRIP ALAT PEL, GAK USAH BELAGU!"

Gadis cantik berkacama yang di kerjai kakak kelasnya itu menunduk sambil menangis sesegukan, ia tidak berani bicara apapun apalagi membalas hal yang serupa.

Melihat gadis itu di bully habis-habisan, membuat Amara murka. Ia tidak suka melihat orang-orang yang selalu menginjak-nginjak hargadiri oranglain, apalagi melakukan tindakan di luar batas seperti yang di lakukan ketiga Manusia mirip ondel-ondel itu menurut Amara.

Amara merasuki tubuh gadis itu, ia mendorong satu persatu dari ketiga wanita itu cukup kuat, hingga membuat ketiganya tidak menyangka atas tindakan gadis yang menurut mereka cupu.

"LO--"

"Kenapa? Kamu kaget? Kamu bilang, muka aku mirip alat pel? Kamu tiaphari ngaca gak sebelum berangkat ke sekolah? Kamu dan temen-temen kamu itu jauh lebih burik daripada tempat sampah! Sekaligus mulutnya juga sama kaya sampah, sama-sama pantes buat di injek kaya gini--" Amara menarik salah satu dari mereka yang bernama Imel, kemudian Imel jatuh ke lantai dan langsung saja Amara menginjak dada wanita itu.

Kedua temannya, Clara dan Violet terkejut atas apa yang gadis cupu di hadapan mereka lakukan.

"A-ampunn.. gu-gue minta maaf, gue--gue gak akan lakuin itu lagi.."

Amara melepaskan Imel, kemudian kedua temannya membantu wanita itu berdiri. "KALAU SEKALI LAGI DI ANTARA KALIAN-KALIAN ADA YANG GANGGU AKU, MAKA GAK CUMAN TUBUH KALIAN YANG AKU INJEK, BISA JADI AKU KASIH IKAN HIU SEBAGAI UMPAN MEREKA!" perkataan Amara membuat ketiga wanita itu langsung tergesa-gesa keluar dari toilet.

Sebelum Amara pergi dari tubuh gadis yang ia rasuki itu, Amara merasa nyaman memakai tubuhnya, "Sebagai bayaran'nya, aku bakalan masuk tubuh kamu kapan'pun aku mau. Setidaknya aku bisa bermesra'an dengan Niko layaknya Manusia dengan Manusia."

~~~''~~~

BRUKK!

Levia, nama dari gadis cupu yang kena bully oleh Imel and the genk itu terburu-buru menuju kelas, walaupun pakaian'nya basah kuyup, ia harus buru-buru masuk kelas sebelum jam pelajaran di mulai. Sejak tadi ia muter-muter keliling sekolah, karena baru di sekolah dan belum hafal kelasnya sendiri, ia sampai nyasar ke gedung sebrang tempat kakak kelas sampai mendapatkan bully'an.

Gadis ini tak sengaja menubruk Niko yang berjalan santai bersama kedua temannya, Tio dan Rama.

"Ma-maaf kak, aku gak sengaja. Aku minta maaf banget, aku bener-bener gak sengaja, aku--" gadis itu gelagapan tidak jelas, membuat Rama menertawakannya.

"Buset santai aja kali, yang lo tabrak kakak kelas bukan guru BK." ucap Rama. Kemudian Levia memberanikan diri menatap Niko.

Ganteng banget, ucapnya membantin.

Niko yang sama sekali tidak menatapnya balik, bahkan ia melewati gadis itu begitu saja, membuat Levia menganga di tempat. Sedingin itukah? Sampai-sampai tidak mau melirik, apalagi menerima perminta'an maaf-nya?

"Cantik, nama lo siapa? Hehe" tanya Rama mengajak berkenalan. Sebelum Levia menjawab, Tio sudah lebih dulu menarik baju Rama dari belakang, "BANGSATTT TIO, GUE BELUM SELESAI KENALAN SAMA DEDEK EMESSSSSSH ITUUUUUU--"

Levia menggelengkan kepalanya. ada-ada saja kelakuan kakak kelasnya itu, tapi mengingat wajah Niko, Levia tersenyum kecil.

Niko berada di kelasnya, sejak tadi ia tak melihat keberadaan Amara, biasanya gadis itu tak henti-henti menganggunya. Ia merindukan Amara, apalagi ciuman waktu itu membuatnya semakin gila saja tak berhenti memikirkan hantu cantik itu.

"Niko, bayar dong uang kas! Lo udah nunggak dua bulan, masa ganteng-ganteng gak bisa bayar uang kas dua rebu perak doang si sehari?" dia Dini, yang suka menangih uang kas--alias sekertaris di kelas.

Niko menghembuskan nafasnya kasar, "Nomer rekening" ucapnya datar.

"Lo ngapain nanya nomer rekening gue si? Guekan cuman nag-"

"Cepet!" Dini yang di berikan pelototan maut itu langsung saja menyebutkan nomer rekeningnya, Dini langsung memeriksa lewat m-banking di handphone'nya, ia terkejut ketika melihat isi saldo yang bertambah. Niko, lelaki itu mentransfer uang sebesar dua juta, Dini hampir pingsan.

"Cukup? Sekaligus bayar mulut lo yang mirip kereta api!" Setelah mengatakan itu, Niko segera pergi lagi keluar kelas. Malas sekali ia berada di dalam kelas, banyak cewek-cewek caper yang menatap diam-diam tapi tak berani mengatakan apapun, apalagi menggoda Niko. Sebab Niko terkenal dingin, siapapun akan mental duluan walau hanya mendapat pelototan.

"GILA SI NIKO TAJIR BANGET! TELAT AJA TERUS KO SAMPE LULUS, LUMAYAN GUE BISA BELI SKINCARE SK yuhuuuuuu!"

Niko memilih pergi ke rooftop, menghabiskan waktu belajarnya di kelas untuk merokok di tempat ini.

Baru kali ini Niko merasa sangat merindukan seseorang, padahal Amara bukan Manusia. Aneh sekali, sudah berusaha menghindar malah perasaan'nya semakin menjadi.

"Pasti kamu cari aku kan?" Niko menoleh, ia di kejutkan dengan gadis cupu yang sempat menabraknya tak sengaja itu. Gadis itu mendekat lalu memeluk Niko agresif.

Niko mendorong kasar gadis itu, "SINTING LO?"

INDIGO BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang