TAMAT

471 52 12
                                    

Seperti yang sudah menjadi kesepakatan, seberusaha apapun Arselo melindungi Amara, tetap saja Amara tidak akan lepas dari kematian.

Di hadapan seluruh anggota Mavro, dan juga Arselo yang tubuhnya di tahan oleh salah satu anggota, hari ini Niko berada di hadapan Amara yang tersenyum manis tanpa sedikitpun memiliki ketakutan.

Hal ini sudah di rencanakan setelah Amara kembali sehat. Amara tahu kabar berita Gani meninggal dunia, ia sudah sangat siap jika harus mati di tangan Niko.

Niko berada tepat di hadapannya, menatap tidak yakin jika harus mengakhiri hidup Amara saat ini.

"BRENGSEK! DARIPADA LO BUNUH DIA, MENDING LO BUNUH GUE, ANJING!" teriak Arselo.

"Sutttt, udah lo diem. Mulut lo udah hampir robek, mau kita bikin babak belur lagi?" ancam Damar.

"Sekalian bunuh gue, setan! Daripada harus adik gue yang kalian bunuh!"

"Oh tidak bisa, pertunjukan tidak akan seru apabila tidak di tonton nyata oleh peran penting disini." ujar Arta yang kemudian menjadi bahan tawa oleh yang lainnya.

Cakra, lelaki itu hanya diam menatap apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia tidak bisa mengatakan apapun dan berbuat apapun, karena memang semua sudah menjadi kesepakatan. Jika Amara tiada, maka gadis itu tidak akan di miliki Niko, ataupun oranglain, dan itu yang menjadi keuntungan untuk Cakra.

"RA, KABUR RA! BIAR GUE DISINI YANG HADAPIN PARA SETAN!" teriak Arselo.

Bug!

Tio menghajar Arselo, "Lo tentu gak akan lupa seperti apa lo dan temen-temen lo bikin Gani celaka. Dia salah satu anggota yang berjasa buat Mavro, bahkan lo bisa liat sendiri, Cakra sekalipun gak bisa cegah semua ini. Adek lo juga kayanya pasrah, kurang seru sih, tapi gue rasa adek lo gak waras sampe bisa nerima harus mati di tangan orang yang dia sayang."

"ADIK GUE WARAS, ANJING! LO SEMUA YANG GAK WARAS, LO SEMUA GILA! DIA AMARA, ORANG YANG PALING GUE SAYANG, SATU-SATUNYA DALAM HIDUP GUE."

"Bagus. Artinya lo akan hidup sia-sia bukan? Haha."

"BANGSATT!" Arselo berontak, namun ia gagal membela diri, alhasil Tio dan yang lainnya menertawakan kelemahan'nya saat ini.

Niko, pria itu menaik ulur pernafasan'nya seraya meyakinkan diri untuk siap menyelesaikan hidup Amara.

"Niko, nanti aku jadi hantu lagi, nanti kita sama-sama lagi kan?"

"Kalau emang dengan cara ini aku gak berbahaya lagi, dan gak bikin kamu khawatir, ayo bunuh aku. Aku nunggu buat jadi hantu lagi, biar bisa sama kamu."

"Niko aku sayang kamu, kamu tau itu kan?"

Dada Niko terasa sakit. Matanya memanas menahan tangis. Amara adalah gadis paling berarti dalam hidupnya, adalah segalanya untuknya. Lalu? Apa benar, ia sanggup menghabisi gadis itu dengan tangan'nya sendiri?

 Lalu? Apa benar, ia sanggup menghabisi gadis itu dengan tangan'nya sendiri?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INDIGO BOY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang